Sayang sekali tengah masanya bekerja dari rumah sehingga tidak dapat bergaya dengan busana batik baru.
Di rumah memang tetap bisa berbatik-ria tetapi nuansanya sungguh beda. Meski senoktah, aku punya hubungan dengan penetapan Hari Batik Nasional. Begini kisahnya.
Setiap menjelang 2 Oktober yang telah ditetapkan sebagai Hari Batik Nasional, aku selalu teringat keterlibatanku sebagai koordinator juri pada Lomba Esai Batik tahun 2007.
Bersama Pak Iwan Tirta, Pak Hoediatmo Hoed, dan beberapa tokoh perbatikan lain, aku menjadi salah seorang juri yang penetapan pemenangnya dilaksanakan di Pekalongan.
Mungkin tidak langsung berkaitan dengan penetapan batik sebagai Masterpices of the Oral and Intangible Heritage of Humanity oleh Unesco, tapi setidak-tidaknya lomba esai batik tingkat nasional ini ada sumbangannya bagi rasa bangga terhadap batik.
Beberapa kali aku ikut rapat dan berdiskusi mengenai rencana mengajukan batik sebagai warisan dunia. []
Ibnu Wahyudi
Pengajar Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya UI
(1 Oktober 2020)