Jakarta - CEO Indonesia Property Watch (IPW), Ali Tranghanda mengatakan harga rumah mengalami penurunan yang cukup dalam selama masa pandemi Covid-19. Dalam catatan dia, harga pasar rumah bekas menjadi segmen yang paling rentan tergerus dengan rerata penurunan tiga persen hingga lima persen.
“Meskipun demikian tidak dipungkiri ada beberapa properti yang dipasarkan mengalami koreksi harga di atas 20 persen,” ujarnya kepada Tagar, Jumat 22 Mei 2020.
Kebutuhan uang menjadi salah satu faktor yang menyebabkan harga rumah turun saat ini
Baca Juga: Kementerian PUPR Tetapkan Batas Harga Jual Rumah Subsidi
Dalam pengamatan Ali, kondisi demikian terjadi akibat pasar hunian di Indonesia telah bersifat mature dengan permintaan yang cukup tinggi, khususnya di beberapa kota besar. “Itu kemudian membuat harga properti jadi tinggi. Nah, sekarang ada pendemi, harga mendekati nilai fundamental yang baru,” tuturnya.
Kebutuhan uang juga menjadi faktor lain yang disebut Ali menjadi penyebab amblasnya bandrol hunian saat ini. Walaupun begitu, dia masih melihat ada segmen dalam industri ini yang mampu bertahan.
“Hunian baru relatif dan ruko masih aman, kerena ada pengembang yang menerapkan beberapa strategi dari gimmick, diskon, hingga pelonggaran cara bayar lebih lama. Disini saya lihat potongan harganya bisa mencapai sampai 10 persen,” ucap Ali.
Berdasarkan data Survei Bank Indonesia, penjualan rumah segmen primer turun 30,52 persen per Maret 2020
Kedepan, menurutnya, pasar properti di Tanah Air berpoteni mengalami koreksi lebih dalam lagi apabila situasi tidak menentu terus berkepanjangan. “Kalau terus-menerus seperti ini, harga bisa lebih rendah lagi jika pandemi berkepanjangan dan terjadi resesi finansial. Tapi saya mengharapkan itu tidak terjadi dan recovery secepatnya terwujud,” tutur Ali.
Simak Pula: Kementerian PUPR: Aturan Harga Program Satu Juta Rumah
Meskipun terjadi penurunan harga pada trimester I/2020, kondisi tersebut tidak serta-merta mendongkrak penjualan hunian di dalam negeri. Berdasarkan data Survei Bank Indonesia, penjualan rumah segmen primer merosot 30,52 persen per Maret 2020. Angka itu lebih besar dibandingkan dengan penurunan pada akhir 2019 yang tercatat minus 16,33 persen.[]