Narendra Modi di Tengah Kekacauan Lockdown India

Narendra Modi meminta maaf pada rakyatnya yang miskin, makin susah akibat lockdown yang ia buat. Ini profil lengkap Perdana Menteri India tersebut.
Perdana Menteri India, Narendra Modi. (Foto: Instagram/@narendramodi)

Jakarta - Perdana Menteri India, Narendra Modi, mengaku bertanggung jawab atas kekacauan dari kebijakan lockdown di negeri tersebut. Modi akhirnya meminta maaf kepada warga miskin setelah mendapat banjir kritik karena melakukan karantina nasional (lockdown) tanpa persiapan dan rencana yang matang.

Lockdown dilakukan guna mencegah penyebaran wabah virus corona Covid-19 di India. Namun, kebijakan ini membuat banyak pekerja migran kelaparan dan memaksa mereka kembali ke desa dengan berjalan kaki selama berhari-hari.

"Saya meminta maaf kepada semua warga negara saya. Orang miskin pasti akan berpikir seperti apa perdana menteri ini, yang telah menempatkan kita dalam banyak masalah," katanya dalam pidato di radio lokal, sebagaimana dikutip Reuters, Senin, 30 Maret 2020.

Profil Narendra Modi

Narendra Damodardas Modi lahir 17 September 1950 di Vadnagar, negara bagian Gujarat. Kehidupan kecil Modi dihabiskan dengan ikut membantu sang ayah bekerja untuk kebutuhan hidup sehari-hari. 

Di masa sekolah, menurut gurunya tidak terlalu menonjol secara akademis tetapi memiliki keunggulan dalam berdebat. Waktu Modi dihabiskan di perpustakaan dengan banyak membaca buku serta kerap mengikuti kegiatan seni teater. 

Saya meminta maaf kepada semua warga negara saya. Orang miskin pasti akan berpikir seperti apa perdana menteri ini, yang telah menempatkan kita dalam banyak masalah.

Perdana Menteri India, Narendra ModiPerdana Menteri India, Narendra Modi. (Foto: Instagram/@narendramodi)

Cerita menarik yang pernah dilakukan Modi adalah pernah kabur dari rumah karena menolak dijodohkan dalam usia 17 tahun. Akhirnya dia memutuskan untuk berkeliling India selama dua tahun sebelum kemudian melanjutkan pendidikan tinggi di Universitas Delhi mengambil jurusan ilmu politik.

Modi menjadi Perdana menteri ke-14 India saat usianya 63 tahun dan dilantik pada 26 Mei 2014. Di bawah kepemimpinannya, perekonomian India berkembang pesat dan mampu masuk dalam tujuh besar perekonomian dunia pada 2018 berdasarkan IMF.

Ideologi politik Modi dipengaruhi sejak ia masih berusia muda dengan bergabung dalam Rashtriya Swayamsevak Sangh (RRS), organisasi nasionalis Hindu yang berpengaruh di India. RRS menolak paham sekularisme dan menjunjung tinggi Hinduisme dalam konstitusi negara. Kemudian pada tahun 1985, ia bergabung degan partai politik nasionalis Hindu Bharatiya Janata Party (BJP). Dari sinilah karier politiknya terus merangkak naik hingga menjadi Dewan Eksekutif Nasional BJP pada 1991.

Jadi Menteri Besar Negara Bagian Gujarat

Pada pemilu 1995 dan 1998, Modi berjuang dalam senyap dalam pemenangan BJP di Gujarat. Pada 2001, Modi memenangkan pemilihan Majelis Umum Gujarat dan menjadi Menteri Besar Gujarat selama 13 tahun.

Popularitas Modi terus melejit  selama memerintah Gujarat. Pemerintahannya dianggap berhasil dalam pembangunan perekonomian dan memajukan sektor industri di wilayah tersebut. Alhasil, Gujarat dinobatkan sebagai wilayah yang menjadi penyumbang GDP terbesar bagi India.

Perdana Menteri India, Narendra Modi dan Presiden AS, Donald TrumpPerdana Menteri India, Narendra Modi bersama Presiden AS, Donald Trump. (Foto: Instagram/@narendramodi)

Dalam perjalanan pemerintahan Modi menghadapi rintangan dengan pecahnya krisis komunal. Demonstrasi besar-besaran atas nama agama, anti-muslim meledak pada 2002 hingga menewaskan lebih dari 1.000 orang, terutama umat Islam.

Sejumlah pihak menuding Modi tidak mampu mencegah letusan kerusuhan etnis, bahkan ia mendapat tuduhan di balik kerusuhan tersebut. Modi sempat diinterogasi polisi karena disebut terlibat dalam kericuhan itu namun tidak pernah dituntut. 

Krisis tersebut mendapat sorotan hingga boikot dari dunia internasional.

Akibatnya, Amerika Serikat sempat menolak Modi masuk negaranya karena dituding membiarkan konflik komunal itu terjadi. Ia juga sempat dikritik karena kebijakannya selama memimpin Gujarat dianggap lebih menguntungkan orang kaya dan beberapa perusahaan tertentu daripada orang miskin.

Menang Menjadi Perdana Menteri

Kendati mendapat banyak kecaman, nama Modi justru semakin melambung tinggi secara elektabilitas. Pada pemilu 2014, BJP mencalonkan Modi sebagai Perdana Menteri India dalam pemilihan umum meski sejumlah partai senior menolaknya. Namun Modi bersama BJP mampu meraup perhatian publik India dengan menjanjikan penguatan nasionalisme Hindu dan pembangunan ekonomi

Kampanye politiknya, Modi menjanjikan program pemerintah untuk menekan angka korupsi, peningkatan lapangan pekerjaan, pembangunan, hingga kemiskinan. Ia mengklaim dirinya sebagai bapak pembangunan karena mampu menggenjot pertumbuhan ekonomi negara tanpa fokus pada salah satu sektor. 

Nyatanya, Visi misi Modi tersebut cukup banyak menarik perhatian generasi muda India. Popularitas Modi yang terus meningkat juga terbantu karena kinerja partai berkuasa di Kongres saat itu jeblok menghadapi situasi ekonomi negara yang memburuk.

Karier

  • Anggota Majelis Legislatif Gujarat untuk Maninagar (2002-2014)
  • Anggota parlemen (Lok Sabha) untuk Varanasi (2014)
  • Menteri Utama Gujarat ke-14 (2001-2014)
  • Perdana Menteri India ke-14 (2014)

Pendidikan

  • Ilmu Politik, Universitas Delhi
  • Universitas Gujarat. []

Baca juga:

Berita terkait
Nestapa Warga Migran India Pasca Lockdown
Jutaa warga India yang bekerja sebagai buruh migran melakukan eksodus ke kampung halaman pasca pemerintah memberlakukan karantina total (lockdown).
Lockdown, PM India Minta Maaf Sulitkan Warga Miskin
Perdana Menteri India, Narenda Modi menyampaikan permintaan maaaf khususnya kepada warga miskin terkait kebijakan karantina total (lockdown).
Indonesia Jangan Tiru Lockdown Cegah Corona di India
Kebijakan lockdown atau karantina wilayah di India dapat menjadi pelajaran dalam menanggulangi virus corona di Indonesia.