Jakarta - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa Nahdlatul Ulama (NU) Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil menilai Ketua Media Center Persaudaraan Alumni (PA) 212 Novel Bamukmin sedang mencari sensasi dengan menyatakan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siradj tidak lagi didengar oleh sebagian warga nahdliyin.
Said Aqil Siradj diketahui mengusulkan agar Rancangan Undang-Undang Haluan Ideologi Pancasila (RUU HIP) diubah menjadi RUU tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP). Namun, sikap Novel Bamukmin dalam menyikapi persoalan tersebut terlalu berlebihan.
Pernyataan itu hanya mengajak berdebat untuk mencari perhatian media. Jadi, tidak perlu dianggap sebagai pernyataan penting
"Pernyataan Novel Bamukmin itu sangat tidak tepat, dan cenderung cari sensasi," katanya kepada Tagar, Minggu, 5 Juli 2020.
Gus Nabil mengatakan mantan Jubir Front Pembela Islam itu sengaja mengounter sikap Said Aqil karena ingin mendapat sorotan dari berbagai media.
"Pernyataan itu hanya mengajak berdebat untuk mencari perhatian media. Jadi, tidak perlu dianggap sebagai pernyataan penting," ujarnya.
Lantas dia menilai bahwa PA 212 saat ini sedang mengalami situasi genting, di mana para petinggi gerakan tersebut ia pandang sudah mulai terpecah.
"Apalagi, PA 212 juga terpecah belah, elite dan pemimpinnya selama ini nyeberang ke sana kemari," ucap Muchamad Nabil Haroen atau Gus Nabil.
Sebelumnya, Novel Bamukmin menganggap pernyataan Said Aqil Siradj terkait dengan usulan RUU BPIP tidak bisa merepresentasikan suara umat Islam secara keseluruhan di Indonesia.
"Dan perlu diingat SAS (Said Aqil Siradj) bukan mewakili umat Islam," ujar Novel kepada Tagar, Sabtu, 4 Juli 2020.
Novel mengaku sempat mendengar kabar bahwasannya ada konflik kepentingan di lingkup internal PBNU, hal mana menjadikan suara anggota ormas tersebut menjadi terpecah alias tidak sepintu.
"Bahkan yang saya sempat dengar bahkan di NU-nya sendiri SAS sudah lama tidak didengar oleh sebagian warga nahdliyin itu sendiri, baik secara struktural, maupun secara kultural," kata Novel Bamukmin. []
Baca juga: FPI Apel Ganyang Komunis, Isu PKI Buatan Sendiri
Baca juga: Ingin Lestarikan Covid-19, FPI Apel Ganyang Komunis