Banda Aceh - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur Aceh, Nova Iriansyah ikut menyoroti survei yang dilakukan oleh Kementerian Agama Republik Indonesia mengenai indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) tahun 2019.
Nova mengaku tidak tertarik dengan hal-hal bersifat kuantitatif berdasarkan survei oleh Pusat Penelitian dan Pengemangan Agama dan Layanan Keagamaan Kemenag RI.
“Saya kurang tertarik dengan hal - hal yang kuantitatif, coba ditanya yang menulis indeks itu bagaimana metode menulisnya, dan lain-lain. Kemenag kadang-kadang menggunakan ausosing juga, surveornya,” katanya di sela-sela menyerahkan sertifikat halal kepada pelaku usaha di Kantor MPU Aceh, Aceh Besar, Kamis 12 Desember 2019.
Itu tidak bisa digunakan untuk menghakimi pemerintah Aceh.
Menurut Nova, survei yang dilakukan oleh Kemenag RI jelas-jelas tidak fair dan terkesan merugikan provinsi Aceh. Meski demikian, katanya, pemerintah Aceh tidak ada keinginan untuk menggugat hasil survei itu. Sebab, apa yang dilakukan Kemenag RI hanyalah bersifat akademik saja.
“Saya tidak ingin menggugat metodologinya dan lain-lain, ini akademik, tapi itu tidak bisa digunakan untuk menghakimi pemerintah Aceh,” ujar Nova.
Ia mencontohkan, seperti survei kemiskinan di Aceh, di mana menempatkan provinsi ini sebagai daerah termiskin di Sumatera, namun angka pengganggurannya lebih baik dibandingkan provinsi Bengkulu.
Baca juga: Indeks Kerukunan di Aceh Terendah, FKUB Protes
Namun, kata Nova, hal itu berbanding terbalik dengan provinsi Bengkulu yang memiliki angka kemiskinan lebih sedikit daripada Aceh, tetapi penganggurannya lebih tinggi.
“Misalnya di Sumatera kita angka kemiskinan paling tinggi dari 10 provinsi, tapi pengangguran lebih tinggi di Bengkulu dengan Aceh, kok pengangguran lebih banyak, tapi kita (Aceh) yang lebih miskin, tetapi menggunakan angka-angka itu untuk menghukum pemerintah Aceh itu tidak fair,” kata Nova.
Sebelumnya diberitakan, hasil survei Kementerian Agama Republik Indonesia yang dirilis pada Rabu 11 Desember 2019 menempatkan Provinsi Aceh di nomor paling bawah sebagai daerah dengan Indeks Kerukunan Umat Beragama (KUB) untuk tahun 2019. Provinsi yang dijuluki Serambi Mekkah ini hanya memperoleh peringkat 34 dengan skor 60,2.
Menanggapi hasil survei itu, Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Aceh, Nasir Zalba mengatakan bahwa pihaknya memprotes hasil survei itu. Sebab, selama ini FKUB tidak pernah dilibatkan dalam menilai kerukunan umat beragama di Tanah Rencong.
“Itulah kita nggak ngerti, saya selaku ketua FUKP nggak pernah dihubungi, ditanya misalnya kan, diwawancarai, nggak ada, kok langsung keluar hasil itu, siapa respondennya,” kata Nasir Zalba kepada wartawan di Banda Aceh, Rabu 11 Desember 2019 sore.
Nasir mempertanyakan apa indikator Kemenag RI saat menyebut Aceh sebagai daerah dengan indeks KUB terendah. Ia juga mempertanyakan metode apa yang dilakukaan saat survei atau penelitian.
“Jangan seenak-enak saja, kita baik-baik di sini masak diusik, jangan beginilah, kalau memang mau menyudutkan Aceh jangan seperti itu, dengan cara-cara seperti itu, saya kepala FKUB tidak pernah dihubungi,” ujar Nasir. []
