DPR Belum Diajak Bicara Rektor Asing di Indonesia

Mendatangkan rektor asing ke Indonesia belum pernah dibahas dengan DPR secara rinci.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Anggota komisi X DPR RI Ferdiansyah menyebut keputusan Menteri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Mohamad Nasir mendatangkan rektor asing ke Indonesia belum pernah dibahas dengan DPR secara rinci. 

"Sampai detik sekarang, kita komisi X tidak pernah diberi urgensi itu, alasan kenapa, waktu itu sudah pernah ditanyakan. Harusnya diberikan (alasan), misalnya berapa kebutuhan, sampai kapan," kata dia kepada Tagar, Selasa, 27 Agustus 2019.

Sehingga (rektor asing) nantinya bisa memotivasi kampus lain agar juga bisa berkualitas.

Pada dasarnya, Ferdiansyah setuju dengan upaya Menristekdikti untuk meningkatkan kualitas pendidikan pergururan tinggi. Namun, harusnya ada pembahasan yang lebih dalam terkait kebijakan itu.

"Sebenarnya (rektor asing) sebuah keniscayaan, bisa jadi rektor Indonesia jadi rektor di luar negeri, tapi harus jelas detailnya bagaimana, sehingga tidak menjadi pro kontra," ujar legislator dari Partai Golkar itu.

FerdiansyahAnggota komisi X DPR RI, Ferdiansyah. (Foto: Instagram/@ferdiansyahgolkar)

Setidaknya, lanjut Ferdiansyah, Menristekdikti harus menjelaskan 8 hal kepada publik. Pertama, rektor impor harus memiliki kompetensi yang diakui internasional. Kemudian, kedua dapat melakukan transfer pengetahuan kepada perguruan tinggi di Indonesia.

"Sehingga (rektor asing) nantinya bisa memotivasi kampus lain agar juga bisa berkualitas," kata dia.

Selanjutnya, punya komitmen yang tinggi terhadap pengembangan perguruan tinggi di Indonesia. Keempat, lolos penelitian khusus BIN, TNI dan Polri terkait integritas dan latar belakang. Juga, harus ada batasan waktu, yakni jangan lebih dari 5 tahun.

"Jangan kemudian selamanya disini. Makanya, syarat kelima adalah pemerintah harus membuat sasaran yang ingin dicapai, targetnya juga harus jelas," ujarnya.

Syarat ke tujuh, pemerintah harus melakukan pemantauan dan evaluasi terus menerus. Terakhir, apabila wacana ini menggunakan APBN, maka harus didiskusikan dengan DPR RI.

"Minggu depan akan ada rapat pembahasan anggaran dengan Menristekdikti, nanti akan kita tanya apakah menggunakan APBN, kalau pakai anggaran negara kan harus jelas seperti apa semuanya," kata dia.

Sebelumnya, Menristekdikti Mohamad Nasir telah mengenalkan rektor asing pertama yang didatangkan untuk memimpin Universitas Siber Asia asal Korea Selatan  Jang Youn Cho. Dia berharap kehadiran rektor asing bisa memacu kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Menurut Nasir, Universitas Siber Asia ini merupakan kerja sama Universitas Nasional Jakarta dengan Hankuk University of Foreign Studies Korea. 

"Di mana rektor tadi punya pengalaman memimpin perguruan tinggi. Satu pernah memimpin perguruan tinggi di Hankuk University, Korea Selatan dan pernah di Amerika dan sekarang dia menjadi rektor di Universitas Siber Asia ini," kata Nasir di sela Pembukaan Kegiatan Ilmiah dan Rakornas Inovasi 2019 di Hotel Grand Inna Bali Beach, Sanur, Bali, Senin, 26 Agustus 2019.

Berita terkait
Alasan Nasir Kekeuh Impor Rektor Asing ke Jokowi
Dihujani kritik, Menristekdikti Mohamad Nasir kekeuh inginkan impor rektor asing. Berbagai alasan pun dikemukakan pada Jokowi.
Plus Minus Rektor Asing Menurut Pengamat
Pengamat Pendidikan Ari S. Widodo Poespodihardjo tanggapi wacana Kemenristekdikti terkait rektor dari warga negara asing (WNA).
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.