Makassar - Indonesia Corruption Watch (ICW) menyebut maraknya Operasi Tangkap Tangan (OTT) yang dilakukan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dengan melibatkan kepala daerah sebagai tersangka, disebabkan adanya investor politik atau cukong politik dalam setiap momen Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada).
Salah satu kasus yang tengah marak di masyarakat, yakni Bupati Sidoarjo, Saiful Ilah yang terjaring OTT KPK diduga tersangkut dalam kasus dugaan korupsi barang dan jasa yang terjadi beberapa waktu lalu.
Saya kira kasus korupsi sudah sangat banyak, dan OTT ini menggambarkan bobroknya kaderisasi partai politik.
Menurut peneliti ICW, Kurnia Ramadhana adanya investor politik atau cukong ini tentunya menjadi catatan bagi setiap kader politik yang ingin bertarung dalam setiap momen pemilihan untuk berhati-hati lagi.
"Cukong politik saya kira itu menjadi dasar bagaimana investor politik mengumpulkan dana, sehingga yang bersangkutan menjabat tentu berupaya mengembalikan sumbangan dari pihak tertentu dan ini menjadi bahan catatan," ungkapnya.
Kurnia menerangkan, dengan banyaknya kepala daerah yang terjaring dalam OTT yang dilakukan KPK membuktikan bahwa sistem kaderisasi di setiap partai politik tidak berjalan dengan baik atau buruk.
"Saya kira kasus korupsi sudah sangat banyak, dan OTT ini menggambarkan bobroknya kaderisasi partai politik," tuturnya.
Sehingga kata Kurnia, penegak hukum harus lebih jeli lagi dalam melihat adanya potensi-potensi terjadi korupsi baik pada saat Pemilu, Pileg dan Pilkada.
Dalam proses pemilihan hingga terpilihnya seorang kepala daerah nantinya, tutur Kurnia tidak tersangkut dalam kasus korupsi, apalagi sampai terjaring OTT KPK.
"Ini kerap dijadikan sebagai kejahatan korupsi di masa akan datang ketika terpilih dan mahar politik juga itu sangat krusial," pungkasnya. []
Baca juga:
- Mahfud MD Paparkan Politik Uang di Sistem Pilkada
- Waspada Pemodal untuk Peserta Pemilu 2019 Memicu Aksi Korupsi
- Berbiaya Tinggi, Tito Riset Negatif Pilkada Langsung