Enam Alat Deteksi Gempa Andalan BMKG

Kerja sama transfer teknologi dengan Jepang.
Petugas mengukur waktu dan lama matahari bersinar dalam satu hari dengan menggunakan alat "Campbell Stokes" di Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Kabupaten Nagan Raya, Aceh. (Foto: Ant/Syifa Yulinnas)

Jakarta, (Tagar 20/2/2019) - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan bahwa rata-rata alat peringatan deteksi dini di Indonesia sudah tertinggal 20 tahun dengan alat deteksi yang di miliki negara Jepang, Amerika dan Perancis.

"Usia alat deteksi kami sudah 10 tahun, kami juga sedang melakukan kerja sama transfer teknologi dengan Jepang. Ketika Deputi akan ke Jepang. Saya perintahkan untuk menanyakan prediksi kecanggihan alat deteksi di Jepang 40 tahun mendatang itu seperti apa? Jangan lihat alat yang sekarang ini. Karena kami Sudah ketinggalan 20 tahun. Jadi, biar terkejar," terangnya di gedung BMKG, Jalan Angkasa, Kemayoran, Jakarta Pusat, pada 31 Agustus 2018.

Meski sudah tertinggal, namun nyatanya, 175 sensor gempa dan 130 tide gauge (alat ukur air muka laut) yang tersebar di lebih dari 200 stasiun BMKG ini menjadi andalan alat deteksi gempa di seluruh Indonesia.

Apa sajakah alat deteksi tersebut?

1. Satu Set Peralatan Monitoring

Untuk memantau gempa bumi hingga potensi tsunami, BMKG memantaunya melalui satu set peralatan monitoring di ruang operasional peringatan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami.

Seismometer, gempaSeismometer, alat pendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah. (Foto: Antara)

2. Seismometer

Ketika terjadi gempa bumi sebuah alat pendeteksi gempa bumi atau getaran pada permukaan tanah yakni Seismometer akan merekam getaran yang dihasilkan dari gempa bumi dengan potensi tsunami atau tidak.

3. D1 Seismic Processing System (seiscomp3)

Informasi gempa bumi dari Seismometer, kemudian akan diolah datanya dengan alat bernama D1 Seismic Processing System (seiscomp3) untuk mendapatkan informasi terkait titik gempa dan besar getaran gempa bumi.

Ketika data dari alat D1 Seismic Processing System diolah, ada dua kemungkinan hasil yang didapatkan. Pertama data menunjukan skala getaran getaran dibawah lima magnitudo, kedua menunjukan skala getaran melebihi tujuh magnitudo.

4. D4 Dissemination System

Jika data dari alat D1 Seismic Processing System menunjukan skala getaran
di bawah lima magnitudo, maka secara otomatis terhubung dengan alat D4 Dissemination System. Setelah data keluar, barulah BMKG akan menginformasikan titik terjadi gempa bumi dengan skala angka guncangannya (magnitudo).

BMKG, alat tsunami, alat BMKGPetugas BMKG memasang alat pengukur ketinggian air atau "water level" saat masa erupsi Gunung Anak Krakatau di Pelabuhan Pulau Sebesi, Lampung Selatan, Lampung, Selasa (1/1/2019). BMKG memasang alat di pulau yang dekat dengan Gunung Anak Krakatau tersebut untuk memantau ketinggian air sekaligus sebagai data dalam menentukan peringatan dini bila terjadi gelombang tsunami di Selat Sunda karena gempa tektonik maupun vulkanik. (Foto: Antara/Sigid Kurniawan)

5. D2 Backup Toast

Jika data dari alat D1 Seismic Processing System menunjukan skala getaran melebihi tujuh magnitudo, maka secara otomatis terhubung dengan alat D2 Backup Toast. D2 Backup Toast, adalah sebuah alat untuk mengolah getaran gempa bumi apakah punya potensi tsunami atau tidak.

Setelah data keluar, barulah BMKG akan menginformasikan gempa bumi dengan peringatan dini potensi tsunami di wilayah terdekat titik terjadinya gempa.

6. D5 Non Seismic Monitoring

Lantas, BMKG akan memantau data dari D2 Back up Toast yang menginformasikan gempa bumi dengan peringatan dini potensi tsunami di wilayah terdekat titik terjadinya gempa. Alat untuk memantaunya bernama D5 Non Seismic Monitoring, sebuah alat yang sudah terhubung dengan pemantau tsunami seperti tide gauge, buoy, maupun GPS.

Baca juga: Apa Itu BMKG?

Berita terkait
0
Jakarta Hajatan ke-495, Tokopedia & Dekranasda DKI Ajak Masyarakat Dukung UMKM Lokal
Dalam rangka menyambut HUT ke-495 DKI Jakarta 22 Juni 2022 Tokopedia mencatat beberapa kategori paling laris sepanjang kuartal II 2022 di ibu kota.