Faisol Riza, Dari Aktivis Hingga Ketua Komisi VI DPR

Pembentukan Panja DPR dinilai lebih efektif dan secara administratif cenderung lebih cepat dalam menemukan solusi segala permasalahan Jiwasraya
Faisol Riza (Foto: instagram @faisol8418)

Jakarta – Ketua Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), Faisol Riza, mengatakan panitia kerja (panja) siap menuntaskan kasus PT Jiwasraya. Pembentukan Panja dinilai lebih efektif dan secara administratif cenderung lebih cepat dalam menemukan solusi segala permasalahan di perusahaan asuransi tersebut dibanding membentuk panitia khusus (pansus).

Sebelumnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) sempat mengusulkan pembentukan pansus. Namun keinginan PKS membentuk pansus kini telah musnah. Meski begitu, Faisol menyatakan seluruh fraksi DPR telah menyetujui pembentukan panja, tak terkecuali PKS yang bahkan telah mengirimkan wakilnya ke panja.

“Fraksi PKS sudah menjadi bagian dari panja. Semua fraksi terlibat dalam panja dan berkontribusi penuh. Bahkan skema penyelesaian sudah dibicarakan bersama-sama dengan pemerintah,” jelas Faisol. “Semua konstruktif. Tunggu saja semua berjalan, termasuk penyelesaian secara hukum,” lanjutnya.

Faisol Riza dipercaya untuk memimpin Komisi VI DPR membidangi perdagangan, perindustrian, koperasi UKM, Badan Usaha Milik Negara (BUMN), investasi dan standarisasi sejak 30 Oktober 2019 lalu. Komisi VI selanjutnya akan berhubungan dengan beberapa kementerian seperti Kementerian Perindustrian, Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Kementerian Perdagangan, dan Kementerian BUMN.

Pria kelahiran Probolinggo, 1 Januari 1973 ini adalah lulusan sekolah dasar Ibtidayah Nahdlatul Ulama (NU). Setelah lulus, dia melanjutkan pendidikan agama di MTS dan MA Nurul Jadid. Usai menyelesaikan pendidikan-pendidikan dasarnya, Faisol kemudian mendaftar sebagai mahasiswa Jurusan Filsafat di Universitas Driyarkara, Jakarta (1999).

1. Mengalami Peristiwa Traumatis

Sebelum aktif sebagai politikus, Faisol lebih dikenal sebagai seorang aktivis pada era pemerintahan Soeharto. Faisol mengaku pernah mengalami kejadian traumatis selama memperjuangkan reformasi.

Pada 1998, Faisol diculik oleh sekelompok orang tak dikenal. Di sana, ia disekap dan mengalami berbagai penyiksaan seperti, disundut rokok, dipaksa berbaring di balok es, hingga digantung terbalik. Beruntung, Faisol dibebaskan oleh sekelompok penculik tersebut.

Dihimpun dari berbagai sumber, berdasarkan penuturan ibunya, Marufah, faisol dibebaskan karena latar belakang pendidikan sebagai lulusan NU.

Usut punya usut, penculikan itu terjadi karena sekitar tahun 1998-1999, Faisol tergabung dalam organisasi Solidaritas Mahasiswa Indonesia dan menjabat sebagai ketua organisasi tersebut. Hal ini membuat gerak-geriknya dicurigai oleh intel pada masa itu.

Pengalaman tersebut membuat Faisol aktif sebagai wakil ketua dari Ikatan Keluarga Orang Hilang Indonesia (IKOHI), sebuah organisasi yang diinisiasi oleh para keluarga yang kehilangan anggota keluarga mereka. IKOHI menjadi wadah bagi perjuangan pengungkapan kebenaran dan keadilan hukum atas kasus pelanggaran HAM yang mereka alami.

2. Karier Politik

Dilansir dari Wikidpr, pria yang saat ini menjabat sebagai Ketua Federasi Panjat Tebing Indonesia (FPTI) ini merupakan mantan staf khusus dari dua petinggi PKB yakni, Muhaimin Iskandar dan staf khusus Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, yang menjadi tersangka atas kasus suap hibah Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI).

Bersama partainya, Faisol pernah menduduki jabatan sebagai Wakil Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) PKB Jakarta untuk periode 2008-2009. Selain itu, ia juga dipercaya menjabat sebagai Wasekjen DPP sejak 2009. Di tahun yang sama, ia menjadi staf umum Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi hingga 2014.

Pada 2018, Faisol dilantik menjadi Anggota DPR RI Komisi XI membidangi perbankan dan keuangan untuk periode 2014-2019 menggantikan Abdul Malik Haramain yang saat itu mencalonkan diri sebagai Bupati Probolinggo pada pilkada serentak 2018.

3. Lain-lain

Setelah menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi, Faisol pernah pernah menjadi dosen paruh waktu di Humanity Course (2006) dan UNO (2008). Selain itu, pada tahun 2000, ia menjabat sebagai direktur di Yayasan Perspektif Baru, sebuah yayasan yang memberi wadah bagi masyarakat untuk memberi dan membagikan suatu perspektif baru.

Sejak tahun 2000, Faisol juga dipercaya sebagai direktur di PT Inter Matrix dan menjadi bagian dari PT Red White Indonesia. []

Berita terkait
Jiwasraya, Kejagung Periksa Anak Buah Heru Hidayat
Kejagung melakukan pemeriksaan terhadap tiga orang saksi terkait kasus dugaan korupsi pengelolaan keuangan dan dana investasi Jiwasraya.
DPR Menilai Erick Thohir Serius Tangani Jiwasraya
Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Golkar Mukhtarudin menilai pemerintah punya komitmen dan keseriusan menyelesaikan kemelut Jiwasaraya.
DPR Menilai Erick Thohir Serius Tangani Jiwasraya
Anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Golkar Mukhtarudin menilai pemerintah punya komitmen dan keseriusan menyelesaikan kemelut Jiwasaraya.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.