Guru: PJJ Membuat Siswa Lebih Leluasa Bereksplorasi

Para siswa punya peluang yang sangat luas melakukan ekspolorasi mencari sumber pengetahuan secara digital.
Ilustrasi (Foto: Tagar/Dok. Kemdikbud)

Jakarta - Penerapan pembelajaran secara daring (online) telah diberlakukan oleh pemerintah Indonesia di berbagai provinsi sejak Maret 2020 tahun lalu, sebagai upaya mencegah penyebaran virus Covid-19. Dengan sistem daring, para siswa wajib membutuhkan media pembelajaran seperti handphone, laptop, atau komputer.

Guru SMA Negeri 1 Subang, Jawa Barat, Marni Hartati, mengatakan ada perubahan pola dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ) selama pandemi Covid-19. Perbedaan dengan pembelajaran tata muka (PTM), PJJ melibatkan peran penting orang tua dalam meningkatkan literasi siswa di rumah.

"Perbedaan signifikan antara PJJ dan PTM yaitu perubahan polanya terbalik, di mana PJJ sekarang kebanyakan guru hanya memberikan tugas, menagih tugas anak-anak dan anak-anak mengerti atau tidaknya terkait materi tersebut diserahkan kepada orang tuanya," kata Marni Hartati kepada Tagar, Minggu, 1 Agustus, 2021.


Menurut saya PJJ siswa lebih leluasa bereskplorasi mencari sumber-sumber lain atau bacaan lain, entah itu dari Google, YouTube, e-book, dan lain-lain.


"Sementara, dulu kan, orangtua yang menagih ke sekolah. Anak saya gimana bapak ibu, mampu gak dia mengikuti materi yang ada?," katanya.

Dia menjelaskan, dalam proses pembelajaran jarak jauh (PJJ), para siswa punya tantangannya sendiri. Mereka punya peluang yang sangat luas melakukan ekspolorasi mencari sumber pengetahuan secara digital. Meski demikian, pihaknya lebih suka penggabungan antara PTM dan PTJ dalam pembelajaran.

"Justru itu, saya sebenarnya lebih suka penggabungan PTM dan PJJ karena saya pernah mengalami dua-duanya. Menurut saya PJJ siswa lebih leluasa bereskplorasi mencari sumber-sumber lain atau bacaan lain, entah itu dari Google, YouTube, e-book, dan lain-lain," katanya.

Penggabungan penerapan metode pembelajaran yang dimaksud, kata dia, para siswa diberikan kewenangan juga dibebaskan dalam mendapatkan sumber ilmu juga dalam meningkatkan pola pikir setiap siswa melalui perangkat digital seperti melalui platform YouTube, Google dan lainnya.

"Jadi ketika offline, guru-guru dapat melakukan konfirmasi menanyakan apa saja yang sudah mereka dapat, yang dibaca apa saja, ada kendala apa, ayo kita buat ini itu membuat kesepakatan bersama antara guru dan siswa," ujarnya.

"Penggabungan ini dirangkum, diramu sedemikian rupa oleh guru, sehingga literasi anak diekspos dengan banyak multimodal teks, tidak hanya mendengar penjelasan dari gurunya, tapi mereka diberikan keleluasaan utk mengeksplorasi sebanyak mungkin," katanya. []

Baca Juga: Pembelajaran Jarak Jauh Bikin Guru dan Siswa Melek Digital

Berita terkait
Pembelajaran Jarak Jauh Masih Terkendala Fasilitas Belajar
Selain itu, terdapat perbedaan signifikan yang dialami guru antara Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ).
Sekolah Harus Diberikan Otonomi dalam Pembelajaran Daring
Guru mengusulkan kepada pemerintah agar sekolah diberikan ruang secara otonom untuk menentukan cara pembelajaran daring yang lebih efektif.
Anak Lambat Belajar Sejak Ada Progam Zonasi Sekolah
Marni menjelaskan, bahwa ada rasa kesulitan dalam penyesuaian kecepatan belajar antar anak semenjak diadakannya program zonasi sekolah.