Pesisir Selatan - Masyarakat Painan mengeluhkan perhatian Pemerintah Kabupaten Pesisir Selatan (Pessel), Sumatera Barat, terhadap pembenahan drainase di pusat pemerintahan. Nyaris setiap kali hujan Painan terendam air.
Jangan hanya pandai bangun tugu saja dan hal-hal yang tidak penting lainnya.
Genangan air setiap kali banjir tidak saja merendam badan jalan di sekitar pusat perkantoran Bupati Pessel. Namun, puluhan rumah yang berada di kawasan itu juga direndam air.
"Sekarang saja ketinggian air mencapai selutut orang dewasa. Padahal, ini di belakang kantor bupati," kata Anton, 34 tahun, salah seorang Painan, Kamis, 14 Februari 2020.
Banjir tak hanya terjadi di Jalan Kamang semata. Akan tetapi juga menggenangi kawasan Rawang. Jalan Sultan Agung, jalan Pemuda. Jalan Tentara Pelajar dan berbagai titik lainnya.
Senada dengan itu, Sumiati, 50 tahun, mengaku kerap cemas saat kawasan Pessel dilanda hujan. Sebab, usahanya akan terhenti ketika air mulai meluap dari drainase yang tidak terawat.
"Saya harus berhenti jualan gara-gara banjir. Penghasilan saya sehari-hari hanya pas-pasan untuk makan. Ini saya alami setiap kali banjir," katanya.
Terpisah, Ketua Komisi III DPRD Pessel Syafril Syaputra menilai pemerintah daerah abai menyikapi persoalan drainase pusat kota. Menurutnya, pembangunan harus berskala prioritas, apalagi di pusat pemerintahan.
"Jangan hanya pandai bangun tugu saja dan hal-hal yang tidak penting lainnya," katanya.
Dia menegaskan, dalam waktu dekat DPRD bakal memanggil pemerintah daerah untuk hearing masalah drainase kota tersebut. Sebab jika dibiarkan berlarut-larut, tentu akan terus merugikan masyarakat.
"Dalam waktu dekat kami bakal agendakan. Jangan sampai rakyat jadi korban terus. Pemerintah harus hadir ketika rakyat membutuhkan," tuturnya.
Sementara, Sekretaris Daerah Pessel Erizon, ketika dihubungi Tagar tidak mengangkat telponnya hingga berita ini diturunkan. []