Dyah Roro, Sempat Ditolak Kerja Hingga Jadi Anggota DPR

Dyah Roro Esti Widya Putri disorot publik setelah menjadi salah satu anggota DPR milenial periode 2019-2024.
Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti. (Foto: Tagar/Fernandho Pasaribu)

Jakarta - Dyah Roro Esti Widya Putri disorot publik setelah menjadi salah satu anggota DPR milenial periode 2019-2024. Sosok energik ini ternyata memiliki beberapa kisah yang dijadikannya sebagai pembelajaran hidup.

Esti melenggang ke Senayan setelah Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 mendapat suara maksimal di daerah pemilihan Jawa Timur X meliputi wilayah Gresik dan Lamongan. Hasil raihannya saat itu sebanyak 48.377 suara.

Berikut prestasi hingga suka duka yang pernah dijalani Esti hingga terpanggil pulang ke Indonesia untuk berkontribusi bagi masyarakat dan negara.

Pendidikan

Esti meraih gelar S1 di bidang Ekonomi dan Sosiologi di Universitas Manchester, Inggris. Di kampus yang sama dia juga meraih gelar Postgraduate Diploma dalam bidang Perubahan Sosial.

Tak lama setelah itu, Esti juga sempat mengambil beberapa mata kuliah di Harvard University melalui program Summer School. Melihat prestasi yang dimilikinya, dia kemudian mendapat beasiswa dari Indonesia melalui Beasiswa LPDP (Lembaga Pengelola Dana Pendidikan) melalui Menteri Keuangan.

Beasiswa yang didapatnya itu digunakan untuk melanjutkan pendidikan S2 di kampus terbaik peringkat 8 di dunia, yaitu Imperial College London dengan jurusan Msc Kebijakan Lingkungan.

"Ini prestasi sendiri, Alhamdulillah kemarin itu beasiswa saya ditambah. Karena masuk dalam kategori kampus 10 besar di dunia," kata dia.

Mengingat pemerintah telah membantunya biaya kuliah dengan memberikan beasiswa hingga menyelesaikan pendidikan, dia berniat untuk kembali mengabdi untuk negara.

"Cukup banyak yang diberikan oleh negara. Maka, karena saya merasa sudah dibiayai negara, ya saya harus melakukan sesuatu di mana saya dapat kembali ke Indonesia dan bisa seratus persen mengabdikan diri," ujar dia.

Dia mengaku, dengan pendidikan dan apa yang dipelajari di luar negeri, Esti ingin mengimplementasikan yang dia dapat agar ikut dirasakan langsung oleh masyarakat.

Perkenalkan Budaya Lewat Hobi

Perempuan kelahiran 25 Mei 1993 ini memiliki hobi menyanyi dan seni. Lewat hobinya itu Esti sempat mengikuti drama musikal berjudul Bawang Merah Bawang Putih di Imperial College London Indonesian Society di Inggris. Kala itu, dia memperkenalkan budaya Indonesia kepada penonton dari berbagai negara termasuk Dubes Inggris Rizal Sukma.

Prestasi Esti lainnya, meraih penghargaan di ajang pencarian bakat di Manchester Universyti's Got Talent pada 2015. Atas raihannya ini, dia diundang radio BBC Manchester, Inggris.

"Walaupun tidak saya tekunin (menyanyi), cuma saya enjoy saja. Dan saya menggunakan ini sebagai sarana di mana saya memperkenalkan budaya Indonesia kepada masyarakat internasional," kata dia.

Ditolak Perusahaan

Siapa sangka, lulusan universitas ternama di Inggris ini sempat ditolak perusahaan asing ketika mengajukan lamaran pekerjaan. Kejadian itu berlangsung ketika Esti baru saja lulus S1, hingga akhirnya memilih melanjutkan S2 di Inggris dengan jalur beasiswa.

"Saya dulu waktu balik ke Indonesia, pernah mengalami fase di mana saya tidak diterima di satu perusahaan asing di luar Indonesia," kata dia. 

Namun, Esti yang juga sempat ditawari bekerja untuk lembaga riset internasional tak patah ara. Dia justru membuka lapangan pekerjaan pasca menyelesaikan gelar S2-nya dengan mendirikan yayasan dengan sang adik, Satya Hangga Yudha Widya Putra. 

Yayasan itu bernama Indonesian Energy and Environmental Institute (IE2I). Bergerak di bidang energi dan lingkungan yang bermitra dengan Kementrian Lingkungan Hidup. "Dari pengalaman itu saya merasa lebih kreatif dengan membuka lapangan pekerjaan," kata dia.

"Dua otak ini kita jadikan satu, akhirnya kita mendirikan yayasan. Di mana kita mengajak anak-anak muda di Indonesia bagaimana kita hidup lebih ramah lingkungan," ujar Esti.

Esti mengaku penolakan yang sempat diterimanya menjadi pembelajaran tersendiri sehingga mampu menunjukkan kemampuan yang dimilikinya tanpa harus bekerja di perusahaan ternama.

"Ketika pernah ada satu pengalaman tersebut, namun dari situlah saya bangkit karena sadar bahwa ternyata saya juga mempunyai kemampuan untuk menciptakan lapangan kerja. Bukan untuk diri saya sendiri tapi untuk orang yang banyak," ucap dia.

