Jakarta - Resesi merupakan siklus dalam sistem ekonomi yang ditandai dengan merosotnya Produk Domestik Bruto (PDB) di saat pertumbuhan ekonomi riil bernilai negatif selama dua kuartal atau lebih dalam satu tahun. Pemerosotan tersebut menyebabkan banyak sektor ekonomi mengalami perlambatan.
Berikut Tagar rangkum empat bisnis yang paling rentan terhadap resesi.
Petugas menghitung uang dolar AS di Kantor Cabang BNI. (Foto Antara/Yudhi Mahatma)
1. Sektor Finansial
Sektor finansial merupakan salah satu jenis bisnis yang paling terdampak terhadap resesi ekonomi.
Melansir laman nectials.com, sektor ini terpuruk dari level 411,08 di masa awal resesi menjadi 160,76 di akhir resesi pada 2009 pada resesi ekonomi yang sebelumnya terjadi di Amerika dan Eropa pada 2008 lalu.
Diketahui, kejatuhan sektor finansial di masa resesi ekonomi disebabkan banyaknya bisnis lain yang bergantung pada sistem keuangan perbankan, seperti perumahan (real estate) dan perusahaan investasi.
Akibatnya, sektor-sektor bisnis yang menggunakan sistem hipotek seperti itu dapat memicu krisis keuangan yang menghantam sektor finansial.
Bahkan, sektor keuangan sulit bangkit setelah resesi ekonomi berakhir. Pemerintah yang menaungi regulasi finansial di suatu negara harus melakukan sejumlah langkah stimulus untuk pemulihan keuangan perbankan.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
2. Bisnis Konstruksi
Sektor jasa konstruksi menjadi salah satu bisnis yang terdampak paling besar dari situasi resesi ekonomi.
Dilansir dari laman constructconnect.com, selama resesi yang terakhir terjadi dari 2007 hingga 2013, setidaknya ada 2,3 juta pekerja yang harus meninggalkan atau keluar dari sektor konstruksi.
Saat itu, jumlah proyek konstruksi turun hingga 40 persen dan sekitar 150.000 perusahaan konstruksi tutup.
Baca juga: Strategi Bisnis Kompetitor Setelah Thomas Cook Bangkrut
Akibatnya, kemungkinan resesi yang diperkirakan terjadi pada beberapa tahun mendatang dapat membuat pelaku usaha di sektor ini mengalami kekhawatiran terulangnya resesi pada 2008 lalu.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)
3. Industri Manufaktur
Sektor industri manufaktur menjadi salah satu aspek yang mengalami resesi ekonomi. Pada resesi ekonomi global pada 2008 lalu, industri manufaktur mengalami penurunan dari 353,54 poin menjadi 191,29 poin sejak 2007 hingga 2009.
Turunnya daya beli masyarakat memaksa pelaku industri manufaktur mengurangi jumlah produksi yang berakibat pada penurunan sektor lain yang berada di dalamnya, seperti distribusi dan kegiatan ekspor-impor.
Selain disebabkan menurunnya permintaan, pengurangan produksi di industri manufaktur selama resesi dilakukan guna mengurangi biaya produksi yang membengkak.
Pulau Bokori di Kendari. (Foto: Instagram/@engineer.traveler)
4. Sektor Travel
Sektor perjalanan liburan (travel) mengalami penurunan drastis sepanjang resesi ekonomi pada 2008 lalu. Mengutip laman skift.com, saham perusahaan-perusahaan di sektor ini secara kumulatif mengalami penurunan sebesar 68 persen.
Selain itu, bisnis-bisnis yang terlibat dalam sektor ini seperti resor, perhotelan, dan pelayaran 'terjun bebas' hingga 74 persen.
Penurunan geliat industri travel selama masa resesi disebabkan tingginya pembatalan dan pengurangan jadwal liburan yang dilakukan masyarakat, baik perorangan maupun kelompok.
Selain itu, biaya oprasional sektor travel membengkak akibat meningginya pengeluaran seperti tiket pesawat, hotel, dan lain sebagainya. []
