DPR: Kementan Harus Tunjukkan Riset Kalung Anti Corona

Muchamad Nabil Haroen meminta Kementerian Pertanian (Kementan) memperlihatkan kepada publik hasil riset kalung kayu putih atau kalung eucalyptus.
Anggota DPR Fraksi PDI Perjuangan Muchamad Nabil Haroen (tengah) bersama anggota Fraksi Demokrat Dede Macan Yusuf Effendi (kiri) dan Praktisi Prodi Kajian Terorisme Sekolah Kajian Stratejik & Global UI Sapto Priyanto (kanan) (foto: Antara/M RISYAL HIDAYAT).

Jakarta - Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDI Perjuangan, Muchamad Nabil Haroen meminta Kementerian Pertanian (Kementan) memperlihatkan kepada publik hasil riset kalung kayu putih atau kalung eucalyptus.

"Kementan harus tunjukkan basis riset terkait kalung anti corona. Kementerian Pertanian harus berhati-hati dan mendasarkan pada riset yang jelas, sebelum mengeluarkan inovasi untuk publik. Di antara inovasi itu, menurut keterangan pers dari sumber Kementan, yakni roll on, kalung anti virus dan beberapa produk inovasi lain," katanya kepada Tagar, Senin, 6 Juli 2020.

Kementan jangan hanya ingin kelihatan berinovasi, tapi harus jelas basis risetnya

Dia berpandangan, jika hasil riset tidak bisa dibuktikan, maka kalung yang diklaim menjadi antivirus corona atau Covid-19 ini dapat menimbulkan perdebatan di tengah-tengah masyarakat.

"Kementan jangan hanya ingin kelihatan berinovasi, tapi harus jelas basis risetnya. Ini justru menimbulkan pro-kontra dan dikritik beberapa ilmuan atau periset dari kampus-kampus internasional," ujarnya.

Kendati demikian, pria yang akrab disapa Gus Nabil ini mengapresiasi niatan Kementan dalam penanganan Covid-19. Namun, dia berharap hasil riset dapat diperlihatkan.

"Saya mengapresiasi usaha dan inovasi Kementan, tapi sebaiknya harus berbasis riset yang bisa dipertanggungjawabkan secara akademik. Untuk mengurangi penyebaran Covid-19, pemerintah dan warga harus saling bekerjasama untuk kebaikan," kata dia.

Dia berpandangan, pemerintah harus terus-menerus menyediakan fasilitas kesehatan, menganalisa perkembangan dan mengeksekusi kebijakan yang tepat bergantung pada kondisi kawasan masing-masing.

"Kita melihat, masih banyak tenaga medis yang berjatuhan wafat karena Covid-19. Ini tentu saja kerugian SDM yang besar sekali bagi bangsa Indonesia. Di sisi lain, warga harus terus patuh pada protokol kesehatan, dengan menggunakan masker, jaga jarak, jaga kebersihan, dan protokol lainnya," ucap Muchamad Nabil Haroen. []

Baca juga: Pagar Nusa NU: Novel Bamukmin Cari Sensasi

Baca juga: Soal RUU BPIP, PDIP Sanjung Said Aqil Siradj

Berita terkait
Kritik Kalung Antivirus, Sherina: Corona Bukan Nyamuk
Wacana Kementan memproduksi massal kalung antivirus corona yang diklaim dapat membunuh virus penyebab Covid-19, dikritik keras Sherina Munaf.
Kalung Ajaib Antivirus Corona Akan Diproduksi Massal
Kementan berencana memproduksi massal kalung antivirus Covid-19 pada Agustus 2020. Kalung itu diklaim mampu membunuh sekitar 42% virus.
Bamsoet Dorong Uji Klinis Antivirus Corona Covid-19
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo atau Bamsoet mendorong Kementerian Pertanian uji klinis antivirus corona Covid-19.
0
DPR Terbuka Menampung Kritik dan Saran untuk RKUHP
Arsul Sani mengungkapkan, RUU KUHP merupakan inisiatif Pemerintah. Karena itu, sesuai mekanisme pembentukan undang-undang.