Banda Aceh - Jumlah pasien positif C-19 di Aceh terus melonjak dari hari ke hari. Dinas Kesehatan Provinsi Aceh mencatat, hingga Rabu, 9 September 2020 pukul 15.19 WIB, total pasien C-19 di Tanah Rencong mencapai 2.151 kasus.
Dari jumlah itu, 1.366 di antaranya masih menjalani perawatan atau pun isolasi mandiri, 700 sudah sembuh dan 85 meninggal dunia. Dari 2.151 orang, terdapat lebih 10 persen merupakan tenaga medis, bahkan 1 di antaranya meninggal dunia pasca merawat pasien.
Kondisi tersebut menimbulkan kekhawatiran dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Wilayah Aceh. Selain khawatir banyaknya tenaga medis yang terpapar C-19, IDI juga khawatir pandemi C-19 terus melebar di Bumi Serambi Mekkah.
Upaya ini harus meliputi promotive atau preventif di hulu dan kuratif di hilir secara seiimbang.
Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman mengatakan bahwa ada sekitar 1 juta warga di provinsi ini yang rawan terpapar C-19. Data ini berani disebutkan setelah mendapat konfirmasi dari sejumlah ahli di Aceh.
“Lebih dari 1 juta penduduk Aceh menjadi kelompok rawan bila terserang C-19 karena memiliki penyakit penyerta seperti DM, hipertensi, penyakit jantung lain, gagal ginjal, penyakit paru dan obesitas," ujar Safrizal dalam konferensi pers melalui aplikasi zoom, Rabu, 9 September 2020 sore.
Menurut Safrizal, persoalan itu harus diatasi serius oleh Pemerintah Aceh. Pemerintah harus melakukan upaya terstruktur dan simultan dengan melibatkan seluruh komponen masyarakat termasuk para tokoh, ulama, universitas dan cerdik pandai dalam perang melawan C-19, dengan strategi yang jelas dan terbuka.
"Upaya ini harus meliputi promotive atau preventif di hulu dan kuratif di hilir secara seiimbang," ujar Safrizal.
Selain itu, IDI menilai pemerintah harus segera melakukan upaya test masif dengan metode swab PCR, sehingga akan menemukan jauh lebih banyak masyarakat yang terpapar C-19.
"Pemerintah juga harus menyiapkan tenaga medis cadangan untuk membantu pusat-pusat perawatan C-19 dalam upaya memberikan pelayanan maksimal kepada pasien, sekaligus perlindungan terhadap tenaga medis," tutur Safrizal.
Baca juga:
- Lagi, Pasien C-19 Meninggal di RSUCM Aceh
- C-19 di Aceh Tinggi, Komnas HAM Usulkan PSBB
- Daerah Zona Merah C-19 di Aceh
Dalam kesempatan itu, IDI juga meminta masyarakat untuk membantu pemerintah dalam melawan pandemi dengan menerapkan protokol kesehatan, seperti cuci tangan, pakai masker, jaga jarak dan lain sebagainya.
“IDI yakin langkah dan upaya ini bisa mengendalikan pandemi C-19 di Aceh," ujarnya. []