DPR AS Loloskan RUU untuk Berantas Islamofobia

Membentuk posisi utusan khusus baru di Departemen Luar Negeri AS, untuk memantau dan memberantas Islamofobia di seluruh dunia
Ilustrasi: DPR AS menyetujui legislasi untuk membentuk posisi utusan khusus di Deplu AS untuk memantau dan memberantas Islamofobia di seluruh dunia (Foto: voaindonesia.com/AFP)

Jakarta – DPR Amerika Serikat (AS), Selasa, 14 Desember 2021, memutuskan untuk menyetujui legislasi yang disponsori anggota Fraksi Demokrat, Ilham Omar untuk, membentuk posisi utusan khusus baru di Departemen Luar Negeri AS, untuk memantau dan memberantas Islamofobia di seluruh dunia.

Ini terjadi setelah anggota Fraksi Republik, Lauren Boebert, mengeluarkan lelucon rasis dan Islamofobia mengenai Omar. Ini bukan pertama kalinya ia mengejek Muslim anggota Kongres itu.

Boebert mencemooh Omar dalam perdebatan di DPR bulan lalu, mengejek imigran Muslim kelahiran Somalia itu sebagai anggota “pasukan jihad” legislator liberal.

DPR pada hari Selasa, 14 Desember 2021, mengambil langkah resmi pertama sebagai tanggapan, dengan keputusan sesuai garis partai 219-212 mendukung legislasi yang disponsori Omar itu.

Saat membuka debat, James McGovern, anggota fraksi Demokrat yang mengetuai Komite Aturan DPR, mengutip survei yang menunjukkan peningkatan sentimen anti-Muslim di berbagai penjuru Amerika dan dunia, dan perlunya tanggapan kuat dari AS.

Omar, yang tiba di Amerika semasa kanak-kanak dan kini menjadi anggota Komite Hubungan Luar Negeri DPR, berbicara dalam debat hari Selasa, 14 Desember 2021, mengenai legislasi itu. Ia mengatakan bahwa sebagai negara yang didirikan berdasarkan kebebasan beragama, AS harus berjuang melawan persekusi agama terhadap Muslim dan lainnya di seluruh dunia (uh/ka)/Associated Press/voaindonesia.com. []

Dituduh Islamofobia Profesor Jerman Dilindungi Polisi

Mahfud Md Bantah Ada Islamofobia di era Jokowi

Sejak Trump, Islamofobia Meningkat 67 Persen di AS

UU Antiperpindahan Agama Polisi India Tangkap 10 Pria

Berita terkait
Dituduh Islamofobia Profesor Jerman Dilindungi Polisi
Seorang profesor Jerman di sebuah universitas di Prancis, sasaran kampanye kebencian karena tidak mau bandingkan antisemitisme dengan islamofobia