Jakarta - Menteri BUMN Erick Thohir menyoroti proyek peleburan tanur tinggi atau blast furnace milik PT Krakatau Steel (Persero) Tbk, (KRAS). Erick menduga adanya indikasi kuat praktik korupsi yang dilakukan oleh internal perusahaan.
Direktur Eksekutif Rumah Politik Indonesia, Fernando Emas, mendukung penuh langkah Erick Thohir menyapu bersih BUMN termasuk Kraktau Steel. Menurutnya, pembangunan di Indonesia membutuhkan banyak baja namun Krakatau Steel tidak mampu memenuhi kebutuhan tersebut.
"Sangat tepat kalau Erick Thohir akan melakukan bersih-bersih BUMN termasuk Krakatau Steel," kata Fernando, Rabu, 29 September 2021.
"Menurut catatan pada bulan Januari - Agustus 2021 Indonesia mengimpor baja sebesar 66% dari yang dibutuhkan," sambungnya.
Fernando menegaskan bahwa perusahaan BUMN harus memberikan keuntungan pada perusahaan bukan pada sekelompok orang tertentu. Diharapkan Fernando, Krakatau Steel diharapkan akan mampu memenuhi kebutuhan baja dalam negeri, apalagi lanjutnya, banyak proyek pemerintah sedang membutuhkan baja.
Kendati demikian, Fernando menyarankan agar Erick Thohir tidak hanya sebatas program untuk melakukan bersih-bersih di perusahaan BUMN termasuk Krakatau Steel. Erick diharapkan agar lebih mempertimbangkan untuk kepentingan penyehatan perusahaan BUMN.
Krakatau Steel punya utang 2 miliar dolar, salah satunya investasi 850 juta kepada proyek blast furnace yang hari ini mangkrak. Ini hal yang nggak bagus.
Sebagaimana diketahui, utang Krakatau Steel yang menggunung didasari oleh dugaan pada utang KRAS yang tercatat hingga USD2,2 miliar atau setara Rp31 triliun.
Utang tersebut merupakan utang masa lalu Krakatau Steel, namun proyek blast furnace yang memiliki nilai investasi sebesar USD850 juta itu digadang-gadang ikut berkontribusi terhadap utang emiten pelat merah itu.
Proyek blast furnace sejak sejak 2011 disebut sebagai proyek yang serba salah. Sebab bagaimanapun, proyek ini akan merugikan perusahaan senilai Rp1,3 triliun setiap tahunnya. Sedangkan jika dihentikan, maka perseroan akan kehilangan uang sekitar Rp10 triliun.
"Krakatau Steel punya utang 2 miliar dolar, salah satunya investasi 850 juta kepada proyek blast furnace yang hari ini mangkrak. Ini hal yang nggak bagus," ujar Erick, Selasa, kemarin.[]
Baca Juga:
- Kunjungi Krakatau Steel, Menperin Apresiasi Pembangunan Pabrik Baru HSM
- Isu Krakatau Steel Selundupkan Baja, Ini Tanggapan HMI Sulselbar
- Sejumlah Upaya Dirut Krakatau Steel Pulihkan Perusahaan
- Jokowi Minta Krakatau Steel Penuhi Kebutuhan Dalam Negeri