Medan - Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi irit komentar terkait gas beracun dari PT SMGP (Sorik Marapi Gheotermal Power) yang merenggut lima korban nyawa warga Kabupaten Mandailing Natal (Madina).
Itu dilakukan Edy guna menjaga agar tidak terjadi kesalahan dalam memberikan jawaban atau pun keterangan.
Namun, Edy mengaku sudah mengirimkan tim ke lokasi kejadian guna mengkaji penyebab adanya gas beracun yang telah menewaskan sedikitnya lima orang warga.
"Mereka (tim) berangkat ke sana, apa sebenarnya yang terjadi. Sehingga saya belum jawab sekarang, nanti bisa salah jawabannya," ujar Edy di Medan, Selasa, 26 Januari 2021, tanpa merinci siapa saja yang masuk dalam tim yang diturunkan ke lokasi kejadian.
Sebelumnya, sebanyak lima warga Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi, Kabupaten Mandailing Natal, meninggal akibat menghirup gas beracun dari PT SMGP pada Senin, 25 Januari 2021. Sedangkan puluhan lainnya dirawat intensif di rumah sakit.
Akibat gas beracun tersebut menyebabkan 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas itu pingsan
Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, keracunan yang menyebabkan lima warga meninggal di Kabupaten Madina, berawal PT SMGP sedang membangun power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi di Desa Sibanggor Julu, Kecamatan Puncak Sorik Merapi.
Baca juga:
- Korban Meninggal karena Keracunan Gas di Madina Jadi 5 Orang
- Pipa Gas Perusahaan Panas Bumi Bocor, 4 Warga Madina Meninggal
"Pengerjaan pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi sudah berjalan 80 persen. Lalu, pekerja PT SMGP bernama Deden Dermawan membuka kran master palep untuk mengalirkan panas bumi atau fluida ke pipa sbend dan membuka kran isolasi palep panas bumi atau fluida mengalir ke silencer," kata Nainggolan.
Saat pipa kran isolasi panas bumi itu dibuka, sambung Nainggolan, justru mengeluarkan gas beracun. Kemudian warga yang mengetahui itu mendatangi pekerja memberitahukan agar menutup kran isolasi karena telah mengeluarkan gas beracun dari sumur T02 milik PT SMGP.
"Akibat gas beracun tersebut menyebabkan 24 warga yang mencoba menutup sumur yang mengeluarkan gas itu pingsan," katanya.
Untuk sementara, tambahnya, lokasi pembangunan power plant pembangkit listrik tenaga panas bumi PT SMGP telah ditutup oleh Polres Madina.
"Kita sudah melakukan pengecekan dan olah TKP dan memasang garis polisi. Untuk korban meninggal dunia sudah dibawa ke RSUD Panyabungan untuk dilakukan autopsi," tuturnya. []