Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Rahmad Handoyo mengaku enggan menanggapi lebih jauh pernyataan Hadi Pranoto yang menyebut bahwa obat antibodi corona buatannya dipesan oleh Ratu Elizabeth II.
Rahmad mengaku, apa yang disebutkan Hadi itu lebih kepada suatu hiburan. Pasalnya, yang berwenang menanggapi pernyataan Hadi itu adalah pihak Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Ratu Inggris percaya atau tidak ya saya enggak tahulah, wong disini saja tidak ada izin edarnya kok tiba-tiba dibeli ratu Inggris
"Ini enggak usah dibesar-besarkan, enggak usah ditanggapi yang over. Saya hanya ingin ketawa sajalah soal ini. Sudahlah ini bagian dari hiburan saja. Nanti kalau kita tanggapi enggak prosedural. Obat kalau diedarkan kepada masyarakat harus ada izin edarnya, ada pengajuan resmi kepada BPOM," katanya dihubungi Tagar, Kamis, 6 Agustus 2020.
Menurutnya, kendati obat antibodi corona nantinya hendak dibagikan gratis atau dijual dengan harga murah, sesungguhnya langkah itu sudah melanggar hukum karena tidak mengikuti prosedur yang ada.
"Kalau tidak ada izin resmi dari BPOM, kemudian dibikin banyak, dan meskipun gratis diberikan kepada rakyat, itu melawan hukum bahwa aturan BPOM ketika sudah beredar ke masyarakat harus ada izin. Ketika tidak ada izin edarnya, entah itu mau dihibahkan, diberikan atau diganti dengan harga murah itu enggak boleh," ucapnya.
Dia berpandangan, persoalan Hadi tidak perlu diperpanjang. Namun, dirinya mengingatkan agar semua pihak dapat yang hendak membuat obat dapat mempertanggungjawabkannya sebelum diedarkan ke masyarakat.
"Saya kira ini enggak usahlah kita tanggapi secara serius, tetapi saya hanya ingin mengingatkan kepada semua pihak bahwa siapapun yang berupaya untuk membantu masyarakat untuk memerangi Covid-19 boleh-boleh saja kita apresiasi tetapi dengan cara yang ilmiah, secara akademisi dapat dipertanggungjawabkan," ujarnya.
"Kalau tidak dapat dipertanggungjawabkan nanti malah ditertawakan orang," kata Rahmad menambahkan.
Selanjutnya, dirinya pun enggan mempermasalahkan ucapan Hadi terkait obat Covid-19 yang disebut sudah dipesan Ratu Elizabeth II. Pasalnya, di Indonesia sendiri belum ada izin edar soal obat antobodi corona tersebut.
"Kalau soal mau dibeli oleh luar negeri, mau dibeli Ratu Elizabeth II ya boleh-boleh saja kan hanya bicara saja kok. Bicara itukan tidak dilarang, cuma harus dipertanggungjawabkan, betul tidaknya, sahih tidaknya. Ratu Inggris percaya atau tidak ya saya enggak tahulah, wong disini saja tidak ada izin edarnya kok tiba-tiba dibeli ratu Inggris," ucapnya.
Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini mengatakan, sebelum vaksin ditemukan, kunci kemenangan dalam perang melawan Covid-19 hanya satu, yakni disiplin yang tinggi. Mematuhi protokol kesehatan yang telah ditetapkan pemerintah, menggunakan masker, jaga jarak dan cuci tangan.
- Baca juga: Pernyataan Anji dan Hadi Pranoto Penuhi Unsur Pidana
- Baca juga: Testimoni Anji - Hadi Pranoto Membodohi Masyarakat?
"Tetap semangat, jaga kesehatan selagi kita menunggu vaksin. Tetap jaga jarak, pakai masker dan sebagainya, karena ini cara efektik untuk kita mengendalikan Covid-19," kata Rahmad Handoyo.[]