Dyah Roro EstiAnggota DPR milenial dari Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti setelah menghadiri pelantikan presiden dan wapres terpilih 2019-2024 di Gedung Nusantara, Kompleks Parlemen Senayan Jakarta, Minggu 20 Oktober 2019. (Foto: Tagar/Fernando P)

Dunia Politik

Esti menceritakan, ada dua hal yang membuatnya untuk mengambil jalur politik agar dapat berkontribusi bagi masyarakat luas. Yang pertama, dia mengaku ingin mengikuti jejak sang ayah Satya Widya Yudha juga politisi Partai Golkar yang merupakan mantan Anggota DPR dua periode.

Sejak kecil, Esti selalu dilibatkan dalam dunia politik oleh sang ayah mulai dari turun ke jalan untuk menyerap aspirasi masyarakat hingga belajar bagaimana berkomunikasi dengan masyarakat luas.

"Banyak sekali yang saya pelajari dari beliau dan yang saya syukuri adalah karena beliau selalu mengikutsertakan anak-anaknya di dalam kegiatannya di dunia politik. Mulai dari menyerap aspirasi masyarakat sampai bagaimana cara berkomunikasi dengan masyarakat," kata Esti.

Selanjutnya, Esti berniat untuk menghapus penilaian masyarakat yang buruk terhadap anggota DPR. Kemudian, ingin membantu pemerintah menjalankan program-program yang berpihak kepada masyarakat seperti yang dilakukan sang ayah.

"Orang sering menganggapya anggota DPR isinya orang tidur nggak bekerja gitu kan males-malesan. Melihat beliau (ayah) bermanfaat bagi masyarakat, waktu itu merasa suatu hari saya harus bisa seperti ini bahkan lebih," katanya.

Berniat menjadi anggota DPR karena dia merasa harus melakukan sesuatu yang terbaik demi membalas apa yang telah diberikan pemerintah kepadanya, melalui beasiswa yang diterima. Hingga akhirnya Esti berhasil menyelesaikan kuliah di luar negeri.

"Dengan biaya yang tidak sedikit itu, (saya) mempunyai hutang budi. Rasanya saya harus kembali ke Indonesia dan harus berkontribusi. Akhirnya saya tergerak untuk menjadi caleg dan akhirnya Alhamdulillah, masyarakat memberikan saya kepercayaan," ucapnya.

Sehingga, dengan berhasilnya dia duduk di parlemen. Esti berharap dapat mengatasi masalah yang ada di dapilnya dan ingin mengubah pandangan buruk publik terhadap wakil rakyat tersebut.

"Masalah apa yang ada di dapil, saya akan bantu untuk mencari solusi dan dapat menyelesaikan masalah tersebut. Saya akan rubah pemikiran negatif terhadap anggota DPR dengan tindakan yang akan saya lakukan," ujar dia.

12 Tahun Hidup di Berbagai Negara

Menghabiskan sebagian besar masa kecilnya selama 12 tahun di luar negeri, seperti Amerika Serikat, Inggris, China dan Vietnam membuat dia ingin kembali ke Indonesia untuk kembali mempelajari budaya Tanah Air.

"Akhirnya memutuskan setelah kuliah S2 kembali ke Indonesia dan benar-benar enggak ke mana-mana. Ini momen dimana saya bisa belajar kembali, bukannya saya tidak tahu sebelumnya tapi mempelajari lagi tentang budaya di Indonesia," katanya.

Berkomunikasi yang baik dengan masyarakat tanpa harus menyakiti, diharapkan dapat membuat orang-orang disekitar menyenanginya.

Mahatma Gandhi

Dyah Roro Esti memiliki salah satu kutipan dari Mahatma Gandhi, peraih penghargaan nobel perdamaian di tahun 1989. Kutipan itu seakan mengajarkan bagaimana dia mampu memberikan yang terbaik dan menjadi sosok berguna bagi masyarakat dan sekitar.

Live as if you were to die tomorrow. Learn as if you were to live forever

"Jadi kita harus hidup seakan-akan kita akan meninggal besok. Tapi kita harus belajar seakan-akan kita akan hidup selamanya. Jadi ini mengingatkan kita saja gitu untuk life to the fullest tetapi juga harus ingat untuk selalu belajar dan berkontribusi," tutur dia.

Berita terkait
Pesan Anggota DPR Milenial Kepada Menteri Jokowi
Anggota DPR RI Fraksi Partai Golkar Dyah Roro Esti menaruh harapan besar kepada menteri Jokowi yang baru untuk bisa mengedepankan kebutuhan rakyat.
Anggota DPR Milenial Minta Jokowi Fokus Kebakaran Hutan
Anggota DPR milenial Dyah Roro Esti meminta Jokowi-Maruf setelah dilantik fokus terhadap kebakaran hutan di Kalimantan dan Sulawesi.
Foto: Enam Anggota DPR RI Muda, Wakili Anak Milenial
Beberapa nama muncul sebagai anggota DPR berusia muda yang mewakili anak milenial. Mereka berusia dibawah 30 Tahun.
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara