Hari HAM Sedunia, Ketum PGI: Setop Kekerasan Apapun Bentuknya

Pemperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia PGI mengingatkan tentang pentingnya penghentian kekerasan dalam bentuk apapun.
Ketua Umum PGI Gomar Gultom. (Foto: Tagar/tangkapan layar YouTube)

Jakarta - Dalam memperingati Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, Persatuan gereja-gereja di Indonesia (PGI) menggelar kegiatan diskusi daring via zoom pada Kamis, 10 Desember 2020.

Ketua Umum PGI Gomar Gultom dalam kesempatan yang kebetulan sedang menuju Pematangsiantar, Sumut, menyampaikan selamat Hari HAM.

Dia kemudian menyebut, dalam memperingati Hari HAM setiap tahun PGI menggelar kampanye 16 hari tanpa kekerasan dan itu dipuncaki pada 10 Desember.

"Itu bukan berarti bahwa di luar 16 hari ini, kita bisa melakukan kekerasan, itu bukan berarti sesudah hari ini, besok kembali kita bisa melakukan kekerasan, bukan," kata dia mengingatkan.

Dia mengatakan, hal yang mau dicapai dari perayaan atau rangkaian acara 16 hari tanpa kekerasan ada dua hal.

Baca juga: PGI Kutuk Aksi Pembunuhan dan Pembakaran Rumah Warga Sulteng

"Pertama ingin menunjukkan komitmen kita untuk setop kekerasan untuk perempuan dan anak, dan setop segala bentuk kekerasan, apapun bentuknya, dan kepada siapapun," tukasnya.

Dan paling banyak korban kekerasan adalah perempuan dan anak. Dan itu keprihatinan kita bersama

Gomar mengatakan, perayaan atau 16 hari tanpa kekerasan bukan hanya sekadar kampanye belaka, tapi bentuk komitmen bersama ke depan untuk kampanye setop kekerasan.

Kemudian kata dia, yakni keberpihakan kepada para korban kekerasan. Itu sebabnya, semua elemen sedang giat-giatnya mengadvokasi Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual. 

Karena RUU ini menurut Gomar, sangat berpihak kepada korban.

"Bukan tidak ada undang-undang yang anti terhadap kekerasan seksual, KUHP ada. Tetapi KUHP tidak berpihak kepada korban. Karena seringkali korban tidak terlindungi, korban diekspos tanpa perlindungan memadai, tidak ada restorasi dan sebagainya," ungkapnya.

Baca juga: PGI Serukan Jaminan Perlindungan bagi Umat Kristen Beribadah

Oleh karena itu, kata Gomar, kampanye 16 hari tanpa kekerasan itu bukan saja wujud komitmen menghentikan kekerasan, tetapi juga merupakan wujud dari komitmen untuk berpihak kepada korban - korban kekerasan selama ini.

"Dan paling banyak korban kekerasan adalah perempuan dan anak. Dan itu keprihatinan kita bersama. Kita semua ini adalah keturunan dan dilahirkan seorang perempuan, semestinya perempuan dan anak itu tidak boleh lagi dibuat terlunta dalam kesehariannya," katanya.

Salah seorang pembicara diskusi, Valentina Sagala yang merupakan Pakar Hukum dan HAM mengatakan, saat ini masyarakat sipil sedang berjuang bersama-sama agar RUU Penghapusan Kekerasan Seksual masuk dalam program legislatif nasional atau Prolegnas tahun 2021.

"Kita berdoa dan berjuang agar ini masuk dan dibahas DPR RI pada 2021," kata dia.

Baca juga: PGI: Rumah Besar yang Kosong?

Disebutnya, masyarakat sipil sejauh ini membuat definisi kekerasan seksual adalah setiap perbuatan merendahkan, menghina, menyerang, atau perbuatan lainnya terhadap tubuh, hasrat seksual seseorang, atau fungsi reproduksi, secara paksa, bertentangan dengan kehendak seseorang, yang menyebabkan seseorang itu tidak mampu memberikan persetujuan dalam keadaan bebas, karena ketimpangan relasi kuasa atau relasi gender, yang berakibat atau dapat berakibat penderitaan atau kesengsaraan secara fisik, psikis, seksual, kerugian secara ekonomi, sosial, budaya, atau politik.

Dia kemudian menyebut sembilan jenis kekerasan seksual, yakni pelecehan seksual, eksploitasi seksual, pemaksaan kontrasepsi, pemaksaan aborsi, perkosaan, pemaksaan perkawinan, pemaksaan pelacuran, perbudakan seksual dan penyiksaan seksual.[]

Berita terkait
Polda Benarkan Mahasiswa Demo Saat Hari HAM Ditangkap
Polda Metro Jaya membenarkan peristiwa penangkapan 14 mahasiswa yang demo pada Hari Hak Asasi Manusia (HAM) Sedunia, Selasa, 10 Desember 2019
Hari Ayah Sedunia, Fahri Hamzah Sebut Jargon Jokowi
Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menyebut jargon Presiden Jokowi saat perayaan Hari Ayah Sedunia 2019.
Hari Guru Nasional, Startup Pahamify Gelar Simposium
Startup Pahamify memberikan kontribusi terbaik untuk meningkatkan kualitas dan kesejahteraan pendidikan nasional dalam Hari Guru Nasional.