Jakarta – Babai Suhaimi selaku Anggota DPRD Kota Depok sampaikan bahwa dirinya mempertanyakan bidang religius yang telah dibangun selama kepemimpinan Mohamad Idris yang menurutnya justru berlainan dengan jargon Kota Depok yakni Kota Religius.
“Di bidang keagamaan, ini yang sangat luar biasa kontra produktif dengan jargon yang dilakukan Depok sebagai Kota Religius. Di bidang keagamaan apa yang dibangun oleh zaman Pak Idris? ada Masjid yang dibangun oleh Pemerintah Kota? Di tingkat Kecamatan?” ucapnya.
Babai juga membandingkan hasil dari kepemimpinan Idris dengan Bupati Kabupaten Bogor.
“Kita ingat Bupati Kabupaten Bogor Pak Eddie Yoso Martadipura membangun Masjid Atta’Aun di Puncak sana betul tidak? Itu kan salah satu contoh, kita di Depok apa yang kita bangun? Di bidang keagamaan? Madrasah saja tidak diperhatikan, Pondok-Pondok Pesantren tidak diperhatikan, pembangunan Madrasah Ibtidaiyah Negeri, apa yang dibangun? Madrasah Negeri?” ujar Babai.
Dia menyampaikan sangat minimnya sekolah berbasis agama Islam di Depok, dan hanya ada satu di Depok serta tidak diperhatikan.
“Madrasah Ibtidaiyah Negeri tidak ada, Madrasah Tsanawiyah Negeri tidak terbangun, Madrasah Aliah Negeri tidak terbangun. Cuma ada satu Madrasah Tsanawiyah Negeri di Cilodong itu pun dari Kabupaten Bogor bukan dibangun murni oleh Pemerintah Depok dan tidak diperhatikan” jelas Babai.
Sempat siswa itu belajar di lantai karena tidak memiliki meja belajar, coba bayangkan di mana letak religiusnya?
Babai juga menyayangkan banyaknya pembangunan apartemen dibandingkan dengan sekolah Islam yang justru menjadi sumber kasus kriminal di Depok.
“Apartemen gila-gilaan dibangun, di mana kita tahu kasus kriminal banyak sekali terjadi di apartemen, pembunuhan terjadi sudah di apartemen di Kota Depok, prostitusi terjadi juga di Kota Depok di Apartemen ketangkap betul tidak? Prostitusi online, Narkoba di apartemen” ujarnya.
Baca juga:
- Anggota DPRD Beberkan Keterbelakangan Kota Depok Saat Ini
- Penyeberangan Jalan Margonda Depok, Jadi Sorotan se-Asia
Dia juga menyampaikan dirinya tidak sedikitpun menyalahkan apartemen tersebut melainkan sistem pemerintahan Kota Depok.
“Bukan salah apartemennya saya tidak menyalahkan apartemen tapi saya menyalahkan sistem dari pemerintah kota depok yang katanya kota religius tidak memberikan sebuah guidance kepada pengelola apartemen sehingga apartemen tidak digunakan untuk hal-hal yang negatif oleh pemakai apartemen itu” tandasnya. []