Gara-gara Natuna, Jokowi Disarankan Mengutus SBY

Klaim wilayah perairan Natuna oleh China, menimbulkan ketegangan. Disarankan Presiden RI Jokowi mengutus SBY karena kaya pengalaman.
Presiden Jokowi bertemu SBY di Istana Merdeka, Kamis, 10 Oktober 2019. (Foto: Facebook/Presiden Joko Widodo)

Jakarta - Politikus Partai Demokrat Jansen Sitindaon memberikan dukungan kepada Presiden Joko Widodo mengenai sikap tegasnya dalam menuntaskan permasalahan di Laut Natuna. Dia menyarankan Jokowi berkonsultasi dengan mantan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Melalui akun Twitter pribadinya @jansen_jsp, dia menyebut persoalan sengketa di wilayah perbatasan ini harus direspons dengan kelas dunia, karena Indonesia bukan negara abal-abal.

Ini soal kedaulatan kita bersama, tak ada salahnya juga pak @jokowi diskusi dengan pak @SBYudhoyono yang punya pengalaman menangani kasus sejenis.

"Soal Natuna ini harus dikelola tepat. Kita ini negara G-20. Bukan negara 'abal-abal' antah berantah penduduk ratusan ribu orang. Jadi responsnya juga harus 'kelas dunia'. Apapun 'commander in chief' kita saat ini pak @jokowi. Mari kita percayakan dan beri dukungan pada beliau," tulisnya, Minggu 5 Januari 2020.

Baca juga: Soal Natuna, Indonesia Ngotot Pertahankan Kedaulatan

Jansen lantas memberi saran kepada Jokowi agar berkonsultasi kepada Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Jansen beranggapan Ketua Umum Partai Demokrat itu paham betul tentang polemik kedaulatan negara.

"Karena ini soal kedaulatan kita bersama, tak ada salahnya juga pak @jokowi diskusi dengan pak @SBYudhoyono yang punya pengalaman menangani kasus sejenis. Jika di persoalan seperti ini rakyat saja dianjurkan bersatu, apalagi antar Presiden. Soal urusan bangsa begini kita semua satu," kata Jansen.

Menurutnya, mantan Presiden SBY adalah sosok paling berpengaruh untuk mendinginkan suasana, menghindari pertikaian dua negara yang sedang bersengketa. Dan, kenal akrab dengan para petinggi Republik Rakyat China (RRC) atau Tiongkok.

"Jika pilihannya diplomasi, setelah pak Jokowi selaku Presiden, 'diplomatic resources' kita di dalam negeri yang paling bertenaga hari ini adalah pak SBY. Beliau sahabat Presiden Xi Jinping, Hu Jintao dan Wen Jiabao. Sejak dulu akrab. Jika dibutuhkan bisa juga NEGARA mengutus beliau," ujarnya.

Jansen menambahkan, hubungan baik presiden di masa lalu adalah modal bangsa. "Pak Karno akrab dengan Kim II Sung, kita hangat dengan Korut. Mahzab saya: soal kedaulatan kita padu bersatu! Pak @jokowi selaku 'commander in chief' dan 'diplomat in chief' pimpin kami rakyat Indonesia ini, putuskan yang terbaik," kata dia.

Baca juga: Jokowi Pastikan Natuna Masuk Wilayah Teritorial NKRI

Jansen mengaku masih hijau berbicara menyoal politik luar negeri. Namun, beda halnya dengan politik lokal dan hukum, dirinya merasa dapat berpendapat lebih baik. 

"Tapi itulah masukan saya. Bagi saya mantan presiden itu 'aset bangsanya'. Pertemanan Pak SBY dengan Xi Jinping, Putin, Erdogan dan lain-lain adalah juga milik bangsa ini. Jika dibutuhkan kapan pun bisa dipakai," ucap Jansen Sitindaon. []

Berita terkait
Presiden Jokowi Tiba di Natuna
Di tengah konflik Indonesia-China di Laut Natuna Presiden Joko Widodo terbang ke pulau terluar di Kepri itu untuk bertemu dengan nelayan
Menteri Luhut Paksa Nelayan Pantura Pindah ke Natuna
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan akan memaksa nelayan-nelayan Pantura pindah ke Natuna.
FPI Sindir Polemik Natuna, NasDem: Kita Harus Keras
Irma menyebut sikap hati-hati pemerintah berbeda dengan penggadaian kedaulatan seperti yang dikemukakan Sekretaris Umum FPI Munarman.
0
Kementerian Agama Siapkan Pengaturan Hewan Kurban di Tengah Wabah PMK
Menjelang dan pada Iduladha dan tiga hari tasyrik di Iduladha pasti kebutuhan hewan ternak terutama sapi dan kambing itu akan tinggi