Efek Covid-19, Emisi Karbon di India Turun Tajam

Emisi gas karbon di India turun untuk pertama kalinya dalam empat dekade, salah satunya karena imbas lockdown untuk menekan pandemi Covid-19.
Kebijakan penguncian atau lockdown yang diterapkan Maret lalu, membuat emisi gas karbon di India mengalami penurunan. (Foto: Getty Images|BBC News).

Jakarta - Emisi gas karbon (CO2) di India turun untuk pertama kalinya dalam empat dekade. Turunnya indikator pencemaran udara ini salah satu penyebabnya adalah kebijakan penguncian atau lockdown untuk menekan penyebaran virus corona Covid-19.

Seperti diberitakan dari BBC News, Selasa, 12 April 2020, penurunan itu juga dipicu oleh berkurangnya pemanfaatan energi listrik. Selain itu juga pengaruh persaingan dari energi terbarukan telah melemahkan permintaan akan bahan bakar fosil bahkan sebelum virus corona melanda, menurut studi analisis oleh situs web lingkungan, Carbon Brief.

Konsumsi minyak turun 18 persen pada Maret 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu

Baca Juga: Aktivis Hamil India Masuk Bui di Tengah Covid-19 

Namun, lockdown yang diberlakukan pada Maret itulah yang akhirnya membalikkan tren pertumbuhan emisi selama 37 tahun. Studi Carbon Brief itu juga menyebutkan bahwa emisi karbon dioksida India turun 15 persen pada Maret, dan kemungkinan akan turun 30 persen pada April.

Menurut data harian dari jaringan nasional India, pembangkit listrik tenaga batu bara turun 15 persen pada Maret dan 31 persen dalam tiga minggu pertama bulan April. Hampir semua penurunan permintaan energi ditanggung oleh generator berbahan bakar batubara, yang menjelaskan mengapa pengurangan emisi begitu dramatis.

Konsumsi BatubaraBiaya yang mahal membuat batubara mengambil beban yang paling besar dari penurunan permintaan listrik. (Foto: Getty Images|BBC News).

Sebelum lockdown, permintaan untuk batubara sedang melemah. Menurut studi ini, pada tahun fiskal yang berakhir Maret 2020, pengiriman batubara turun sekitar dua persen, memang kecil tapi signifikan ketika ditetapkan melawan tren - peningkatan pembangkit listrik termal 7,5 persen per tahun yang ditetapkan selama dekade sebelumnya.

Konsumsi minyak India menunjukkan pengurangan pertumbuhan permintaan yang serupa, sudah melambat sejak awal 2019. Dan, sekali lagi, tren tersebut diperparah oleh dampak dari tindakan penguncian Covid-19 pada industri transportasi. Konsumsi minyak turun 18 persen pada Maret 2020 dibandingkan periode sama tahun lalu.

Sementara itu, pasokan energi dari energi terbarukan meningkat sepanjang tahun dan telah bertahan sejak pandemi melanda. Ketahanan yang ditunjukkan oleh sektor energi terbarukan dalam menghadapi penurunan permintaan yang tiba-tiba yang disebabkan oleh Covid-19 tidak terbatas di India.

Simak PulaIndia Perpanjang Lockdown Dua Minggu

Menurut data yang diterbitkan oleh Badan Energi Internasional (IEA) pada akhir April, penggunaan batubara dunia turun delapan persen pada kuartal pertama tahun ini. Alasan utama batubara telah menerima beban terbesar dari penurunan permintaan listrik adalah bahwa biayanya per hari lebih mahal.[]

Berita terkait
Lawan Corona, India Serukan Nyalakan Lilin Nasional
Perdana Menteri India, Narandra Modi menyerukan warganya menyalakan lilin sebagi simbol perlawanan terhadap virus corona.
Lockdown di India, Pekerja Migran Mulai Putus Asa
Ribuan pekerja migran memadati stasiun kereta api setelah PM India, Narenda Modi memperpanjang lockdown untuk menekan penyebaran virus corona.
Narendra Modi di Tengah Kekacauan Lockdown India
Narendra Modi meminta maaf pada rakyatnya yang miskin, makin susah akibat lockdown yang ia buat. Ini profil lengkap Perdana Menteri India tersebut.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.