Ferdinand Hutahaean Puji Luhut, Cibir Prabowo

Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean memuji sikap Luhut Binsar Pandjaitan, dan di lain sisi mencibir Prabowo soal polemik Natuna.
Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. (Foto: Tagar/Alan)

Jakarta - Kepala Divisi Advokasi dan Bantuan Hukum Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean menanggapi sikap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dan Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, soal pelanggaran Zona Ekonomi Eksklusif (ZEE) yang dilakukan kapal China di perairan Natuna, Kepulauan Riau. 

Ferdinand Hutahaean: Beliau (Prabowo) terlalu lunak, terlalu lembek. Nah saya melihat Pak Luhut punya pertimbangan di sini, makanya beliau mengerem statement.

Baginya, mantan Danjen Kopassus itu terlalu lunak dan lembek dalam mempertahankan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). 

Baca juga: FPI Sindir Polemik Natuna, NasDem: Kita Harus Keras

"Beliau (Prabowo) terlalu lunak, terlalu lembek, dan tidak seharusnya seorang Menhan bersikap seperti itu. Karena keberanian sebuah negara, itu dilihat dari Menhan-nya. Kalau Menhan-nya seperti itu, kita akan dicap lembek dan lemah," ujar Ferdinand kepada Tagar, Selasa, 7 Januari 2020.

Dirinya menyayangkan sikap tersebut. Seharusnya, kata Ferdinand, Menhan Prabowo menerjunkan pasukan di laut Natuna sebagai bentuk ketegasan pemerintah atas pelanggaran China yang mengklaim teritorial ZEE Indonesia.

"Saya tadinya membayangkan Pak Prabowo akan menyatakan, 'Saya akan mengedepankan dialog dengan China tetapi saya tetap akan gelar pasukan saya di Laut Natuna untuk melindungi kedaulatan Indonesia dari apa pun'. Mestinya seperti itu," kata Ferdinand.

Dengan Prabowo menyatakan sikap santai, mantan anggota Bara JP itu beranggapan seolah Indonesia berada di bawah kaki Tiongkok.

Dia menyayangkan langkah Menhan Prabowo tidak menggelar pasukan sebagai bentuk ketegasan bahwa wilayah Natuna merupakan bagian dari NKRI yang tidak perlu diperdebatkan lagi.

"Kalau kita menggelar pasukan di sana, artinya kita meyakini penuh bahwa itu adalah wilayah kita. Ketika kita ragu mengirimkan pasukan ke sana, artinya kan kita bisa dicap ragu-ragu wilayah ini wilayah kita atau bukan," tuturnya. 

Baca juga: Menlu Retno Minta Tiongkok Patuhi UNCLOS Soal Natuna

Kemudian Ferdinand menyinggung sikap Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi yang dinilainya sudah tepat. "Kalau Menlu sudah benar dia mengedepankan diplomasi dan diplomasinya tegas, menurut kepada UNCLOS 1982," ucapnya.

Kemudian, sikap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan dia pandang sudah tepat, lantaran ekonomi Indonesia hampir sepenuhnya bersandar pada investasi dan utang China. 

Apabila Luhut ikut berkomentar tegas dalam polemik Natuna, maka yang dihadapi adalah risiko ekonomi bagi Indonesia.

"Nah saya melihat Pak Luhut punya pertimbangan di sini, makanya beliau mengerem statement agar tidak semakin memperkeruh suasana. Jadi pernyataan Pak Luhut sangat bisa saya pahami dalam posisi beliau sebagai Menko Maritim dan Investasi," ujar Politikus Partai Demokrat Ferdinand Hutahaean. []

Berita terkait
Soal Natuna, Edhy Prabowo: Kita Harus Cool
Tiga kapal nelayan pencuri ikan asal Vietnam di Perairan Natuna, Kepulauan Riau, diamankan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
China Tidak Mengakui ZEE Indonesia Terkait dengan Natuna
UNCLOS PBB sudah menetapkan batas perairan ZEE Indonesia di Laut China Selatan yang meliputi perairan Laut Natuna, tapi China tidak mengakuinya
Bahasan Presiden Jokowi Tentang Natuna di Paripurna
Presiden Jokowi menggelar Paripurna pertama di tahun 2020, ia langsung membahas tentang Natuna.
0
Lirik Lagu Until I Found You Stephen Sanchez yang Viral di TikTok
Stephen Sanchez melalui kanal YouTube-nya pada pada 1 September 2021, merilis lagu terbarunya yang berjudul Until I Found You.