Lima Jenis Bisnis Kebal Resesi Ekonomi

Ada beberapa jenis usaha yang mampu bertahan atau bahkan tidak terdampak resesi ekonomi.
Ilustrasi pergerakan harga saham. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Resesi ekonomi dapat memengaruhi pertumbuhan bisnis, sehingga menyebabkan ketidakpastian usaha. Namun, ada beberapa jenis usaha yang mampu bertahan atau bahkan tidak terdampak resesi ekonomi.

Berikut Tagar rangkumkan lima jenis bisnis yang kebal terhadap resesi ekonomi.

1. Bisnis Informasi Teknologi

Dilansir dari The Wall Street Journal, sektor informasi teknologi (IT) merupakan bisnis yang mengalami pertumbuhan paling pesat di Amerika Serikat (AS) meski dunia sedang diterpa resesi ekonomi. Hal ini tidak terlepas dari semakin vitalnya peran IT dalam kehidupan masyarakat sehari-hari.

Tidak hanya dari sisi perusahaan yang menjual perangkat IT, bisnis lain seperti game dan smartphone mengalami perkembangan pesat. 

Menurut laporan New York Times, pada resesi ekonomi besar pada 2008 lalu, daya beli masyarakat terhadap konsol game meningkat pesat, bahkan mengalahkan bisnis makanan yang saat itu mengalami sedikit perlambatan.

Teknologi InformasiIlustrasi. (Foto: Pixabay)

2. Makanan dan Minuman

Meski mengalami resesi ekonomi, masyarakat tetap mengonsumsi makanan dan minuman. Membuat bisnis ini terus mengalami perkembangan dan kebal terhadap gejolak bisnis seperti resesi ekonomi. 

Bahkan, dampak ekonomi yang membuat sebagian kalangan mangalami stres, dimanfaatkan salah satu perusahaan makanan dan minuman untuk merilis produk yang mereka klaim dapat meningkatkan mood.

Bisnis kudapan seperti coklat, permen, keripik, dan sebagainya mengalami peningkatan bisnis bahkan ketika terjadi resesi ekonomi besar di tahun 2008. 

Menurut laporan New York Times, selama 2008 beberapa bisnis makanan dan minuman seperti Cadbury, Nestle, Snickers, dan Mars Bars mengalami peningkatan diatas 10 persen dalam periode tersebut.

MakananIlustrasi. (Foto: Pixabay)

3. Bengkel Mobil

Industri jasa perbaikan mobil menjadi salah satu sektor bisnis yang tetap berkembang meski situasi ekonomi global mengalami resesi. 

Dilansir dari New York Times, sepanjang resesi ekonomi global dari 2008 hingga 2010 menyebabkan hampir seluruh industri otomotif mengalami penurunan. 

Bahkan, manufaktur seperti Toyota mengalami kerugian hingga 1,7 miliar dollar AS sekitar Rp 24 triliun sepanjang tiga tahun. Akibat menurunnya angka penjualan sehingga daya beli masyarakat mengalami penurunan. 

Hal itu tidak berlaku di jasa perbaikan kendaraan, dilansir dari laporan The Los Angeles Times, pada 2010 industri bengkel mobil meraup keuntungan hingga 36 miliar dollar AS (sekitar Rp 509 triliun).

BengkelIlustrasi. (Foto: Pixabay)

4. Layanan Kesehatan  

Sama seperti makanan, layanan kesehatan menjadi salah satu sektor bisnis yang mengakomodir kebutuhan manusia. Pertumbuhan bisnis layanan kesehatan tetap berjalan, meski kondisi ekonomi sedang mengalami resesi.

Biro Statistik AS memprediksi pertumbuhan bisnis kesehatan pada 2010 sampai 2020 akan menciptakan 5,7 juta lapangan kerja baru. Diprediksi pada 2030, usaha pendamping kesehatan seperti panti jompo dan konsultan kesehatan akan tumbuh sebesar 70 persen dikarenakan generasi baby boomer (kelahiran 1946-1964) memasuki usia tua. Sekitar 57,8 juta orang pada generasi itu akan memasuki usia 66 hingga 84 tahun.

DokterIlustrasi. (Foto: Pixabay)

5. Pendidikan

Bisnis pendidikan terus mengalami perkembangan meski situasi global sedang didera resesi ekonomi. Biro Statistik AS mencatatkan setidaknya pertumbuhan rata-rata bisnis pendidikan mengalami perkembangan kebutuhan tenaga pengajar sebesar 17 persen, pada 2010 hingga 2020 mendatang.

Tidak hanya di sektor pendidikan dasar, peningkatan kebutuhan tenaga pengajar mengalami peningkatan di sektor sekolah tinggi seperti universitas dan akademi. Tercatat pada 2012 hingga 2013 sedikit menurun, namun saat ini pendidikan sekolah tinggi terus mengalami perkembangan.

Ilustrasi wisuda, kampus, sekolah, lulusIlustrasi. (Foto: Pixabay)

Berita terkait
Efek Gejolak Global ke Perekonomian Indonesia, Resesi?
Peneliti INDEF mengatakan bahwa berbagai gejolak global yang semakin besar dan penuh ketidakpastian sedikit menggoyang perekonomian Indonesia.
Kebijakan Ekonomi Belum Efektif Tingkatkan Investasi
Paket kebijakan ekonomi yang dikeluarkan pemerintahan Kabinet Kerja I belum efektif dalam mendorong peningkatan investasi
Proses Pemakzulan Donald Trump Pengaruhi Ekonomi AS
Proses pemakzulan Donald Trump dapat berdampak buruk pada perekonomian AS, apalagi saat ini sedang terlibat perang dagang dengan China.
0
Putra Mahkota Arab Saudi Melawat ke Turki
Persiapan untuk menghadapi kunjungan Presiden Joe Biden, Putra Mahkota Arab Saudi lakukan lawatan regional kali ini ke Turki