Semarang - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkap setidaknya ada 31 daerah di Indonesia yang merasakan getaran gempa bumi yang berpusat di laut Jepara, Jawa tengah. Gempa dengan magnitudo 6,1 itu terjadi Selasa, 7 Juli 2020, sekira pukul 05.54 WIB.
Uniknya, gempa tektonik tersebut tidak terasa di wilayah yang dekat dengan episentrum. Warga Jepara malah tidak mengetahui jika pagi tadi ada gempa dekat dengan daerahnya.
"Ra kroso blas (tidak terasa sama sekali)," ujar Shofa Aslimah, 35, warga Kecamatan Mayong, Jepara, Selasa, 7 Juli.
Hal sama juga disampaikan Samsul, 36, warga Mayong lain "Jam segitu sudah bangun, lagi bermain sama anak, tidak terasa ada goyangan ataupun getaran gempa," ujar penduduk Desa Pelang itu.
Pun demikian dengan pengakuan Eko Purnomo, 35, tinggal di Desa Singorojo, Mayong. "Tidak terasa sama sekali. Infonya pusat gempa jauh di kedalaman laut," kata dia.
Sementara, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara mengamini tidak terasanya getaran gempa yang berpusat di perairan Jepara.
"Hampir sebagian warga Jepara tidak merasakan getaran gempa. Hingga siang ini BPBD Kabupaten Jepara belum menerima laporan akibat kerusakan gempa tersebut," cuit akun Twitter @BPBD_KabJepara.
Lagi bermain sama anak, tidak terasa ada goyangan ataupun getaran gempa.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono mengungkapkan gempa tadi pagi memiliki parameter dengan magnitudo 6,1. Episenter terletak pada koordinat 5,77 lintang selatan dan 110,64 bujur timur.
"Atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 85 kilometer arah utara Mlonggo, Jepara, Jawa Tengah pada kedalaman 539 kilometer," tuturnya lewat siaran resminya.
Rahmat menjelaskan dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa dalam. Terjadi akibat adanya deformasi atau penyesaran pada lempeng yang tersubduksi di bawah Laut Jawa.
Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi Jepara memiliki mekanisme pergerakan turun atau normal fault .
Rahmat juga membeber guncangan gempa tersebut dirasakan di daerah Karangkates, Nganjuk, Yogyakarta, Purworejo, Kuta dan Mataram. Getaran ini masuk dalam skala III MMI
"Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu," ucapnya.
Kemudian terasa di Denpasar, Malang, Lumajang, Tulungagung, Blitar, Ponorogo, Pacitan, Surabaya, Wonogiri dan Kebumen, dengan skala II-III MMI.
Hal sama juga dirasakan warga yang tinggal di Banjarnegara, Pangandaran, Karangasem, Lombok Barat , Garut, Boyolali, Krui, Sekincau, Semaka, Pekalongan, Banyumas, Wonosobo, Magelang, Purbalingga hingga Gianyar. Dengan skala II MMI atau getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digantung bergoyang
"Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi tersebut," katanya.
Rahmat menambahkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi Jepara tidak berpotensi tsunami "Hasil monitoring belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan atau aftershock," ujar dia.
BMKG meminta tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Perlu dicek juga kondisi bangunan, utamanya di daerah yang terasa guncangan.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum kembali ke dalam rumah," ucapnya. []
Baca juga:
- WRS NewGen, Alat Mutakhir Info Gempa dan Tsunami
- Gempa Sukabumi Terkuat dalam 19 Tahun Terakhir
- Fakta Baru Penyebab Gempa Bumi di Sumbawa, NTB