Jakarta - Manajemen PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BBTN mengakui pandemi Covid-19 berdampak terhadap pembatasan operasional. Perseroan memperkirakan akan terjadi penurunan laba bersih pada semester pertama 2020 berkisar 25 hingga 50% dibandingkan periode sama tahun lalu. Begitu pula pendapatan kemungkinan juga turun 25%.
Menurut keterangan manajemen BTN dalam keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), akibat imbas Covid-19, perseroan terpaksa menutup sementara empat kantor kas. Empat kantor kas itu terdiri dari dua kantor kas yang terletak di universitas yang masih melakukan penutupan operasional dan dua kantor kas yang berada di rumah sakit rujukan pemerintah untuk penanganan Covid-19.
Baca Juga: Isu Hoax, Bank BTN Minta Nasabah Jangan Panik
BTN menyebutkan kontribusi pendapatan dari kegiatan opersional yang terganggu terhadap total pendapatan sekitar 25%. Untuk mempertahankan kelangsungan usaha di tengah pandemi Covid-19, perseroan melakukan upaya sebagai berikut:
1. Menetapkan kebijakan relaksasi ketentuan restrukturisasi kredit untuk memfasilitasi debitur-debitur yang terkena dampak sosial dan ekonomi akibat pandemi
2. Mengurangi jam layanan kantor serta penutupan sementara outlet
3. Melaksanakan kebijakan kerja dari rumah terhadap kriteria pegawai yang berisiko tinggi
4. Mengimplementasikan split operation pada aktivitas operasional
5. Melakukan steriisasi dan pemberian disenfektan di ruang kerja
6. Melaksanakan screening atas pegawai maupun pengunjung
7. Melaksanakan program efisiensi terkait beberapa anggaran biaya
8. Menjaga produktivitas dengan melaksanakan 3C (cross selling, data cleansing, dan aktivitas terkait collection)
9. Optimalisasi digital dengan banking from home dan KPR from home.
Simak Pula: BTN Masuk Top 3 ASEAN Tata Kelola Perusahaan
Sementara itu pada kuartal I/2020, BTN membukukan perolehan laba senilai Rp 457 miliar. Jika dibandingkan periode sama tahun lalu, realisasi tersebut turun 36,79%. []
