Empat Prestasi BJ Habibie Bagi Bangsa Indonesia

Indonesia kehilangan Bapak Bangsa ini. Tidak sedikit belasungkawa mengalir ke rumah duka untuk mengenang kehebatannya di berbagai bidang.
Menteri Riset dan Teknologi BJ Habibie (kedua dari kanan) saat melakukan teknologi GSM dengan melakukan hubungan telepon dari GSM Telkomsel perdana dari Batam ke Jakarta dan London. (Foto: Dokumentasi Telkomsel)

Jakarta - BJ Habibie meninggal dalam usia 83 tahun. Dia wafat pada Rabu sore, 11 September 2019, pukul 18.05 WIB setelah dirawat beberapa hari di RSPAD Gatot Subroto Jakarta, dari tanggal 8-11 September 2019.

Indonesia kehilangan Bapak Bangsa ini. Tidak sedikit belasungkawa mengalir ke rumah duka untuk mengenang kehebatannya di berbagai bidang. 

Banyak ditorehkan oleh suami dari Hasri Ainun Besari. Presiden ketiga Republik Indonesia ini banyak mencetak prestasi buat bangsa ini. Kehebatan utama Habibie adalah membuat pesawat. Tapi, masih ada kehebatan lainnya. 

Tagar menghimpun prestasi di berbagai bidang yang dicetak oleh BJ Habibie.

1. Membangun Telkomsel

HabibieMenteri Riset dan Teknologi BJ Habibie (kedua dari kanan) saat melakukan teknologi GSM dengan melakukan hubungan telepon dari GSM Telkomsel perdana dari Batam ke Jakarta dan London. (Foto: Dokumentasi Telkomsel)

Selain pesawat, Habibie dalam dunia telekomunikasi di Indonesia memiliki peranan dan kontribusi besar atas kelahiran Telkomsel

Untuk itu, pihak Telkomsel menyatakan sangat kehilangan sosok BJ Habibie. Saat ini, pelanggan Telkomsel telah mencapai 168 juta.

Sejarah hadirnya teknologi GSM di Indonesia hingga berdirinya PT Telekomunikasi Selular tidak dapat dipisahkan dari peran penting Habibie.

Semangat Pak Habibie akan selalu melekat dalam perkembangan dan pertumbuhan Telkomsel.

Pada tanggal 14 Juli 1993, sejumlah direksi PT Telkom menghadap Habibie yang saat itu menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Republik Indonesia.

Di atas sehelai kertas, beliau menuliskan persetujuan dan penerapan GSM sebagai standar teknologi seluler Indonesia. Tulisan ini yang kemudian menjadi referensi dari sebuah langkah besar migrasi teknologi dan pengembangan industri seluler analog ke digital di Indonesia.

Empat belas bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 2 September 1994, Habibie meresmikan pengoperasian Telkomsel GSM di Pulau Batam. Pada saat itu, Telkomsel merupakan nama produk dari PT Telkom.

“Semangat Pak Habibie akan selalu melekat dalam perkembangan dan pertumbuhan Telkomsel. Kami akan meneruskan cita-cita dan kontribusi Pak Habibie untuk mengembangkan pemanfaatan teknologi untuk kemajuan anak bangsa. Selamat jalan, Pak Habibie," kata Direktur Utama Telkomsel, Emma Sri Martini.

2. Mendirikan Industri Kereta Api

HabibieArsip - Menristek sekaligus Kepala BPPT BJ Habibie saat berkunjung di PT INKA Madiun, Jawa Timur. (Foto: Antara/Dokumentasi PT INKA (Persero)

Apa jadinya apabila tidak ada sosok Habibie. Mungkin sampai hari ini Indonesia tidak punya industri kereta api. Cerita ini dituturkan oleh Direktur Utama PT Industri Kereta Api (Persero) Budi Noviantoro.

Dia mengatakan pendirian perusahaan kereta api satu-satunya di Asia Tenggara tersebut digagas oleh BJ Habibie.

BJ Habibie adalah pendiri PT INKA. Tanpa beliau, tidak ada INKA.

"BJ Habibie adalah pendiri PT INKA. Tanpa beliau, tidak ada INKA. Waktu itu beliau menjabat sebagai Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) dan Kepala BPPT," ujar Budi Noviantoro kepada wartawan di Madiun, Jawa Timur, dikutip dari Antara, Kamis, 12 September 2019.

