Jakarta - Direktur Utama Harum Energy (HRUM) Ray Antonio Gunara mengungkapkan perseroan tengah melakukan ancang-ancang untuk memperbesar bisnsi pertambangan nikelnya. Hal ini merupakan salah satu strategi perseroan untuk melakukan diversifikasi bisnis.
Menurutnya, perseroan akan terus menjajaki peluang ekspansi di bisnis nikel, baik dari segi sumber daya maupun kapasitas pengolahan.
"Peluang ekspansi tersebut dapat meliputi akuisisi perusahaan tambang nikel baru, investasi pada smelter baru, atau meningkatkan porsi kepemilikan pada smelter yang sudah ada," ujarnya seperti seperti dikutip Kontan, pada Rabu, 16 Februari 2022.
Ekspansi HRUM ke segmen nikel tidak terlepas dari prospek positif dari komoditas ini. Menurut Ray prospek nikel masih sangat baik, terutama untuk jangka panjang.
Pasalnya, permintaan akan produk turunan nikel di masa depan akan terus meningkat, baik dari industry baja anti karat (stainless steel) maupun mobil listrik.
Informasi saja, pada Desember 2021, HRUM melalui anak perusahaannya, PT Tanito Harum Nickel, menambah kepemilikannya di PT Infei Metal Industry, yang bergerak dalam bidang pemurnian nikel (smelter).
Tanito Harum mengakuisisi 252.838 atau 9,8% saham baru yang diterbitkan Infei Metal Industry senilai US$ 27,44 juta. Aksi ini membuat kepemilikan Tanito Harum Nickel menjadi 49% di Infei Metal Industry.
HRUM juga telah mengeluarkan dana hingga US$ 45,03 juta untuk menambah kepemilikan sahamnya di perusahaan tambang nikel asal Australia, Nickel Mines Limited pada Mei 2021. Sehingga, kepemilikannya bertambah menjadi 6,737%.
Sementara itu, di bisnis batu baranya, perseroan tetap gencar berproduksi. Ray bilang, realisasi volume penjualan batubara tahun 2021 meningkat sekitar 25% secara year on year (yoy).
Tahun ini, manajemen Harum Energy produksi emas hitam ini bisa meningkat sedikitnya 35% dibandingkan tahun lalu.
HRUM menganggarkan sekitar US$ 25 juta untuk alokasi belanja modal atau capital expenditure (capex) tahun 2022.
Dana ini akan digunakan untuk sejumlah kebutuhan, yang meliputi pembangunan infrastruktur dan sarana produksi di area tambang nikel, penambahan properti pertambangan batubara, pembelian alat berat, dan pemeliharaan kapal tunda dan tongkang.[]
Baca Juga:
- Nikel RI Bisa Bersaing dalam Industri Kendaraan Listrik
- Jokowi Tetap Setop Ekspor Nikel Mentah Biarpun Digugat ke WTO
- Dongkrak Nilai Tambah, Jokowi Apresiasi Pembangunan Smelter Nikel
- Sinergi BUMN, PLN Siap Pasok Listrik 75 MW ke Smelter Feronikel Milik Antam