Enam Faktor Ini yang Membuat Indonesia Rawan Gempa

Wilayah Indonesia sangat rentan terhadap gempa. Lantas, kenapa gempa sering terjadi di Indonesia?
Personel Tim SAR menggali reruntuhan bangunan dan rumah untuk menemukan korban di lokasi likuifaksi Balaroa Palu, Sulawesi Tengah, Kamis (11/10/2018). Memasuki hari ke-14 pascagempa, tsunami dan likuifaksi di Palu, Donggala, dan Sigi, pemerintah menghentikan proses evakuasi korban, sedangkan tanggap darurat diperpanjang hingga dua pekan ke depan. (Foto: Antara/Basri Marzuki)

Jakarta, (Tagar 3/4/2019) - Wilayah Indonesia sangat rentan terhadap gempa bumi. Masih teringat, gempa parah mengguncang Aceh pada 2004, Padang pada 2009 serta Palu dan Donggala pada 2018. Dua hari belakangan gempa juga terjadi di Kulawi, Sulawesi Tenggara kemudian Ngawi, Jawa Timur.

Lantas, apa penyebab gempa bumi sering terjadi di Indonesia? Menurut data dari BNPB ada sejumlah penyebab kenapa Indonesia menjadi negara yang rawan ajan gempa bumi. Berikut penjelasannya.

1.  Cincin api pasifik

Indonesia berada di jalur gempa teraktif di dunia karena di kelilingi oleh cincin api pasifik atau ring of fire. Kondisi geografis ini menjadikan Indonesia sebagai wilayah yang rawan letusan gunung berapi, gempa dan tsunami.  

Cincin api pasifik hanya sebuah istilah untuk menyebut wilayah yang sering mengalami letusan gunung berapi aktif dan gempa bumi. Cincin api pasifik meliputi wilayah cekungan Samudra Pasifik. Disebut cincin api pasifik karena wilayah tersebut memiliki bentuk tapal kuda. Panjang area yang termasuk dalam cincin api pasifik adalah 40.000 km.

Posisi Indonesia dikenal berada di Cincin Api Pasifik (Ring of Fire), sehingga inilah yang menjadikan Indonesia sering mengalami gempa bumi dan letusan gunung berapi yang mengelilingi cekungan Samudra Pasifik. Sekitar 90 persen dari gempa bumi yang terjadi dan 81 persen dari gempa bumi terbesar terjadi di sepanjang Cincin Api ini.

2. Indonesia berada di titik pertemuan antara 3 lempeng bumi

Lembaran bumi yang mengelilingi Indonesia adalah lempeng Pasifik, Eurasia, dan Indo-Australia. Gempa bumi yang disebabkan oleh lempeng bumi terjadi jika lempeng ini bergeser, pecah, atau bahkan mencuat ke atas.

Selain gempa, adanya tumbukan lempeng juga bisa menyebabkan tsunami setelah gempa. Contohnya adalah gempa dan tsunami tahun 2004 yang terjadi di Aceh.

Beberapa daerah di Indonesia yang rawan gempa dan tsunami meliputi Aceh, Sumatera Utara, Lampung, Banten, Bali, Jawa Timur bagian selatan, daerah Fak-Fak dan Yapen di wilayah Papua, dan masih banyak lagi.

JENAZAH KORBAN GEMPA DI PETOBOTim SAR mengevakuasi jenazah korban gempa yang tercebur lumpur di Kompleks Perumahan Kelurahan Petobo Palu, Sulawesi Tengah (2/10/2018). Ratusan warga terjebak dalam lumpur yang tiba-tiba muncul ke permukaan dan menenggelamkan ratusan rumah di tempat itu pascagempa bumi dan tsunami di Palu. (Foto: Ant/Basri Marzuki)

3.  Indonesia terletak di Alpine Belt

Indonesia ternyata bukan hanya berada di cincin api pasifik saja, tetapi juga berada di jalur Alpine belt atau sabuk Alpine. Wilayah yang termasuk dalam sabuk Alpine adalah Jawa, Sumatra, Himalaya, Mediterania, Atlantika.

Sekitar 17 persen dari gempa bumi terbesar atau sekitar 5 hingga 6 persen gempa bumi yang terjadi di dunia, terjadi di daerah sabuk Alpine.

4. Pergerakan lempeng bumi

Pergerakan lempeng bumi menghasilkan tekanan yang berujung pada terjadinya gempa. Besar kecilnya gempa tergantung pada besar tekanan yang terjadi karena pergerakan lempeng ini.

Besar kecilnya gempa tergantung pada besar tekanan yang terjadi karena pergerakan lempeng ini. Teori dari lempeng tektonik menjelaskan bahwa bumi terdiri dari beberapa lapisan batuan.

Sebagian besar area dari lapisan kerak ini akan hayut dan mengapung di lapisan seperti salju. Lapisan ini kemudian bergerak perlahan sehingga terpecah dan bertabrakan satu dengan yang lainnya.

Hal inilah yang menjadi penyebab terjadinya gempa tektonik. Karena letak Indonesia berada dalam tiga lempeng bumi. Jika salah satu dari ketiga ini bergerak dan bergesekan dengan lempeng lain, maka kemungkinan terjadinya gempa sangatlah besar.

5. Terletak di batas konvergen antara lempeng Sunda dan lempeng Indo-Australia

Gempa bumi biasa terjadi di Sumatera karena pulau itu berada di perbatasan konvergen, di mana Lempeng Sunda berada di zona subduksi di bawah Lempeng Indo-Australia.

Lempeng ini bergerak miring dengan kecepatan 60 mm per tahun dan komponen di belahan kanannya didorong oleh sesar mendatar/lateral di Pulau Sumatra, terutama sesar besar Sumatera.  Selain itu, beberapa daerah di wilayah Indonesia bagian selatan juga mengalami gempa bumi, mulai dari yang bermagnitudo relatif kecil hingga yang terbesar.

6. Indonesia memiliki banyak gunung berapi

Indonesia berada di wilayah sabuk Alpine. Dari situ alasan mengapa Indonesia memiliki banyak gunung berapi aktif maupun tidak aktif terungkap. Sebuah gunung api yang masih aktif akan mengeluarkan magma dalam bentuk letusan.

Letusan ini bisa berupa letusan besar atau ringan. Daerah disekitar gunung berapi juga sangat rentan terhadap gempa bumi. Ketika gunung berapi meletus, daerah sekitarnya akan mengalami gempa bumi, tergantung pada besarnya letusan.

Baca juga:

Berita terkait
0
Ini Alasan Mengapa Pemekaran Provinsi Papua Harus Dilakukan
Mantan Kapolri ini menyebut pemekaran wilayah sebenarnya bukan hal baru di Indonesia.