Sejak Trump, Islamofobia Meningkat 67 Persen di AS

Sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden, berdasarkan data FBI, tingkat kebencian penduduk AS terhadap Muslim meningkat hingga 67 persen.
Bagian dapur dari rumah Hasel Afshar yang diserang vandalisme dengan beragam tulisan yang mengutarakan kebencian terhadap Muslim. (Foto: Portlandtribune.com)

New York, (Tagar 4/4/2017) - Saat ini di AS Islamofobia semakin meningkat sejak Donald Trump terpilih menjadi presiden negeri Paman Sam itu. Berdasarkan data FBI, tingkat kebencian penduduk AS terhadap Muslim meningkat hingga 67 persen. Hingga pertengahan Maret terdapat 32 insiden yang melibatkan masjid serta pusat ibadah.

Tindakan vandalisme juga semakin meningkat kepada pengungsi Muslim. Hal ini dialami Hasel Afshar, pengungsi Iran yang sudah menetap di AS selama tujuh tahun.

Pintu rumah Afshar dihancurkan dan perabotan dalam rumahnya berantakan. Di seluruh tembok rumah juga terdapat tulisan bernada rasis. Kata-kata teroris, Muslim dan mati tertulis mulai dari dinding kamar sampai dapur. Perabot seperti televisi, lemari pendingin, meja makan juga hancur. Bahkan, pelaku menuliskan ancaman mengerikan buat Afshar.

"Jika saya masih melihat Anda bulan depan. Saya akan menembak dan membakar rumah Anda," demikian tulisan ancaman yang ditinggalkan di rumahnya di Troutdale, Oregon seperti dilansir Independent.com, Senin (3/4).

Afshar dinilai sebagai penganut Islam karena dia berasal dari Iran, padahal Afshar adalah seorang penganut agama Baha'i yang dikenal sejak abad 19.

"Saya bukan Muslim. Anda membenci saya, itu masalah Anda. Mari kita duduk bersama sambil membicarakan alasan mengapa Anda membenci saya. Mungkin Anda bisa mengubah pikiran," kata Afshar yang berencana pindah negara karena tidak tahan mengalami aksi kekerasan.(wwn/Independent)

Berita terkait
0
Aung San Suu Kyi Dipindahkan ke Penjara di Naypyitaw
Kasus pengadilan Suu Kyi yang sedang berlangsung akan dilakukan di sebuah fasilitas baru yang dibangun di kompleks penjara