Surabaya - Selama tiga hari, Pemerintah Kota Surabaya menggencarkan operasi protokol kesehatan di sejumlah titik. Sasaran operasi yakni warung kopi, restoran, dan juga tempat hiburan malam.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Surabaya Eddy Cristijanto selama tiga hari menggelar operasi jam malam, warga sudah hampir 95 persen menggunakan masker. Meski sudah sebagian warga sadar dalam menggunakan masker, beberapa hanya disimpan di dalam tas.
Meskipun tidak serentak, setiap hari kita tetap melakukan itu (razia). Karena memang amanat Perwali No 33 Tahun 2020.
"Rata-rata sudah memakai masker sekita 95 persen. Lainnya masih ditaruh di dagu, saku, atau di tas. Artinya masyarakat itu sudah tahu kalau ke luar rumah harus pakai masker, tapi ditaruh di tas, di dagu, di celana," ujarnya kepada Tagar, Minggu, 26 Juli 2020.
Baca juga:
- Polrestabes Surabaya Tes Urine Pelanggar Jam Malam
- Gugus Tugas Covid-19 Surabaya Masih Aktif
- Komitmen Bonek Berbagi Masker Hingga Surabaya Hijau
Maka dari itu, Eddy menegaskan ke depan penertiban jam malam ini bakal terus digelar meski tidak berlangsung secara serentak. Hal ini sebagai komitmen pemkot dalam menegakkan Perwali No 33 Tahun 2020 untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19.
“Meskipun tidak serentak, setiap hari kita tetap melakukan itu (razia). Karena memang amanat Perwali No 33 Tahun 2020,” tuturnya.
Di samping menggelar razia serentak di 31 kecamatan, di waktu sama, jajaran Satpol PP Kota Surabaya bersama Polisi dan Garnisun juga melakukan operasi jam malam di jalan protokol Kota Pahlawan. Untuk sasarannya adalah aktivitas usaha di luar pasal 20 Perwali No 33 Tahun 2020, seperti rumah karaoke, bar, hingga diskotik.
“Kemarin teman-teman setiap hari hampir menyasar sekitar 20-25 RHU (Rumah Hiburan Umum) itu sudah banyak yang tutup. Tapi juga masih ada yang buka. Yang buka terpaksa kita minta tutup,” katanya.
Meski demikian, Eddy menyatakan, bahwa pihaknya bersama jajaran kepolisian dan TNI tidak bisa bekerja sendiri tanpa bantuan pengawasan dari masyarakat. Karenanya, masyarakat diharapkan aktif ikut mengawasi dengan melaporkan.
“Dengan jumlah RHU yang banyak, kita kan tidak bisa luas (mengawasi), sehingga informasi dari masyarakat yang hari itu kita terima baik dari 112 dan sebagainya, langsung kita tindaklanjuti,” ucapnya. []