Gemeresak Suara HT di Ruang Guru SD Kulon Progo

SD Negeri 2 Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo berinovasi dengan menggunakan HT untuk pembelajaran jarak jauh.
Guru SD Negeri 2 Kanoman sedang memberikan pelajaran kepada siswa melalui handie talkie atau HT. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kulon Progo – Suara berisik dari pesawat radio handie talkie (HT) terdengar pagi itu, Jumat, 7 Agustus 2020. Sesekali suara gemeresak khas dari radio komunikasi tersebut terdengar di antara suara perempuan dari loudspeaker HT.

Waktu masih menunjukkan sekitar pukul 09.00 WIB saat suara Titik Sumarsidah, nama perempuan itu terdengar memanggil beberapa nama melalui pesawat HT tersebut. Titik adalah wali kelas 3 SD Negeri 2 Kanoman, Kecamatan Panjatan, Kabupaten Kulon Progo.

Titik dan 18 siswa kelas 3 SDN 2 Kanoman menggunakan HT tersebut untuk pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ). Suaranya yang memanggil nama-nama siswa melalui HT itu merupakan cara Titik mengecek kehadiran mudrid-muridnya.

Pagi itu mata pelajaran yang ajarkan oleh Titik pada siswanya adalah Bahasa Jawa. Mereka mempelajari nama-nama hewan beserta nama anaknya, dan manfaat hewan-hewan itu dalam membantu manusia. Dalam Bahasa Jawa, anak binatang memiliki nama yang berbeda dengan induknya atau binatang dewasa.

Pembelajaran jarak jauh dengan menggunakan HT tersebut baru beberapa hari dilaksanakan oleh Titik dan ke-18 muridnya, tepatnya pada pekan pertama Agustus 2020. Meski demikian, para siswa itu mulai mahir mengoperasikan alat komunikasi yang dipinjamkan oleh relawan Radio Antar Penduduk Indonesia (RAPI) itu.

Memudahkan dan Hemat Kuota Internet

Cerita Belajar Jarak Jauh Pakai HT 1

Bayu, seorang siswa kelas 3 SDN 2 Kanoman, Kulon Progo, belajar dari rumah dengan menggunakan HT, Jumat, 7 Agustus 2020.  (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Bayu Setia Wibawa, 9 tahun, adalah salah satu siswa SDN 2 Kanoman yang memanfaatkan HT untuk pembelajaran jarak jauh.

Saat Tagar berkunjung kerumahnya, Siswa kelas III yang yang tinggal di Pedukuhan 1 Kanoman, tengah duduk di ruang tamu sederhana rumahnya. Wajahnya terlihat serius belajar. Tatap matanya fokus pada buku cetak Bahasa Jawa yang ada di hadapannya.

Tangan kanan Bayu memegang pensil, sementara tangan kirinya menggenggam HT untuk mendengarkan pelajaran yang disampaikan oleh Titik Sumarsidah. Sesekali pesawat HT tersebut didekatkan ke telinganya agar lebih jelas mendengar.

Tiba-tiba suara Titik kembali terdengar melalui HT. Dia memanggil nama Bayu, kemudian mengarahkan untuk membaca, lalu dia bertanya untuk menguji pemahaman Bayu terhadap pelajaran yang diberikannya. Bayu menjawab tiap pertanyaan dari Titik dengan lugas dan tepat.

Di samping bayu, Murniyati ibunya, menemani sang anak belajar. Dia tidak hanya menemani, namun juga mengarahkan ketika Bayu kebingungan menjawab pertanyaan yang diberikan oleh gurunya.

Wati sapaan akrabnya, sesekali memancing anaknya untuk cepat menjawab, jika Bayu tampak terlalu lama menjawab pertanyaan gurunya.

"Senang bisa belajar dengan HT. Saya tidak mengalami kesulitan belajar karena langsung mendapat pelajaran dari guru," ucap Bayu seusai belajar.

Selain Bayu, siswa lain yang sempat dikunjungi oleh Tagar adalah Almira Iismawardhani, rekan sekelas Bayu. Siswi yang tinggal di Pedukuhan 2 Kanoman ini sedang belajar di rumahnya saat itu.

Almira duduk di lantai menghadap ke meja di teras samping rumah. Di atas meja, tepat di hadapannya, ada satu buku pelajaran Bahasa Jawa. Dia juga menggunakan HT sebagai alat untuk belajar dari rumah.

Sama seperti Bayu, Almira mengaku dirinya sangat terbantu dengan adanya HT pinjaman tersebut. Selain memudahkan komunikasi, penggunaan HT disebutnya lebih hemat, karena dia tidak memerlukan kuota internet dalam penggunaannya.

Saya sekarang lebih mudah belajarnya. Sekarang juga lebih Hemat kuota.

Bekerja Sama dengan RAPI

Cerita belajar dari rumah pakai HT 2Almira didampingi oleh ibunya seusai mengikuti pelajaran menggunakan HT, Jumat, 7 Agustus 2020. (Foto: Tagar/Harun Susanto)

Kepala SDN 2 Kanoman, R Ahmad Isnanto Nugroho, menceritakan awal penggunaan HT tersebut sebagai alat komunikasi dalam pembelajaran jarak jauh.

