Industri Keramik Galau, Produksi Turun Gegara Corona

Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan was-was atas merebaknya virus corona di China.
Para personel jajaran Polda DIY diberi pemahaman terkait virus Corona (Foto: Dok Polda DIY/Tagar/Evi Nur Afiah).

Jakarta - Asosiasi Aneka Industri Keramik Indonesia (Asaki) menyatakan was-was atas merebaknya virus corona di China. Pasalnya, sejumlah bahan baku penting penunjang produksi dalam negeri banyak disuplai oleh negara Asia Timur Itu.

Ketua Umum Asaki Elisa Sinaga mengatakan sampai dengan saat ini pelaku usaha memang belum merasakan betul imbas dari virus mematikan tersebut. Akan tetapi, dirinya tidak bisa memastikan apakah kondisi ini akan tetap berlangsung hingga beberapa waktu kedepan.

"Kami belum bisa memprediksi dampak lanjutannya seperti apa, tetapi kami berharap gangguan itu tidak benar-benar terjadi," katanya kepada Tagar di Jakarta, Selasa, 11 Januari 2020.

Mau gak mau, itu langkah antisipasi yang harus ditempuh.

Elisa menambahkan, pelaku usaha setidaknya mempunyai waktu dua hingga tiga bulan kedepan untuk berproduksi secara normal. Asumsi ini didasari oleh kebiasaan sejumlah manufaktur yang melakukan stok raw material untuk satu kuartal.

"Kalau sekarang Februari, mungkin nanti Maret atau April sudah mulai terlihat betul pengaruhnya karena meraka ingin pasok bahan lagi," tuturnya.

Meski demikian, Elisa mengaku telah memberikan solusi guna mengatasi masalah kekurangan tersebut. Dalam catatan dia, opsi mendatangkan bahan baku dari Vietnam atau mungkin Eropa bisa ditempuh oleh pebisnis Indonesia. Walaupun akan berdampak pada pembengkakan biaya produksi, alternatif ini dapat berperan penting untuk menambal suplai material yang tidak bisa diperoleh di dalam negeri. "Mau gak mau, itu langkah antisipasi yang harus ditempuh," ucap dia.

Industri keramik sanitaryIndustri keramik sanitary. (Foto: bbk.go.id)

Sebelum tahun baru China (Imlek) yang kemarin, kami sudah memasukkan bahan-bahan produksi sehingga masih aman saat ini.

Terpisah, salah satu produsen produk keramik dan sanitari di Tanah Air mengaku belum merasakan dampak signifikan atas penyebaran virus corona. Kepala Hubungan Masyarakat Germany Brilliant Andreas mengatakan perusahannya telah melakukan stok bahan baku sejak beberapa waktu lalu. "Sebelum tahun baru China (imlek) yang kemarin, kami sudah memasukan bahan-bahan produksi sehingga masih aman saat ini," ujarnya.

Walaupun dapat memastikan proses produksi dan penjualan dapat berjalan lancar saat ini, dirinya tidak bisa memastikan apakah kondisi serupa bisa terjadi pada bulan-bulan berikutnya. "Yang jelas kami masih berproduksi sampai periode kedepan," ungkap Andreas.

Sebagai informasi, pada sepanjang 2019 perkiraan utilitas produksi pabrikan keramik di Indonesia sebesar 67,7 persen dengan total produksi 350 juta meter persegi. Angka utilitas tersebut tumbuh dibandingkan dengan 2018 yang sebesar 60,3 persen dengan total produksi 308 juta meter persegi.[]

Baca Juga:

Berita terkait
Terawan Diminta Buka Mata Virus Corona di Indonesia
Politikus Gerindra, Iwan Sumule menilai harusnya Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menjadi tersangka pertama kasus suap PAW anggota DPR.
Kemenkes: Virus Corona Tidak Dapat Diprediksi
Sekretaris Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes Achmad Yurianto menyebutkan Indonesia punya 3 alat pendeteksi corona.
RS Bhayangkara Polri Turut Waspada Virus Corona
RS Bhayangkara Polda DIY turut mewaspadai virus Corona, salah satunya para personel diberi pemahaman terkait virus mematikan tersebut.