3. Bikin Pesawat

N 250 Gatotkaca, karya BJ HabibieN 250 Gatotkaca, salah satu karya BJ Habibie. (Foto: Habibie Center)

Presiden RI ketiga Bacharuddin Jusuf Habibie, juga pendiri PT Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) sekarang berubah menjadi PT Dirgantara Indonesia, berhasil memproduksi pesawat karya anak bangsa dengan nama N250 pada tahun 1995. IPTN sendiri berdiri pada 26 April 1976.

Selain itu, perusahaan penerbangan pertama dan satu-satunya di Asia Tenggara itu juga melayani sejumlah pembelian dari luar negeri, salah satunya Thailand.

IPTN memang berhasil menjual pesawatnya kepada Thailand, tapi bayaran yang diterima adalah beras ketan. Cara ini memang berhasil, namun tak mampu memperbaiki kondisi keuangan perusahaan yang memburuk.

4. Mobil Belum Terwujud

MaleoMobil Maleo yang digadang-gadang menjadi mobil nasional di era 1994. (GNFI/mobilmotorlama.com)

Cita-cita pemerintah untuk mampu memproduksi mobil nasional sebenarnya sudah muncul sejak lama, bahkan BJ Habibie yang kala itu menjabat sebagai Menteri Negara Riset dan Teknologi sudah menginisiasi dengan program yang dinamakan Mobil Masyarakat Murah bernama Maleo.

Proyek Mobnas Maleo mulai marak dibicarakan sejak 1994 ketika Komisi X DPR mengusulkan kepada Menristek Habibie agar membuat mobil sendiri dengan berpijak pada industri pesawat terbang yang telah berkembang pesat lebih dulu.

Usulan DPR tersebut kemudian disampaikan Habibie kepada Presiden Soeharto. Menurut Habibie, Presiden tidak berkeberatan karena itu merupakan salah satu perwujudan dari aspirasi masyarakat.

"Nantinya harga jualnya di bawah 20 juta rupiah. Mobil seperti ini yang banyak dibutuhkan keluarga," kata Habibie.

Maleo dirancang oleh 83 insinyur serta para ahli teknik Badan Usaha Milik Negara Industri Strategis (BUMNIS) yang mencakup Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN), PINDAD, Lembaga Elektronika Nasional (LEN), INTI, BARATA, Krakatau Steel.

Habibie saat itu menginginkan Maleo yang menjadi program unggulan itu bisa meluncur di jalanan Tanah Air pada 1998.

Rancang bangun Maleo sendiri disiapkan Badan Pengelola Industri Strategis (BPIS) bersama dengan pihak Australia.

Mobil hasil rancangan BPIS dengan kekuatan 80 tenaga kuda itu menggunakan mesin Orbital dari Australia yang terdiri dari tiga silinder dan 1.200 cc.

Tanpa mengurangi kualitas, tingkat keselamatan dan pelayanan, Maleo akan banyak menggunakan material thermostat, yaitu material yang terdiri dari bahan plastik antikarat.

Proses rekayasa mobil Maleo terus berjalan untuk mendapatkan mobil bertipe kecil yang hemat bahan bakar ber-CC 1.000.

Habibie mengatakan Maleo cocok menggunakan mesin Orbital yang dinilai hemat BBM dan tidak mencemari lingkungan (ramah lingkungan).

"Nantinya harga jualnya di bawah 20 juta rupiah. Mobil seperti ini yang banyak dibutuhkan keluarga," kata Habibie.

Komponen Lokal

Mobil nasional Maleo yang dirancang para ahli di BPIS diharapkan akan muncul April 1997, sedangkan untuk masuk ke pasar paling cepat diperkirakan baru satu tahun kemudian.

Habibie yang juga Kepala BPIS menginginkan prototipe Maleo mulai diujicoba di jalan raya pada April 1997. Sebanyak 60 unit mobil Maleo akan diproduksi untuk tahap ujicoba tersebut.

Saat itu, dia menargetkan Maleo selesai diproduksi dan bisa dipasarkan pada 1998. Untuk menghidupkan industri Tanah Air, Mobnas Maleo menggunakan 60 persen komponen lokal, sedangkan 40 persen masih memanfaatkan teknologi Australia dan Inggris.

