Ibas: Bagaimana Kalau Terjadi Teror yang Mencederai Anggota Dewan?

Ibas: bagaimana kalau terjadi teror yang mencederai anggota dewan? Ia mengecam terjadinya penembakan salah sasaran di kantor DPR.
Ketua Fraksi Partai Demokrat DPR Edhie Baskoro Yudhoyono (kedua kiri) didampingi anggota Komisi I DPR, Teuku Riefky Harsya (kiri) dan Ketua DPD Partai Demokrat Aceh, Nova Iriansyah (ketiga kiri) menerima kue ulang tahun ke 17 Partai Demokrat dari pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) saat meninjau bazar di Banda Aceh, Kamis (20/9/2018). Kunjungan Edhie Baskoro Yudhoyono bersama rombongan di Aceh merupakan rangkaian dari kegiatan HUT ke-17 Partai Demokrat yang diisi dengan kegiatan silaturahmi dengan kader dan pengurus partai serta pengukuhan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) binaan Partai Demokrat. (Foto: Antara/Ampelsa)

Jakarta, (Tagar 17/10/2018) - Ketua Fraksi Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono mengecam terjadinya penembakan salah sasaran yang terjadi di Kompleks Parlemen, karena seharusnya para anggota DPR dan staf yang berada di lingkungan tersebut diberikan perlindungan dan dijaga keamanannya.

"Kami menyayangkan peristiwa tersebut, seharusnya ruangan di Kompleks Parlemen yang semestinya dijaga keamanan dan perlindungannya," kata Edhie Baskoro Yudhoyono atau Ibas di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu mengutip Antara.

Dia mengatakan Kompleks Parlemen harus benar-benar aman sehingga anggota DPR yang melakukan kerja politik tidak menjadi gelisah, takut, dan mengurangi rasa percaya diri.
Ibas mengajak semua pihak membuka mata dan telinga untuk meningkatkan keamanan khususnya kesekjenan DPR untuk menyiapkan perangkat pengamanan di dalam kompleks dan seluruh gedung parlemen.

"Kami berharap Kepolisian dan pihak terkait segera mengungkapkan apa yang sesungguhnya terjadi, investigasi menyeluruh, baik di dalam maupun luar, dimintai keterangan mereka yang mengetahui kejadian ini," ujarnya.

Baca juga Heboh Peluru Nyasar, Polisi: Sabar, Tunggu Olah TKP

Ibas juga menyerukan kepada Pengamanan Dalam (Pamdal) DPR untuk melakukan pengecekan secara berkala di lingkungan Kompleks Parlemen. Menurut dia, Pamdal harus terus berpatroli dan kamera CCTV harus disiagakan terus karena bisa saja kejadian ini bukan hanya sekadar latihan.

"Bagaimana kalau terjadi kegiatan terorisme atau kejahatan lain yang ingin mencederai anggota dewan atau seluruh penghuni kompleks parlemen," katanya.

Dia mengusulkan agar jika kompleks pelatihan Perbakin yang berada di belakang Kompleks Parlemen dianggap terlalu dekat, maka harus segera direlokasi.

Menurut dia, di mana pun tempat latihan menembak jarang sekali berada di tengah kota karena melihat kondisi saat ini sangat tidak relevan lapangan tembak berada di tengah kota.

"Kami usulkan sementara ini dihentikan dulu kegiatannya, bukan berarti kami menyalahkan Perbakin, tapi carikan solusinya, dicarikan tempat yang lebih nyaman. Jauh dari pemukiman, tempat keramaian dan tempat bekerja," ujarnya.

Penjelasan Mabes Polri

Mabes Polri menyatakan bekas peluru salah sasaran yang ditemukan di dua lokasi, yakni ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya dan anggota Fraksi PAN Totok Daryanto merupakan sisa penembakan sebelumnya.

"Jadi info yang kami dapat dari Polda Metro Jaya, itu merupakan sisa dari empat peluru yang ditembakkan kemarin, jadi dari hasil olah TKP kemarin baru ditemukan dua peluru dan hari ini ditemukan lagi dua peluru," ujar Karopenmas Divisi Humas Polri Brigjen Pol Dedi Prasetyo di Jakarta, Rabu.

