Gowa - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan meminta tim Gugus Tugas Pengendalian Pendemi Covid-19 Kabupaten Gowa dan Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa untuk tidak menggunakan alat rapid test merk Vivadiag.
Rekomendasi ini dikeluarkan DPRD Gowa menyusul kesiapan pemerintah Kabupaten dan tim Gugus Tugas untuk menggelar rapid test secara massal pada 12 hingga 14 Mei 2020.
Kami meminta pihak Dinkes untuk menarik alat rapid test merk Vivadiag.
Hal ini disampaikan Wakil Ketua I DPRD Gowa, Andi Tenri Indah usai mengundang Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa sebagai leading sektor pengendalian Pandemi Covid-19 di Kabupaten Gowa pada Rapat Dengar Pendapat (RDP) di Gedung DPRD Gowa, Jalan Masjid Raya, Senin 11 Mei 2020.
Andi Tenri beralasan tidak ingin ada kesalahan dalam sistem rapid test yang dilakukan. Dimana kata dia pengalaman sebelumnya saat melakukan rapid test terhadap 30 anggota DPRD Gowa, 20 diantaranya reaktif Covid-19. Namun setelah 20 orang itu melakukan rapid test di tempat berbeda, hasilnya non reaktif.
"Itu rekomendasi kami (DPRD Gowa). Kami meminta pihak Dinkes untuk menarik alat rapid test merk Vivadiag. Kami juga minta jajaran Dinkes lebih proaktif lagi melakukan sosialisasi terkait alat rapid test yang rekomendit termasuk fungsinya," kata Andi Tenri.
Menurutnya, dalam rekomendasi itu menegaskan agar alat rapid test merk Vivadiag dihentikan penggunnaannya, dan alat tersebut ditarik karena ada indikasi tidak kualified dan cenderung menunjukkan hasil yang tidak akurat.
Dalam RDP itu, sejumlah anggota DPRD Gowa menyoroti kinerja Dinkes dan Tim Gugus Covid-19 yang dinilai ceroboh melakukan rapid test. Alasannya pelaksanaan rapid test terendus ke publik sehingga terpublis ke permukaan, namun haslinya belum valid.
Dikonfirmasi terpisah, Kapala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Gowa, dr Gaffar mengaku tidak tahu menahu sama sekali penyebab hasil rapid test terhadap 30 anggota dewan terendus ke publik melalui media.
"Kami juga tidak tau menahu kenapa terpublis di media. Sepertinya sudah panjang lebar kami jelaskan tadi, dan menurut kami tidak ada yang perlu dikonfirmasi lagi, semua sudah clear," ungkap Gaffar. []