Jakarta - Perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi asal China, Huawei resmi meluncurkan mobile service yang diberi nama Huawei App Gallery. Hal ini menyusul masuknya Huawei ke dalam daftar hitam entity list Amerika Serikat (AS), yang membuat ponsel keluaran terbaru Huawei tidak mendapat dukungan Google.
Huawei App Gallery akan menggantikan peran Play Store yang tidak terdapat di ponsel keluaran terbaru Huawei. Saat ini sudah terdaftar sebanyak 2,9 juta aplikasi di mobile service ini, dengan 6.000 di antaranya merupakan aplikasi baru.
Di Indonesia sendiri, Deputy Country Director Huawei Consumer Business Group Indonesia, Lo Khing Seng, mengatakan terhitung sejak Januari 2020 sudah lebih dari 40 aplikasi yang bergabung di Huawei Apps Gallery.
"Aplikasi yang kita pilih adalah aplikasi yang sesuai dengan kebutuhan konsumen Huawei di Indonesia. Beberapa kategori juga sudah masuk, seperti banking, travel, platform berita dan e-commerce," kata Lo Khing Seng, di Jakarta, Selasa, 25 Februari 2020.
Selain itu, Lo Khing Seng juga mengatakan pihaknya telah mengintegrasikan sebanyak 73 aplikasi yang paling banyak digunakan oleh konsumen Huawei di dunia.
Dia berharap kehadiran Huawei Apps Gallery dapat bersaing dengan Play Store milik Google dan App Store milik Apple.
"Kami lebih mengedepankan developer aplikasi. Kami mau tunjukkan bahwa Gallery Apps Dari Huawei yang baru berjalan beberapa waktu lalu, sudah bisa mengikuti capability core Apps milik Google, yang notebenya sudah hadir sejak 10 tahun lalu," ucapnya. []