Untuk itu, tersangka penembakan salah sasaran masih dua orang, berinisial IAW dan RMY dengan motif kesalahan manusia.

Seusai melakukan olah TKP, ujar Dedi, kemudian peluru yang diambil akan dibawa ke labfor untuk mengetahui identik atau tidaknya senjata yang digunakan dengan peluru yang ditemukan di TKP.

Baca juga Heboh Peluru Nyasar, Polisi Temukan Pelaku Penembakan

Ia menegaskan kepolisian bekerja berdasarkan fakta yang ditemukan di TKP dan hasil kajian labfor dan tidak berdasar asumsi semata.

Dedi pun mengimbau masyarakat untuk tetap tenang terkait ditemukannya dua bekas peluru di ruang kerja anggota DPR yang berbeda hari ini.

"Itu sisa kemarin. Jadi tolong tetap tenang. Artinya Polda Metro Jaya mampu mengendalikan keamanan di Jakarta," tutur dia.

Ada pun polisi menyita barang bukti satu pistol merek dan tipe Glock 17 kaliber sembilan milimeter, peluru 9x19, tiga magazine (wadah penyimpan peluru di pistol) berikut tiga kotak peluru ukuran 9x19.

Glock bukan standar pistol sport dengan bahan dasar polimer diperkeras lazim dipakai kalangan penegak hukum dan militer di banyak negara.

Juga satu pistol sport merek AKAI Costum buatan Austria kaliber 0,40 warna hitam, dua magazine, dan satu kotak peluru ukuran 0,40.

IAW dan RMY dikenakan pasal 1 ayat (1) UU Darurat No. 12/1951 tentang Senjata Api dan Bahan Peledak dengan ancaman hukuman maksimal 20 tahun penjara.

Peluru Salah Sasaran

Sebelumnya, bekas dugaan penembakan peluru salah sasaran ditemukan pada dua lokasi yaitu di ruangan anggota Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri Jayabaya dan anggota Fraksi PAN Totok Daryanto.

Ruangan Vivi berada lantai 10 nomor 1008 dan ruangan Totok berada di lantai 20 nomor 2003, kedua ruangan tersebut di Gedung Nusantara I, Kompleks Parlemen.

"Dan yang di tempatku itu pelurunya tidak masuk ke ruangan, namun kena besi penyekat kaca itu," kata Totok Daryanto saat dihubungi wartawan di Jakarta, Rabu.

Totok menyerahkan sepenuhnya kepada pihak Kepolisian untuk mencari selongsong pelurunya.

Dia mengatakan dirinya diberitahukan stafnya terkait adanya dugaan bekas penembakan itu pada Rabu (17/10) pagi karena dirinya baru sampai Indonesia setelah pulang dari luar negeri.

"Tidak ada masalah, itu peristiwa dua hari lalu," ujarnya.

Totok berharap Kepolisian dapat mengungkap peristiwa tersebut secara transparan sehingga dapat diketahui latar belakang kejadian tersebut.

Sebelumnya, Sekretaris Fraksi Partai Demokrat DPR RI Didik Mukrianto membenarkan adanya bekas penembakan di salah satu ruangan anggota Fraksi Demokrat yaitu Vivi Sumantri Jayabaya.

"Hari ini kami dapat laporan dari staf anggota kami di ruangan Vivi ada peluru nyasar," kata Didik di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.

Dia mengatakan peristiwa bekas peluru nyasar itu baru diketahui pada Selasa (16/10) dan hari ini (17/10) meminta Kepolisian untuk menginvestigasi.

Menurut dia, ketika peristiwa peluru nyasar pada Senin (15/10), ruangan Vivi dalam keadaan kosong dan baru diketahui ada bekas penembakan pada Selasa (16/10). []

Berita terkait
0
David Beckham Refleksikan Perjalanannya Jadi Pahlawan untuk Inggris
David Beckham juga punya tips untuk pesepakbola muda, mengajak mereka untuk menikmati momen sebelum berlalu