Untuk Indonesia

Dua Hadiah Tahun Baru dari Jokowi

Jokowi berhasil merebut kendali Freeport dari tangan asing, dan membangun jalan tol dari Merak sampai Bakauheni. - Ulasan Eko Kuntadhi
Presiden Jokowi mengumumkan kendali Freeport ke tangan Indonesia di Istana Merdeka, Jumat (21/12/2018). (Foto: Antara/Wahyu Putro A)

Oleh: Eko Kuntadhi*

Ada dua hadiah tahun baru yang diberikan pemerintah pada rakyat Indonesia. Pertama adalah tersambungnya jalan bebas hambatan dari Merak sampai Bakauheni. Kedua, Jokowi berhasil merebut kendali PT Freeport Indonesia dari tangan asing. Keduanya adalah mimpi lama yang gak pernah bisa diwujudkan pemerintah sebelumnya.

Dua abad lalu, Pulau Jawa disambungkan oleh sebuah proyek paling ambisius. Daendels membangun jalan mulai dari Anyer di Banten sampai Panarukan di Jawa Timur. Jalan itu membuka akses luar biasa. Walaupun kita tahu, pada pengerjaanya puluhan ribu pekerja rodi penduduk Indonesia menjadi korban.

Melalui jalan itu VOC bisa mengangkut berbagai hasil bumi dari pelosok Jawa menuju pelabuhan-pelabuhan untuk dikirim ke Eropa. Meskipun pembangunan jalan itu adalah lambang kekejian kolonialisme, sebab rakyat dipaksa kerja rodi sampai mampus, toh kita tahu, sampai sekarang hasil kerja Gubernur Jenderal Daendels masih dinikmati oleh rakyat.

Baca juga Jokowi: Freeport 51,2 Persen Dibayar Lunas

Terlepas dari latar belakangnya, sebuah akses transportasi pasti memiliki dampak ekonomi. Melalui jalan Raya Pos tersebut, Daendels mempersembahkan kemajuan ekonomi pada VOC. Pemerintah Hindia Belanda mengeruk semua kekayaan alam tanah Jawa, yang didistribusikan melalui jalan yang digagas Daendels.

Baru setelah dua abad lebih berlalu, seorang Jokowi hadir dengan gagasan infrastruktur yang sama ambisiusnya. Di tangannya tersambungkan sebuah jalan bebas hambatan dari Merak sampai ke Pasuruan. Dari ujung barat sampai ke ujung timur.

Proyek ambisius ini membuka ruang baru bagi tumbuhnya ekonomi rakyat. Jalur Pantura yang selama ini jadi tulang punggung, kapasitasnya tidak memadai lagi. Dari tahun ke tahun pemerintah sebelumnya hanya sibuk menambal-nambal jalan, tapi ketika kendaraan angkutan berbobot berat melalui jalan tersebut, aspal langsung sompal. Apalagi ketika lalu lintas padat seperti hari libur, Pantura berubah menjadi neraka. Kemacetan mengular di mana-mana.

Tersambungnya jalan bebas hambatan seluruh Jawa adalah mimpi lama yang tak kunjung terwujud. Dalam waktu empat tahun pemerintahan, Jokowi berhasil mewujudkannya.

Pada ujung tahun ini juga Jokowi mempersembahkan sebuah hadiah besar ke tangan pemerintah Indonesia. PT Freeport Indonesia yang total asetnya mencapai Rp 2000 triliun kemarin secara resmi sudah berada dalam genggaman kita. Transaksi divestasi 51 persen saham Freeport dituntaskan.

Negosiasi pengambilalihan itu bukannya enteng. Bertahun-tahun pembicaraan dilakukan. Tekanan dan manuver berjalan. Freeport McMoran sebagai induk usaha berpikir dengan segala cara agar tambang emasnya tidak terlepas dari tangannya.

Tapi Jokowi ngotot, "Harus 51 persen. Jangan mundur," katanya menegaskan. Lantas para menterinya kembali lagi ke meja perundingan dengan tanbahan semangat.

Sudah 72 tahun FI mengeruk gunung emas di Papua. Kekayaan alam Indonesia dibawa ke AS, memberi kesejahteraan orang yang jauh dari Papua. Sementara rakyat Indonesia hanya kebagian ampas rengginang saja.

Ketika proses negosiasi itu terjadi, banyak ancaman dan informasi yang menakutkan. Freeport McMoran adalah perusahaan raksasa asal AS. Selama ini pemerintah AS selalu berusaha menekan siapa saja yang melawan korporasi mereka di luar negeri. Tapi Jokowi bergeming.

"Saya berjumpa Trump. Dia gak ngomong soal Freeport, tuh. Jadi saya pikir informasi tersebut cuma menakut-nakuti saja," katanya ketika jumpa dengan pegiat media sosial.

Tidak gampang merebut perusahaan yang asetnya hampir setara dengan APBN kita. Berbagai hambatan terjadi. Kita gak tahu, apakah kasus-kasus kekerasan di Papua yang belakangan meledak lagi ada hubungannya dengan proses negosiasi itu.

Tapi semua bisa dilalui. 51 persen saham Freeport berada di tangan Indonesia. Dari jumlah itu, 10 persen diserahkan kepada Pemda Papua. Mereka membayar saham dengan mencicil dari deviden yang didapat.

Sepertinya tutup tahun ini rakyat Indonesia bisa tidur dengan lebih nyenyak. Bayangkan, 72 tahun Freeport jadi momok dan mimpi kita. Kisah tentang gunung emas yang dikeruk dan rakyat yang terlantar sudah lama kita dengar. Tapi, semua seperti di luar jangkauan. Oleh Jokowi kini dipersembahkan untuk rakyat. Sebuah pencapaian yang luar biasa. []

*Penulis adalah Pegiat Media Sosial

Berita terkait
0
Jambi Apresiasi Kementan dalam Penanganan PMK
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani menyambut baik langkah Kementerian Pertanian (Kementan) yang telah membantu menyalurkan vaksin PMK.