Guntur Romli: Penggusuran Anies Baswedan Jahiliyah

Politikus PSI Guntur Romli menganggap penggusuran permukiman warga di Sunter pada era Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan layaknya zaman jahiliyah.
Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli. (foto: hariantangerang.id).

Jakarta - Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Mohamad Guntur Romli mencatat ada dua poin utama yang perlu dia suarakan menyangkut penggusuran permukiman warga di Sunter, Jakarta Utara, pada era kepemimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.  

Guntur Romli menganggap penggusuran di era Anies lebih keji ketimbang gubernur terdahulu, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang diingatnya sudah menyediakan rumah susun (rusun) bagi warga. 

Namun di era Anies, penggusuran kembali ke zaman jahiliyah, penggusuran tanpa relokasi ke rusun.

"Pertama mereka (korban penggusuran) dizalimi karena digusur tanpa solusi. Berbeda dari zaman Ahok, penggusuran dengan tujuan relokasi. Mereka yang digusur disediakan dulu rusunnya," ujarnya kepada Tagar, Selasa malam, 19 November 2019.  

Baca juga: Arie Gumilar Sebut Ahok Residivis, PSI Ingat Rizieq

Pria berusia 41 tahun ini menyatakan, apabila rusun belum rampung dibangun, maka Ahok tidak akan menggusur. 

Lokasi yang terkena gusur, dalam catatannya digunakan untuk kepentingan publik seperti normalisasi sungai di Kampung Pulo dan pembuatan ruang terbuka hijau, serta penataan kota dan ruang publik di Kalijodo dan Kampung Akuarium.

Penggusuran SunterKondisi bangunan digusur di Sunter, Jakarta Utara, Senin, 18 November 2019. (foto: Tagar: Fattah Hakim).

 "Namun di era Anies, penggusuran kembali ke zaman jahiliyah, penggusuran tanpa relokasi ke rusun. Tujuan penggusuran di Sunter ini pun diduga ada kepentingan pengembang kawasan perumahan mewah di sekitarnya," tutur Guntur Romli. 

Dia coba mengingat janji-janji Anies Baswedan saat kampanye Pilkada DKI 2017. Salah satu ucapan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) periode kerja 2014-2016 yang selalu diingatnya adalah tidak akan melakukan penggusuran permukiman warga.

Baca juga: Bela Ahok, Guntur Romli: Arie Gumilar Radikalisme

"Faktanya, Anies Baswedan menggusur tanpa relokasi dan demi kepentingan pemodal," kata dia.

Poin berikutnya, ujar aktivis Nahdlatul Ulama (NU) ini, korban penggusuran Sunter dizalimi juga oleh buzzer-buzzer Anies Baswedan yang bekerja di media sosial (medsos).

Mereka, lanjutnya, membela Anies membabi-buta dengan menyebut penggusuran dilakukan dengan mengedepankan sisi kemanusiaan. 

"Sangat tidak masuk akal! Mana mungkin ada orang yang mau menggusur rumahnya sendiri dan penggusuran itu, kata buzzer-buzzer Anies, sangat humanis," ucapnya keheranan. 

Dia berujar, menurut suara korban penggusuran yang Guntur Romli dengar, mereka telah diperlakukan seperti hewan dan kini hidup menderita, mendirikan tenda dan gubuk di lokasi penggusuran, tanpa ketersediaan air bersih dan listrik. Warga telantar bersama anak-anaknya.

"Korban penggusuran Anies Baswedan telah dizalimi dua kali, baik oleh Anies, rezimnya, dan buzzer-buzzernya," kata Guntur Romli. []

Berita terkait
Curahan Hati Korban Penggusuran Era Anies Baswedan
2 warga korban penggusuran Sunter, Jakarta Utara, mencurahkan isi hati entah harus tinggal di mana setelah digusur Pemprov DKI era Anies Baswedan.
Ferdinand Hutahaean Geram Anies Baswedan Janji Palsu
Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menyayangkan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengingkari janji dengan melakukan penggusuran.
Korban Penggusuran Merasa Dibohongi Anies Baswedan
Warga korban penggusuran di Jalan Sunter Agung Perkasa VIII, Kecamatan Tanjung Priok, Jakarta Utara, kecewa dengan janji kampanye Anies Baswedan.
0
Banyak Kepala Daerah Mau Jadi Kader Banteng, Siapa Aja?
Namun, lanjut Hasto Kritiyanto, partainya lebih mengutamakan dari independen dibandingkan politikus dari parpol lain.