Yogyakarta - Palang Merah Indonesia (PMI) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) sampai saat ini sudah mendistribusikan 2.690.000 liter air bersih. Dipastikan jumlah terus bertambah mengingat musim hujan terlambat datang.
Wakil Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI DIY Arif Rianto Budi Nugroho mengatakan, droping 2.690.000 juta liter air ini menyusul dampak kekeringan yang terjadi di tiga kabupaten di DIY. "Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo," kata dia, Jumat 13 September 2019.
Menurut dia, droping di tiga kabupaten itu tersebar di 25 kecamatan di tiga kabupaten yakni Gunungkidul, Bantul dan Kulon Progo. "Distribusi yang sudah dilakukan sejak Juli 2019 telah membantu sejumlah 4.070 kepala keluarga atau 13.964 jiwa," ujarnya.
Bupati di tiga kabupaten tersebut sudah menetapkan status darurat kekeringan. Gunungkidul dan Bantul lebih dulu menetapkannya, terakhir disusul Kulon Progo yang ditetapkan perrtengahan pekan ini.
PMI terus berkomitmen tetap bersama masyarakat dan pemerintah membantu membangun ketangguhan, seperti tema peringatan ulang tahun ke-74 PMI yang jatuh pada 17 September besok. “Kita Tangguh, Indonesia Maju," kata dia.
Sejauh ini, PMI Gunungkidul mendistribusikan air bersih sebanyak 1.600.000 liter sejak tanggal 1 Juli 2019 menjangkau 10 kecamatan. Jumlah penerima manfaat sebanyak 1.645 kepala keluarga atau 6.718 jiwa.
PMI Kabupaten Bantul mendistribusikan air 895.000 liter sejak 17 Juli 2019 di delapan kecamatan untuk 2.281 kepala keluarga atau 6.670 jiwa. PMI Kabupaten Kulon Progo sudah mendistribusikan 195.000 liter air bersih sejak 7 Agustus 2019 di enam kecamatan, dengan penerima manfaat sejumlah 144 kepala keluarga atau 576 jiwa.
Arif mengatakan, pihak swasta atau donatur yang akan membantu bisa langsung menghubungi PMI Kabupaten di masing-masing wilayah. "Sinergitas masyarakat, pemerintah dan organisasi kemanusiaan mampu menggerakan pengurangan risiko bencana. Ini akan melahirkan ketangguhan dalam menghadapi bencana," ujarnya.
Sementara itu, Wakil Ketua Sementara DPRD DIY Huda Tri Yudiana mengapresiasi partisipasi dan bantuan masyarakat dan lembaga lembaga yang sudah melakukan dropping air. Namun sejauh ini dampak kekeringan masih terjadi.
Dia meminta Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) harus segera turun melakukan dropping air di wilayah yang kesulitan air. "Jangan sampai warga yang kesulitan air terbebani pembelian air yang menjadi mahal," katanya.
Huda mengatakan, wilayah yang sulit air itu rata-rata daerah miskin. Jika warga harus beli air untuk kebutuhan pokok bisa membuat tambah miskin lagi. "Upaya penanggulangan kemiskinan di wilayah itu bisa gagal," ujarnya.
Politikus PKS ini mengungkapkan, bantuan droping air dari pihak ketiga swasta dan lembaga sosial juga sangat diharapkan. "Boleh mengharap swasta dan masyarakat membantu, tapi tugas utama adalah pemerintah daerah. Anggaran untuk itu sudah ada, semestinya segera dioptimalkan," ungkap dia. []
Baca juga:
- Adik Boy William Tewas Mengenaskan di Yogyakarta
- Taman Pintar, Napak Tilas Habibie di Yogyakarta
- BNN: TNI/Polri dan ASN di Yogyakarta Terpapar Narkoba