Yogyakarta - Kepolisian Sektor (Polsek) Kotagede Kota Yogyakarta terus menyelidiki kasus pencurian sejumlah bungkus rokok dan empat etalase di toko kelontong yang berada di jalan Mondorakan, Krenggan, Kecamatan Kotagede. Hasil penyelidikan, terduga pelaku adalah orang dekat korban.
Kapolsek Kotagede Komisaris Polisi Dwi Tavianto mengatakan selama penyelidikan berlangsung ada kecurigaan kuat bahwa pelaku masih memiliki hubungan keluarga dengan korban Atun, 70 tahun.
"Memang beberapa kecurigaan muncul bahwa pelaku ini mengenal korban seperti kasus antara keluarga. Namun kami belum bisa menyimpulkan dan masih menyelidiki," kata Kompol Dwi saat dikonfirmasi wartawan pada Senin, 13 April 2020.
Petugas juga sudah mencari orang-orang yang tengah menjual rokok dalam jumlah besar, namun belum ditemukan. Berdasarkan keterangan korban, kasus pencurian di toko kelontongnya dipicu karena faktor iri hati.
Selain itu, polisi menilai bahwa pelaku juga paham bagaimana cara membuka gembok tanpa membuat suara gaduh. "Kunci gemboknya dirusak. Jadi tidak rusak semuanya hanya dibuat oglek (kendor). Terduga pelaku mengerti soal kunci juga," ucapnya.
Memang beberapa kecurigaan muncul bahwa pelaku ini mengenal korban seperti kasus antara keluarga.
Sejumlah saksi sudah diperiksa untuk mencari petunjuk dan menangkap pelaku pencurian di toko kelontong dengan kerugian yang ditaksir Rp 100 juta. Meski masih menduga identitas pelaku, polisi terus mengejar keberadaan para pencuri itu. Jika tertangkap, pelaku-pelaku ini bakal dijerat Pasal 363 KUHP Tentang Pencurian.
Seorang pengusaha foto copy di sebelah toko kelontong milik Atun, Sutiyono 47 tahun menduga bahwa pelaku membawa empat etalase tersebut menggunakan mobil truk. Namun aksi kejahatan tersebut tidak terekam kamera CCTV yang dipasang di sekitar lokasi kejadian. "Itu dia, kamera CCTV di sini mati. CCTV bank juga tidak menjangkau sampai ke toko," ucapnya.
Sutiyono mengatakan, dari keterangan korban, pencurian itu terjadi pada Jumat, 10 April 2020 sekitar pukul 02.00 WIB. Saat kejadian tidak ada saksi mata yang melihat aksi pelaku. Diduga pelaku lebih dari satu orang. Aksi berjalan mulus karena korban tidak mengunci gerbang toko dari dalam.
Bahkan gerbang toko berbahan besi itu nyaris tidak terdengar oleh korban saat dibuka oleh pelaku. Padahal korban tinggal di belakang tokonya dalam keadaan terjaga setelah menunaikan salat malam. Korban curiga, bahwa para pelaku sudah mengintai tokonya sejak lama. Pasalnya para pelaku seperti sudah mempelajari seluk beluk toko. []
Baca Juga:
- Yogyakarta Perpanjang Masa Belajar Online Dua Pekan
- Yogyakarta Pasti Bisa Hadapi Pandemi Corona
- Tiga Pintu Masuk Yogyakarta Dipersulit untuk Pemudik