Jakarta - Donor plasma konvalesen efektif untuk pasien Covid-19 gejala ringan dan sedang. Sementara untuk gejala berat tidak akan membantu banyak. Hal itu disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Palang Merah Indonesia (PMI) Sudirman Said dalam diskusi Polemik MNC Trijaya FM dengan tema Jalan Terjal PPKM Darurat, Sabtu, 17 Juli 2021.
“Tapi, sebetulnya yang mesti disadari masyarakat adalah yang terbaik menerima plasma konvalesen adalah yang levelnya rendah dan menengah. Yang sudah sangat akut itu tidak akan membantu banyak. Karena itu kalau ada pandangan sedang kritis mari kita cari plasma itu sebetulnya usaha yang tidak tepat,” ujar Sudirman.
Dia menjelaskan, 95 persen pasien Covid-19 gejala ringan dan sedang sembuh setelah menerima donor plasma konvalesen. Namun begitu, dia menyebut hal ini juga dibarengi minum obat dan asupan berbagai vitamin.
“Cuma mesti dicatat, itu bukan satu-satunya cara penyembuhan karena dia minum vitamin, minum obat segala macam, tapi itu dianggap sebagai booster. Kalau yang ringan dan menengah mendapatkan plasma itu mempercepat proses. Dengan begitu dia kemasukan elemen antibodi yang baru,” katannya.
Yang sudah sangat akut itu tidak akan membantu banyak. Karena itu kalau ada pandangan sedang kritis mari kita cari plasma itu sebetulnya usaha yang tidak tepat.
Di sisi lain, masyarakat juga perlu tahu bahwa yang boleh mendonor adalah orang yang kena penyakit menengah dan berat. “Itu diharapkan punya antibodi. Nah antibodi itu dimanfaatkan untuk plasma,” katanya.
Bahkan dia menyebut jika 2,1 juta penyintas bersedia donor maka yang diperkirakan memenuhi syarat tidak sampai 5%. Sehingga suplainya memang akan sulit.
“Jadi secara natural akan terjadi mismatch. Dulu kita sempat antrian terbanyak 1.000 orang tapi sekarang sudah 5.000 orang. Jadi untuk sampai mendapatkan plasma harus nunggu antrian. Ini data seluruh Indonesia,” ujarnya. []
Baca Juga: Plasma Konvalesen Terbukti Efektif, Menko PMK Ajak Mendonor