Dua Laboratorium UGM Yogyakarta Teliti Sampel Corona

Dua laboratorium UGM Yogyakarta difungsikan meneliti spesimen Covid-19. Harapannya dua lab ini mempercepat pemeriksaan.
Petugas laboratorium UGM Yogyakarta sedang meneliti spesimen Covid-19. (Foto: Dok. UGM Yogyakarta)

Yogyakarta - Dua laboratorium di Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, laboratorium mikrobiologi dan laboratorium yayasan Tahija The World Mosquito Program (WMP) yang ada di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FKKMK) difungsikan meneliti spesimen Covid-19. Sebelumnya, di Yogyakarta hanya ada satu laboratorium yaitu Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit (BBTKLPP).

"Karena jumlah spesimen setiap harinya terus bertambah maka butuh laboratorium tambahan untuk mempercepat proses pemeriksaan," ungkap Dosen FKKMK UGM, Eggi Arguni, Kamis, 9 April 2020.

Menurut dia, pengambilan swab (dahak) tetap dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Dr. Sardjito dan Rumah Sakit Akademik UGM. Pasalnya, untuk mengambil swab, petugas medis wajib menggunakan alat pelindung diri (APD) supaya tidak terpapar Covid-19.

Lebih lanjut ia mengatakan, alasan mengapa swab harus diperiksa di kedua laboratorium itu karena ada kriteria yang harus terpenuhi. Hanya laboratorium berlevel biosafety level (BSL-2) yang diizinkan untuk meneliti sesuai standar Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO). "Tidak bisa laboratorium biasa, kedua laboratorium milik kami kebetulan level BSL-2 plus," katanya.

Dua laboratorium itu sudah dioperasikan sejak Rabu, 9 April 2020. Pihaknya menurunkan sejumlah dokter dan 13 staf teknisi laboratorium yang didedikasikan bekerja untuk kedua labortorium tersebut.

Tidak bisa laboratorium biasa, kedua laboratorium milik kami kebetulan level BSL-2 plus.

Adapun jumlah spesimen yang bisa diperiksa sekitar 100 sampel jika memberlakukan dua shift setiap harinya. Namun, untuk saat ini hanya mampu memeriksa 45 hingga 50 sampel. Untuk bisa meneliti lebih banyak spesimen, pihaknya sedang menunggu polymerase chain reaction (PCR). "Kami masih menunggu PCR," katanya.

Eggi menyatakan ketersediaan primer dan reagen ditargetkan mampu meneliti 2.000 sampel.

Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono (HB) X mengatakan, selama ini pemeriksaan spesimen hanya bergantung pada BBTKLPP. Akibatnya, butuh waktu lebih lama untuk bisa mengetahui hasil uji laboratorium. "Selama ini butuh waktu dua minggu untuk bisa tahu hasilnya dan belum lagi meneliti sampel dari Jawa Tengah," ujarnya.

Dua laboratorium itu, kata Raja Yogyakarta, hanya digunakan untuk meneliti spesimen pasien Covid-19 di DIY. Harapannya, proses uji laboratorium bisa lebih cepat dilakukan. "Jadi tidak perlu menunggu terlalu lama lagi," katanya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Update Covid-19 Yogyakarta: Tambah 1 di Kulon Progo
Satu pasien positif ditemukan di Kulon Progo. Pasien berusia 30 tahun dan punya riwayat bekerja sebagai ABK kapal pesiar Amerika Serikat.
Gatutkaca Mengalahkan Raksasa Corona di Yogyakarta
Gatutkaca mengalahkan raksasa bernama Corona di Yogyakarta. Ini adalah aksi teatrikal Satlantas Polres Sleman.
3 ABK Bantul dari Spanyol dan AS Belum Terdeteksi
Disnakertrans Bantul masih melacak tiga ABK yang bekerja di kapal pesiar pulang dari Spanyol dan Amerika Serikat.