Tanpa Kontrak Sebelum Tanam Tidak Ada Jaminan Petani Jagung Keerom di Papua Meraup Untung

Seperti diberitakan Presiden Jokowi tanam benih jagung bersama para petani di lumbung pangan atau food estate di Kab Keerom, Prov Papua
Presiden Jokowi saat menanam benih jagung bersama para petani di food estate di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, 21 Maret 2023. (Foto: setkab.go.id/BPMI Setpres/Kris)

Oleh: Syaiful W. Harahap*

Catatan: Artikel ini pertama kali ditayangkan di Tagar.id pada tanggal 8 Juli 2023. Redaksi.

TAGAR.id - Salah seorang petani di Kabupaten Keerom, Papua, Dorteis, berharap dengan adanya pengolahan lahan di food estate atau lumbung pangan tersebut juga dapat meningkatkan pemberdayaan masyarakat dan meningkatkan pendapatan mereka.

Harapan Dorteis itu ada dalam berita “Harapan Petani Kabupaten Keerom di Papua Terkait dengan Lumbung Pangan Jagung” (Tagar.id, 23 Maret 2023).

Seperti diberitakan Presiden Jokowi menanam benih jagung bersama para petani di lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa, 21 Maret 2023.

Dengan menggunakan alat mesin pertanian (Alsintan) Presiden Jokowi menaman benih jagung di lumbang pangan Keerom pada lahan seluas 10.000 hektare.

Harapan petani Keerom itu sangat realistis, tapi yang jadi masalah adalah apakah hasil panen jagung itu kelak mempunyai nilai tukar yang menguntungkan ketika dijual. Selain itu apakah ada pasar jagung dengan jumlah besar di Keerom?

Dengan produksi yang diperkirakan pada panen perdana Juni 2023 sekitar 4 ton/hektare tentu saja hasil panen akan melimpah. Apalagi kelak dengan intensifikasi disebut hasil panen bisa mencapai 10 ton/hektare seperti di Pulau Jawa tentulah panen melimpah ruah.

Masalah besar yang dihadapi petani ketika panen raya hasil bumi, seperti padi, sayur-mayur, kacang kedelai dan jagung adalah harga yang anjlok. Harga jual tidak sebanding dengan biaya yang sudah dikeluarkan.

Padahal, seperti padi ada harga beli yang ditetapkan pemerintah, tapi sering terjadi harga justru di bawah harga beli pemerintah. Petani tidak bisa menahan padi karena butuh dana, apalagi bagi mereka yang meminjam uang untuk keperluan pengolahan lahan sampai menamam.

jokowi di food estate keeromPresiden Joko Widodo meninjau lumbung pangan atau food estate di Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, pada Selasa, 21 Maret 2023. (Foto: presidenri.go.id/BPMI Setpres/Laily Rachev)

Harga jual hasil bumi tidak menguntungkan petani karena tidak sebanding dengan harga kebutuhan pokok lain, seperti gula pasir, garam, minyak goring dan lain-lain.

Dengan kondisi itu petani tidak bisa mengharapkan ada margin keuntungan. Bahkan, untuk modal pengolahan lahanpun tidak sedikit petani yang terbelit utang dengan pengepul atau pengijon.

Untuk itulah perlu langkah yang jitu agar petani tidak rugi ketika panen atau kena bencana alam sebelum panen.

Di Jepang, misalnya, dikenal ada kontrak sebelum musim tanam dengan menyepakati harga ketika panen kelak.

Harga jagung di pasar internasional Rp 4.017,10/kg di awal tahun 2023, sedangkan harga di dalam negeri berkisar antara Rp 3.000 – Rp 3.500 per kilogram. Saat panen harga ini bisa terjun langsung yang jadi ‘bel kematian’ bagi petani jagung nasional.

Harga yang disepakati jadi patokan bagi pemerintah untuk membeli jagung petani biarpun harga saat panen naik atau turun. Bahkan, ketika gagal panen karena bencana alam petani tidak rugi karena sudah ada kontrak sebelum musim tanam.

Harga patokan saat panen itu bisa juga didukung oleh asuransi kerugian terutama terkait dengan risiko gagal panen. Premi bisa dibayar oleh petani setelah meneken kontrak dengan pemerintah di awal musim tanam, atau dibayar pemerintah.

Bertolak dari pengalaman yang berulang setiap panen yaitu harga jual anjlok, maka tidak ada pilihan selain membuat kontrak dengan petani sebelum musim tanam.

kota arso di keeromKota Arso sebagai Ibu Kota Keerom di tenggara Kota Jayapuara (Sumber: pinhome.id)

Jika ditarik nun ke Keerom dengan hasil panen jagung yang melimpah, apakah pasar di Keerom bisa menampung hasil panen?

Tentu saja tidak mungkin karena bahkan makanan pokok di Keerom bukan jagung sehingga jagung hanya makanan sampingan.

Pola makan masyarakat di Papua rusak karena transmigran membawa nasi sebagai makanan pokok meminggirkan sagu dan umbi-umbian yang sebelumnya jadi makanan pokok di Papua.

Pola tanam dan pola makan sebagian besar penduduk Papua bergeser dari umbi-umbian, jagung dan sagu ke beras karena kehadiran transmigran.

Padahal, sejak lama penduduk asli Papua, terutama yang di pegunungan, selalu menamam kembali umbi-umbian dan jagung setelah mereka panen. Begitu pula penduduk di pesisir mereka selalu menyediakan sagu.

Tapi, karena beras sangat mudah diperoleh di pasar merekapun tidak lagi menjalankan tradisi yang sudah menghidupi mereka secara turun-temurun. Mereka tidak lagi menaman umbi-umbian dan jagung secara sistematis. Begitu pula penduduk pesisir tidak lagi mengolah sagu secara teratur.

Selain karena mengabaikan tradisi bercocok-tanam yang khas, cuaca yang ekstrimpun bisa merusak tanaman sehingga gagal panen.

Celakanya, lahan di Papua tidak mendukung untuk tanaman padi karena di lahan perbukitan yang tidak mempunyai saluran irigasi teknis. Ini membuat harga besar mahal karena didatangkan dari luar Papua, seperti di Sulawesi.

Maka, ketika warga di Keerom tidak menjadikan jagung sebagai makanan pokok dan di sana juga tidak ada pabrik pengolahan jagung, misalnya, untuk bikin tepung jagung harga jual jagung ketika panen akan rendah.

Maka, sejatinya Pemerintah Kabupaten Keerom dengan dukungan Kementerian Pertanian dan BUMN membuat kontrak dengan petani jagung untuk menyepakati harga saat panen kelak. Dengan cara ini barulah bisa dikatakan lumbung pangan Keerom akan meningkatkan taraf hidup warga Keerom. (Artikel ini pertama kali ditayangkan di Tagar.id pada tanggal 3 Maret 2023). []

* Syaiful W. Harahap adalah Redaktur di Tagar.id

Berita terkait
Harapan Petani Kabupaten Keerom di Papua Terkait dengan Lumbung Pangan Jagung
Dorteis berharap pengolahan lahan di food estate tersebut juga dapat tingkatkan pemberdayaan masyarakat dan tingkatkan pendapatan mereka
0
Tanpa Kontrak Sebelum Tanam Tidak Ada Jaminan Petani Jagung Keerom di Papua Meraup Untung
Seperti diberitakan Presiden Jokowi tanam benih jagung bersama para petani di lumbung pangan atau food estate di Kab Keerom, Prov Papua