GAMKI: Klarifikasi UAS Soal Salib Tak Sesuai Fakta

Menurut GAMKI klarifikasi UAS soal video viral salib tak sesuai fakta dalam transkrip ceramah yang diperoleh GAMKI.
Ustaz Abdul Somad menggelar konferensi pers berkaitan kontroversi ceramah \\'salib jin kafir\\' di kantor Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jakarta, Rabu, 21 Agustus 2019. (Foto: Tagar/Gemilang Isromi Nuari)

Jakarta - Gerakan Angkatan Muda Kristen Indonesia (GAMKI) menyesalkan klarifikasi Ustaz Abdul Somad (UAS) terkait video viral tentang salib dan Yesus. Menurut GAMKI klarifikasi UAS tak sesuai fakta dalam transkrip ceramah yang diperoleh GAMKI.

Hal ini disampaikan Sekretaris Umum DPP GAMKI Sahat Martin Philip Sinurat lewat keterangan tertulis yang diperoleh Tagar, Senin, 26 Agustus 2019. 

UAS menyampaikan bahwa ada upaya mengkafirkan umat Islam dengan menggunakan salib di rumah sakit dan ambulans.

Menurut Sahat, setelah menonton, mendengar, menyimak, serta menelaah secara seksama dua video klarifikasi UAS, GAMKI menyesalkan klarifikasi yang mengatakan alasan karena menjawab 'pertanyaan jemaah' dan 'mengutip dari ayat Kitab Suci Agama Islam'. 

Baca juga: Anggun C. Sasmi Dihujat Karena Ustaz Abdul Somad

"Hal ini bertentangan dengan apa yang kita dengar dari ceramah beliau dari transkrip dimana jemaah hanya menanyakan pertanyaan sederhana yakni 'apa sebabnya ustaz, kalau saya menengok salib menggigil hati saya'?" kata Sahat.

Menurut Sahat, seharusnya dalam memberikan klarifikasi, UAS mempertanggungjawabkan ceramahnya dan bukan justru menyalahkan 'pertanyaan jemaah'. 

"Selain itu UAS mengatakan bahwa beliau mengutip dari ayat kitab suci yang membahas tentang patung, padahal pertanyaan jemaah tidak ada membahas tentang patung," ujarnya.

Sahat menegaskan tidak semua simbol salib terdapat patung Yesus. Menurutnya, pertanyaan jemaah tidak ada menanyakan tentang patung, patung Yesus, ucapan Haleluyah, ataupun hal-hal lainnya mengenai agama lain.

"Jawaban dari UAS yang justru berlebihan dan menggiring kepada pembahasan tentang akidah agama lain, yakni menjawab pertanyaan dengan kata 'Setan', membahas tentang patung Yesus yang disalibkan, ucapan Haleluyah, bahkan secara terang-terangan tanpa bukti yang jelas menuduh orang lain memiliki niatan untuk mengkafirkan umat Islam melalui simbol salib di rumah sakit ataupun ambulans," katanya.

GAMKI, kata Sahat, juga menyesalkan cara UAS berceramah dengan memperagakan pose Yesus disalibkan. "Jawaban dan peragaan Yesus disalibkan juga tidak sesuai dengan pertanyaan sederhana jemaah, sehingga bisa kita lihat bersama bahwa UAS sendiri yang membuat interpretasi atas pertanyaan tersebut," ucap Sahat.

Menurut Sahat, berdasarkan video ceramah yang mereka peroleh, jelas bahwa UAS sendiri, bukan jemaah, yang mengarahkan pembahasan di luar topik yang dibahas. 

"Ia menggunakan kata haleluyah dalam ceramahnya dimana kata haleluyah sejauh yang kami tahu, tidak tertulis di dalam Kitab Suci Agama Islam. Hal ini berarti UAS sendiri secara sadar dan dengan sengaja menyinggung, membahas, dan menafsirkan kebiasaan atau simbol dari agama lain. Pada kenyataannya, penggunaan kata haleluyah oleh umat Kristen tidak diucapkan dengan maksud seperti yang diperagakan oleh UAS," kata Sahat.

Kami konsisten dengan janji iman kami bahwa kami sudah memaafkan beliau atas ceramahnya yang menyinggung dan menghina keyakinan agama kami.

Ia menambahkan dari ceramah utuh dalam video yang viral, UAS menyampaikan bahwa ada upaya mengkafirkan umat Islam dengan menggunakan salib di rumah sakit dan ambulans. Ia meminta UAS secara khusus memberikan klarifikasi terkait pernyataan ini. 

"Apa dasar UAS menuduh rumah sakit dan ambulans berusaha mengkafirkan umat Islam dengan lambang salib?" kata Sahat.

Menurutnya, tuduhan ini dapat meresahkan masyarakat sehingga harus diklarifikasi oleh UAS karena di berbagai daerah di Indonesia ada banyak rumah sakit dan ambulans yang kepemilikannya merupakan milik lembaga negara, ataupun lembaga keagamaan, baik Islam, Katolik, Kristen Protestan, maupun agama lainnya. 

"Selama berpuluh tahun, rumah sakit dan ambulans ini memberikan pelayanan sosialnya dengan tulus kepada masyarakat Indonesia tanpa memandang perbedaan suku, agama, ataupun golongan. Kita tahu bersama bahwa tujuan rumah sakit dan ambulans adalah untuk pelayanan sosial demi keselamatan pasien, bukan bertendensi untuk kepentingan lainnya," ujarnya.

Ia meminta sebagai sesama warga Indonesia dapat saling menghargai, bersatu, dan tidak melakukan hal-hal yang dapat menyinggung perbedaan di tengah bangsa kita. 

"Kami dari DPP GAMKI akan juga selalu mengingatkan kepada pemuka agama kami untuk selalu menyampaikan ceramah atau khotbah agama yang sejuk, damai, dan toleran. Demi menjaga toleransi, kerukunan antar umat beragama, serta persatuan dan kesatuan bangsa," katanya.

Baca juga: Polisi dan Kasus Ustaz Abdul Somad

Sahat juga  mengatakan DPP GAMKI sebenarnya tidak ingin memperpanjang persoalan ini jika klarifikasi UAS sudah sesuai dengan apa yang didengar dalam video ceramah yang viral tersebut. 

"Kami konsisten dengan janji iman kami bahwa kami sudah memaafkan beliau atas ceramahnya yang menyinggung dan menghina keyakinan agama kami. Kami pada dasarnya berharap klarifikasi yang disampaikan oleh UAS, keluar dari hati yang paling dalam, dan ada itikad baik beliau untuk menyelesaikan persoalan ini dengan cara kekeluargaan dan persaudaraan," kata Sahat. []


Berita terkait
Umat Katolik dan Kristen di Aceh Tidak Dendam pada UAS
Pemuka Agama Katolik di Aceh, Baron F Pandiangan menanggapi santai terkait isi ceramah Ustaz Abdul Somad.
Para Ulama Menilai Kasus UAS Salah Alamat
Para ulama menilai kasus Ustaz Abdul Somad salah alamat. Menurut pandangan Islam tidak ada yang berhak mengkritisi dakwah UAS.
UAS: Saya Hanya Menjelaskan Akidah Agama Islam
UAS menjawab desakan agar dia meminta maaf atas video viral pada ceramahnya tentang jin kafir dalam patung salib.
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.