Menurut Ahmad, saat awal pandemi Covid-19 hingga tiga bulan pertama, banyak orang tua siswa yang mengeluh karena mengalami berbagai kendala dalam pelaksanaan pembelajaran jarak jauh. Mulai dari tidak memiliki ponsel, jaringan internet yang kadang tidak stabil, keterbatasan dana untuk membeli kuota internet, serta keterbatasan kemampuan sebagian mereka terhadap teknologi.

Ahmad dan guru-guru pun memutar otak dan mencari solusi untuk segala keluhan yang masuk melalui grup Whatsapp wali murid tersebut.

Akhirnya, pihak sekolah mencoba cara baru, yaitu dengan HT yangdinilai lebih murah dan mudah dioperasikan. Kebetulan, salah seorang orang tua siswa merupakan anggota komunitas RAPI.

Setelah berkoordinasi dan membahas rencana mereka, akhirnya disepakatilah penggunaan HT tersebut, dengan bantuan alat dari pihak RAPI.

"Disekolah kami kebetulan ada wali murid yang menjadi anggota komunitas RAPI. Kemudian ada ide pemakaian HT dan SD Negeri 2 Kanoman dijadikan percontohan. Akhirnya HT menjadi pilihan untuk menyiasati keterbatasan jarak antara sekolah dengan muridnya," ucapnya.

Untuk semakin memudahkan proses pembelajaran jarak jauh menggunakan HT, pihak RAPI kemudian memasang stasiun induk dengan mesin ICom IC-28H yang diletakkan di ruang guru SDN 2 Kanoman.

Alat ini berfungsi sebagai pemancar penerima frekuensi di sekolah. Sedangkan untuk penguat daya jangkau, komunitas relawan RAPI memasang antena F23 built up, yang tersambung dengan kabel RG 8.

Meski seluruh peralatan ini dinyalakan selama 24 jam, seluruh instalasi ini hemat listrik karena hanya memakan daya 13,4 Watt.

Ahmad menambahkan, saat ini pihaknya baru menerapkan penggunaan HT untuk pembelajaran jarak jauh pada siswa kelas tiga. Salah satu kendalanya, kata dia, adalah keterbatasan alat yang bisa dipinjam.

Kendala lain adalah suara yang diterima terkadang masih putus-putus, khususnya jika jarak antara guru dan siswa cukup jauh.

"Karena itu kami masih akan ada evaluasi ke depan,” tutur Nugroho.

Padahal penggunaan HT tersebut sangat efektif untuk proses belajar dari rumah, di antaranya, guru lebih cepat dalam menyampaikan pelajaran, pengerjaan soal bisa dilakukan bersama-sama, serta yang terpenting, guru bisa mengontrol dan mengetahui perkembangna anak didiknya.

"Cara belajar yang baru ini, belum lama dilakukan, baru berlangsung pada minggu lalu (minggu pertama di bulan Agustus) untuk kelas 3 saja," ujar Nugroho.

Sementara itu, Murniyati orang tua dari Bayu Setia Wibawa, 9 tahun mengaku, penggunaan HT membuat anaknya cepat menangkap dan memahami pelajaran yang disampaikan oleh guru. Selain itu, dia tidak perlu lagi merogoh kantong untuk membeli kuota internet tambahan.

“Selama ini anak saya pakai HP, dan harus beli paketan data. Kondisi keseharian seperti ini tentunya memberatkan, apalagi ada Covid-19. Beruntung kemudian ada HT, sehingga membuat orangtua dan anak bisa langsung berkomunikasi dengan guru,” tutur Murniyati.

Menanggapi hal ini, Pengurus Biro 3 RAPI DIY, Frangky Wahyu mengatakan, pemakaian HT untuk belajar jarak jauh tersebut merupakan percontohan dan baru pertama kali di DIY. Apabila cara ini dianggap berhasil, dia berharap cara serupa akan bisa diadopsi oleh daerah lain di DIY.

"Kami melihat hasilnya cukup efektif untuk membantu proses belajar jarak jauh. Tentu Kami ingin menjangkau lebih luas. Jadi harapan kami akan banyak yang membantu. Jika berhasil, bisa diadopsi di DIY maupun daerah lain,” kata Frangky.

Baca juga:

Syafaruddin, Nelayan Bantaeng Jadi Pengepul Lobster

Kesaksian Warga di Beirut, Mengira Serangan Israel

Berita terkait
Kisah Perakit Bom Bali Kelahiran Kulon Progo
Berbagi kisah tentang sosok peracik Bom Bali I. Dia adalah Jack Harun, pria kelahiran Kulon Progo, Yogyakarta. Bagaimana kisahnya?
50 Tahun Merakit Bilah Buluh Jadi Layangan di Kudus
Seorang lansia di Kabupaten Kudus mengisahkan tentang pekerjaannya sebagai perajin layang-layang, yang ditekuninya sejak 50 tahun lalu.
Hantu Cantik dan Kelelawar Raksasa di Kumaka Mamuju
Kumaka di Mamuju diyakini merupakan tempat munculnya dua jejadian, yakni sosok perempuan cantik dan kelelawar raksasa.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.