IMF Sebut Uni Eropa Akan Menyesal Jika Turuti Tuntutan Petani

Para petani dari Jerman, Prancis, Italia, Belgia, dan Yunani telah melakukan protes selama berminggu-minggu
Sekitar 1.000 traktor telah menyumbat rute menuju KTT Uni Eropa (Foto: dw.com/id - BERTRAND GUAY/AFP)

TAGAR.id - Dana Moneter Internasional (IMF) sebut Uni Eropa harus menolak tuntutan para petani untuk memberikan dukungan keuangan yang lebih besar. Hal ini untuk mencegah penyesalan di kemudian hari.

Para petani dari Jerman, Prancis, Italia, Belgia, dan Yunani telah melakukan protes selama berminggu-minggu. Sebagian besar aksi demonstrasi yang bersifat damai bertujuan untuk memenangkan konsesi dari para pemimpin Eropa menjelang pemilu mendatang.

"Anda melihat para petani melakukan protes. Secara kemanusiaan, saya memahami mereka menghadapi lebih banyak kesulitan dan tidak mudah untuk melakukan pekerjaan yang mereka lakukan," kata Direktur IMF, Kristalina Georgieva, dalam konferensi pers di Washington, AS.

"Namun, jika sentimen tersebut terus berlanjut dan membuat pemerintah terpojok sehingga mereka tidak mampu melakukan apa yang diperlukan untuk memperkuat perekonomian, maka mungkin akan ada hari-hari yang disesali,” tambahnya.

Kristalina GeorgievaKristalina Georgieva menyebut tuntutan petani membuat pemerintah terpojok dan tak mampu merumuskan kebijakan yang baik bagi perekonomian (Foto: dw.com/id - Britta Pedersen/dpa/picture alliance)

Menuntut masa depan pertanian di Eropa

Ribuan petani dari seluruh Eropa melakukan protes di Brussel pada hari Kamis (1/2/2024) saat Presiden Perancis, Emmanuel Macron, dan Ketua Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, bertemu membahas mengenai "masa depan pertanian Eropa.”

Usai KTT, Macron menyebut Prancis telah berhasil membujuk Uni Eropa (UE) untuk "menerapkan aturan yang lebih ketat" terhadap impor sereal dan unggas, termasuk dari Ukraina.

Para petani memblokir jalan-jalan menuju pertemuan puncak Uni Eropa di Brussel pada Kamis (1/2/2024), dengan menggunakan sekitar 1.000 traktor, kata polisi Belgia.

Seorang juru bicara polisi mengatakan kepada kantor berita Prancis AFP bahwa "ada 1.000 traktor atau mesin pertanian."

Para petani yang marah mengeluhkan pajak, kenaikan biaya, murahnya impor, peraturan, dan birokrasi. Mereka berharap protes mereka akan membuat suara mereka didengar di pertemuan puncak.

Mengapa petani protes?

Para petani mengeklaim penghasilan mereka tidak mencukupi dan pajak serta peraturan ramah lingkungan mencekik mereka, karena mereka menghadapi persaingan tidak sehat dari luar negeri.

"Mereka datang untuk menyampaikan pesan kepada para pemimpin UE bahwa bisnis mereka tidak berkelanjutan. Para petani mengatakan bahwa mereka mengalami kenaikan harga, biaya bisnis mereka telah meningkat sebesar 30.000 euro (sekitar Rp 512 juta) per tahun,” kata Mhundwa dari DW, merujuk pada kenaikan harga pupuk, listrik, dan bahan bakar.

Mhundwa mengatakan para petani juga khawatir dengan target "ambisius” yang ditetapkan oleh UE untuk mengurangi emisi karbon, yang secara langsung berdampak pada cara mereka beroperasi.

"Mereka datang untuk mengirim pesan bahwa ini sulit,” kata koresponden DW. Dia menambahkan bahwa subsidi pertanian yang besar dari UE cenderung menguntungkan petani besar, sedangkan petani kecillah yang melakukan protes di Brussel. [rs/ha (AFP, AP, Reuters)]/dw.com/id. []

Berita terkait
Tanpa Kontrak Sebelum Tanam Tidak Ada Jaminan Petani Jagung Keerom di Papua Meraup Untung
Seperti diberitakan Presiden Jokowi tanam benih jagung bersama para petani di lumbung pangan atau food estate di Kab Keerom, Prov Papua