Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas mengatakan loyalis (pendukung) Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) untuk tidak pikun atau berkurangnya daya ingat dan memori, lantaran belakangan ini mempersoalkan hal-hal yang aneh.
"Sungguh aneh kalau politisi Partai Demokrat belakangan mempersoalkan mengenai pemberlakuan presidential threshold," ujar Fernando dalam keterangan tertulis yang diterima Tagar, Rabu, 22 September 2021.
Ia mengatakan, menurut catatan lahirnya presidential threshold sebesar 20 persen diinisiasi oleh Partai Demokrat ketika berkuasa tahun tahun 2009.
Sebaiknya para loyalis AHY jangan terlalu memanjakannya sehingga mengingkari apa yang diperjuangkannya pada masa lalu disaat menjadi partai pendukung utama pemerintah karena seperti ibarat seperti meninju muka sendiri.
"Apakah saat ini para loyalis AHY sedang linglung dan pikun karena AHY sangat tidak mungkin menjadi salah satu capres atau cawapres pada Pilpres 2024," ucapnya.
- Baca Juga: AHY: Mari Terus Perjuangkan Aspirasi Masyarakat Indonesia
- Baca Juga: Ketum AHY: Kita Harus Bantu Krisis, Bukan Hanya Kritik
Ia mengatakan akan sangat realistis ketika loyalis meminta agar semua partai politik yang memiliki kursi di DPR untuk bisa mengusung calon presidential threshold dibandingkan menghilangkan apa yang pernah mereka perjuangkan ketika SBY akan kembali ikut Pilpres 2009 yang lalu.
Dengan sendirinya, kata Fernando, Syarief Hasan yang mengusulkan gagasan agar Presiden Jokowi mengeluarkan Perpu mengenai presidential threshold mengingkari apa yang diperjuangkannya pada tahun 2009 yang lalu.
"Apalagi pada saat itu Syarief Hasan menjabat sebagai Ketua Fraksi Partai Demokrat yang saya yakin diberi tanggungjawab untuk golnya parlementery threshold yang di bahas DPR," katanya.
- Baca Juga: AHY: Indonesia Emas 2045 Tanggung Jawab Lintas Generasi
- Baca Juga: AHY dan Keluarga Besar Hadiri Prosesi Pemakaman Ibu Ageng
Ia juga menyampaikan agar pendukung AHY untuk tidak memanjakannya sehingga ini akan mengingkari akan apa yang telah diperjuangkan pada masa lalu.
"Sebaiknya para loyalis AHY jangan terlalu memanjakannya sehingga mengingkari apa yang diperjuangkannya pada masa lalu disaat menjadi partai pendukung utama pemerintah karena seperti ibarat seperti meninju muka sendiri. Jangan selalu membiasakan melupakan sejarah," ujar Fernando.