"Kenapa namanya Mobil Nasional. Yaa, apalah arti sebuah nama. Yang penting, ini hasil karya nyata putera-putera Indonesia," ujar Bapak Teknologi itu seraya menambahkan Mobnas Maleo pada masa depan akan dikembangkan tidak lagi berbahan bakar bensin tetapi hidrogen.

"Dari situ saya yakin akhir abad ini kita sudah bisa memproduksi mobil hasil rekayasa sendiri," katanya.

Sedangkan kepemilikan sahamnya, BPIS akan memiliki 30 persen saham perusahaan pembuat mobil nasional Maleo, sedangkan 70 persen sisanya dimiliki swasta dengan nilai masing-masing unit saham ditawarkan 100 hingga 1.000 dolar AS.

Swasta yang dimaksud adalah perusahaan industri komponen nasional yang memang akan didorong pertumbuhannya melalui program Mobil Nasional (Mobnas), baik itu melalui mobil Maleo maupun Timor serta untuk ekspor.

BPIS berpendapat bahwa pengembangan mobil nasional itu bisa dilakukan oleh perusahaan swasta, maka akhirnya lembaga nondepartemen ini lebih memusatkan perhatiannya kepada industri yang benar-benar strategis seperti pesawat udara, kereta api, dan senjata.

Mobil Timor Masuk

Di tengah jalan, pihak swasta yaitu PT Timor Putra Nasional muncul dengan mobil Timor. Perusahaan milik Tommy Soeharto itu diberi hak oleh pemerintah untuk memproduksi mobil nasional, bekerja sama dengan pabrik mobil Kia dari Korea Selatan.

PT Timor memperoleh pembebasan bea masuk dan Pajak Pertambahan Nilai Atas Barang Mewah (PpnBM).

Sebagai imbalan atas perlakuan khusus itu, PT Timor milik Tommy Soeharto diwajibkan menggunakan komponen lokal mulai tahun 1996 hingga 1998 secara bertahap dari 20 persen, 40 persen hingga 60 persen.

Kewajiban bagi industri-industri mobil itu untuk menggunakan komponen lokal diharapkan mendorong industri nasional untuk menghasilkan berbagai peralatan yang dibutuhkan industri otomotif.

Prinsip pemerintah lainnya adalah pabrik komponen baru itu memberi prioritas pada komponen yang belum dihasilkan industri dalam negeri

"Jangan sampai mematikan industri lokal yang sudah membuat komponen yang sama," kata Habibie.

Namun belum lagi industri mobil nasional berkembang, pada 1997 produksi Timor dihentikan karena krisis moneter dan juga lengsernya Presiden Soeharto dari kursi kepemimpinannya.

Mimpinya untuk memproduksi mobil nasional juga tidak terwujud meski dia menduduki jabatan tertinggi sebagai Presiden ketiga RI menggantikan Soeharto sejak 21 Mei 1998 karena masa jabatan yang singkat, terhitung hanya setahun lima bulan.

Hingga saat ini kebangkitan industri mobil nasional masih terus didengungkan, sesekali muncul dalam bentuk prototipe bahkan sudah sampai tahap produksi seperti mobil Esemka yang diyakini akan bisa membangkitkan industri otomotif nasional.

Bahkan, hingga Habibie mengembuskan napas terakhirnya pada Rabu (11/9/2019), pukul 18.05 WIB, mimpi mewujudkan industri mobil nasional belum terlaksana. Maleo hanya tinggal cita-cita.

Habibie meninggal dunia setelah dirawat sejak 1 September 2019 di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Subroto, Jakarta karena usia dan gagal jantung.

Mungkinkah Esemka akan menjadi realisasi dari mimpi Habibie? 

Berita terkait
Tiga Pernyataan Ilham Habibie Saat Pemakaman Ayahnya
Ilham Akbar Habibie menyampaikan tiga pernyataan penting saat prosesi pemakaman ayahnya, BJ Habibie di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Nurtanio, Pencipta 3 Pesawat Nasional Selain Habibie
Nurtanio Pringgoadisuryo merupakan orang penting dalam kedirgantaraan nasional. Dia tokoh perintis industri pesawat terbang Indonesia.
Semangat BJ Habibie Jangan Hilang Meskipun Telah Tiada
Generasi-generasi berikutnya harus menjadikan spirit kenegarawanan Presiden ketiga RI BJ Habibie sebagai contoh dan acuan dalam membangun bangsa.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.