Harga TBS Sawit Aceh di Tengah Corona

Harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di sejumlah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di wilayah Kota Subulussalam, Aceh masih relatif normal.
Pekerja memasukkan Tanda Buah Segar (TBS) kelapa sawit ke dalam truk di salah satu tempat penampungan di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Aceh Barat, Sabtu, 7 Desember 2019.(Foto: Antara/Syifa Yulinnas)

Subulussalam - Di tengah situasi pandemi virus corona yang melanda dunia termasuk Indonesia, petani sawit di Subulussalam, Aceh hingga saat ini masih bisa tenang, pasalnya, harga Tandan Buah Segar (TBS) sawit di sejumlah Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) di wilayah Kota Subulussalam dirasa masih relatif normal.

Berdasarkan data Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, harga TBS pada rata-rata di PMKS bertengger di papan Rp 1.300 per kilogram.

Harga itu berselisih Rp 100 dengan Kabupaten Nagan Raya, Aceh yang juga merupakan salah satu daerah dengan penghasil komoditi kelapa sawit terbesar di wilayah Provinsi Aceh.

Ketua Dewan Pimpinan Daerah Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Kota Subulussalam, Subangun Berutu, mengatakan, di tengah pandemi virus corona atau covid-19 saat ini Pemerintah Aceh melalui Dinas Pertanian dan Perkebunan menggelar rapat rutin bulanan bersama para pelaku sawit daerah dengan tujuan memantau situasi pasar kelapa sawit.

Dan bila covid-19 ini terus berlarut bisa saja terjadi perlambatan ekonomi dunia yang juga bisa menyasar tentunya ke sektor sawit, menurunnya pendapatan petani.

"Kita terus mengikuti perkembangan baik di tingkat pasar global maupun lokal," kata Subangun kepada Tagar, Senin, 6 April 2020.

Subangun mengatakan bahwa Pemerintah Aceh cukup pro aktif dalam mengamati pergerakan pasar Crude Palm Oli (CPO) Sawit.

"Beberapa hari yang lalu kita bersama Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh mengadakan rapat jarak jauh atau melalui saluran vidcon (video conference) membahas penetapan harga TBS sawit," ucap Subangun.

Ketika ditanyai perihal pengaruh pandemi covid-19 terhadap pergerakan sawit, Subangun menyatakan bisa saja akan terjadi perlambatan dari segi situasi ekonomi dunia, di mana hal ini memicu pada permintaan harga minyak sawit atau harga CPO.

"Dan bila covid-19 ini terus berlarut bisa saja terjadi perlambatan ekonomi dunia yang juga bisa menyasar tentunya ke sektor sawit, menurunnya pendapatan petani, dan dari segi aspek sosial berdampak akan terjadinya pemutusan tenaga kerja pada PMKS (pabrik minyak kelapa sawit) skala nasional yang akan menjadi permasalahan baru," tutur Subangun.

Menanggapi Ikhwal itu, Subangun meminta para petani untuk terus melakukan rutinitas perawatan kebun dan menghindari proses panen buah secara paksa demi menjaga mutu buah.

"Petani kelapa sawit kita jangan panik dan jangan risau, tetap menjaga kesehatan, merawat kebun seperti biasa, panen juga tidak perlu dipres (dipaksakan) tetap menjaga mutu TBS-nya, seraya berdoa kita semua terhindar dari wabah covid 19 ini," ucap Subangun.

Di sisi lain, Subangun juga turut mengapresiasi sikab Pemerintah Kota Subulussalam, di mana dalam pernyataan Wali Kota yang meminta agar industri Pabrik Minyak Kelapa Sawit (PMKS) untuk dapat terus beroperasi agar perekonomian masyarakat dari sektor sawit dapat bergerak stabil.[]

Berita terkait
MPU Aceh: SE Menag Tidak Sejalan Protokol Kesehatan
MPU Aceh menilai beberapa poin Surat Edaran (SE) panduan Ibadah Ramadan dan Idul Fitri 1 Syawal 1441 Hijriah tidak sesuai protokol kesehatan.
Pasokan Medan Jalan, Harga Gula Pasir di Aceh Turun
Harga gula pasir di Kabupaten Bireuen, Aceh mengalami penurunan sejak sepekan terakhir.
Update Corona Aceh: Pasien PDP 55, ODP 1.239
Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona (Covid-19) terus mengalami kenaikan di Aceh.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.