Fundamental kuat, saham BTN banyak diburu investor
Jakarta - Analis Mandiri, Tjandra Lienandjaja memperkirakan harga saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) bisa mencapai Rp 1.350. Hal ini didukung oleh kinerja bisnis Bank BTN, khususnya di segmen KPR Subsidi masih terus bertumbuh.
Terlebih, ucap Tjandra, karena adanya tambahan kuota dari subsidi selisih bunga sebagai salah satu kebijakan ekonomi pemerintah di tengah pandemi Covid-19. “Penambahan ini akan membantu NIM (Net Interest Margin) BBTN lebih baik,” ujarnya.
Baca Juga: Kredit Macet Melonjak, Harga Saham Bank BTN Ambruk
Analis Ciptadana Securities, Erni Marsella Siahaan mengatakan saham BBTN masih layak dikoleksi karena potensi peningkatan Net Interest Margin (NIM) atau margin bunga bersih pada semester kedua tahun ini.
“BBTN akan meraih tambahan likuiditas karena pelonggaran Giro Wajib Minimum (GWM) , sehingga NIM bisa naik dengan cost of fund yang makin rendah karena tambahan kuota dari skema Subsidi Selisih Bunga (SSB),” papar Eni di laporan risetnya, Senin, 8 Juni 2020 seperti dikutip dari emitennews.com.
NIM Bank BTN diprediksi akan naik tipis
Eni memprediksi NIM BBTN akan naik tipis menjadi 3,1%-3,3% pada akhir tahun 2020 ini dibandingkan posisi NIM pada kuartal pertama tahun ini di 3,1%. Kiat Bank BTN dalam memperbaiki kualitas asetnya dinilai positif, dalam analisanya, upaya management untuk mengikis rasio kredit macet dengan cara lelang dapat menekan NPL di level 4,9%.
Grafik Harga Saham Bank BTN (Yahoo Finance)
Saham Bank BTN terus diburu investor. Pada penutupan perdagangan Senin, 8 Juni 2020, saham BBTN melonjak 11,37% ke level Rp 1.175. Transaksi saham BBTN juga cukup besar dengan volume perdagangan mencapai 3,4 juta lembar saham dengan nilai transaksi mencapai lebih dari Rp 400 miliar.
Jika dihitung sejak penutupan pada 29 Mei dimana harga saham BBTN sekitar Rp760, maka saham emiten bank yang fokus pada pembiayaan perumahan tersebut telah naik sekitar 54% hingga saat ini.
Dalam analisanya, Eni mempertahankan rekomendasi beli dengan target harga 1.275 per saham. Adapun saham BBTN saat ini masih diperdagangkan cukup murah dengan Price to Book Value atau PBV 0,5x lebih rendah dari rata-rata PBV saat ini di 1.1x. “Perubahan target price karena perubahan asumsi NIM, dan biaya kredit,” papar Eni.

Chief Economist BTN, Winang Budoyo menilai kenaikan harga saham perseroan membuktikan kepercayaan investor yang cukup besar terhadap kinerja Bank BTN. “Selain itu kehadiran Tapera juga direspon positif pasar dengan mengoleksi saham BBTN,” ujar Winang.
Sebelumnya Yossy Girsang, Pengamat Ekonomi dan Praktisi Pasar Modal dalam analisnya menyebutkan, harga saham Bank BTN (BBTN) hingga akhir penutupan perdagangan tanggal 6 April 2020 masih berada di level harga Rp 1.005, seperti harga 5 tahun lalu.
Yang artinya pemegang saham dalam jangka panjang masih belum memperoleh untung dari membeli saham PT Bank Tabungan Negara Tbk ini. "Miris memang, karena memang dari tahun ke tahun kinerja dari Bank BTN justru semakin tidak sehat dan mengkhawatirkan," kata Yossy yang merupakan Tim Ekonomi Tagar.
Simak Pula: Dugaan Korupsi, Harga Saham Bank BTN Anjlok
Saham Bank BTN Belum Layak Dikoleksi
Dengan situasi kinerja Bank BTN yang masih perlu waktu untuk berbenah, Yosssy melihat bahwa saham Bank BTN masih berisiko tinggi untuk dimiliki apalagi untuk investasi jangka panjang. Menurut Yossy, dengan situasi wabah pandemi Covid-19 saat ini, yang pasti akan berdampak pada level NPL yang lebih tinggi lagi karena penangguhan pembayaran kredit, dan dengan kondisi NPL gross dari Bank BTN saat ini masih sangat tinggi di 4,78% lebih baik hindari dulu membeli saham Bank BTN. []