Dolar Merosot di Tengah Penurunan Imbal Hasil Obligasi Pemerintah AS

Bank sentral AS juga dapat memberi sinyal akan menaikkan suku bunga pada Maret 2022, tepat setelah mengakhiri pelonggaran kuantitatif.
Ilustrasi. (Foto: Tagar/Ist)

Jakarta - Dolar melemah pada akhir perdagangan Rabu,19 Januari 2022 atau Kamis, 20 Januari 2022 pagi, di tengah momentum penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS setelah mencapai nilai tertinggi sekitar dua tahun pada surat utang 2-tahun dan obligasi 10-tahun, tetapi greenback tetap didukung perkiraan kenaikan suku bunga pada Maret 2022.

Pada Rabu, 19 Januari 2022, Imbal hasil obligasi pemerintah AS 109tahun sempat menyentuh tertinggi baru dua tahun di 1,902 persen, tetapi terakhir turun 4 basis poin pada 1,8271 persen.

Imbal hasil obligasi di ekonomi-ekonomi utama lainnya juga naik, diantaranya dengan euro, sterling, dolar Kanada, Australia, dan Selandia Baru, antara lain, menguat versus mata uang AS.

Sementara itu, sterling, naik setelah data menunjukkan inflasi Inggris melonjak 5,4 persen pada Desember, level tertinggi dalam 30 tahun, meningkatkan ekspektasi kenaikan suku bunga. Namun pembicaraan tentang tantangan kepemimpinan Perdana Menteri Boris Johnson telah menahan sterling.

"Bank-bank sentral sekarang mendapatkan bukti bahwa kuartal keempat tidak serta merta memperlambat laju inflasi dan faktanya, tempat-tempat seperti Inggris mengalami angka IHK yang tidak terlihat sejak awal 1990-an," kata Juan Perez, pedagang dan ahli strategi valas senior, di Monex USA di Washington.

"Kami memperkirakan dolar naik dalam jangka pendek, tetapi jangan tidur di mata uang lain karena kenaikan suku bunga Fed menjadi pemikiran setelahnya," tambah, Perez dikutip dari Antara.

The Fed akan bertemu minggu depan dan kemungkinan akan memberikan kejelasan dan rincian tentang akhir pelonggaran kuantitatif, mungkin pada Maret 2022. Bank sentral AS juga dapat memberi sinyal akan menaikkan suku bunga pada Maret 2022, tepat setelah mengakhiri pelonggaran kuantitatif.

Dana Fed berjangka telah sepenuhnya memperkirakan kenaikan suku bunga pada Maret dan semuanya untuk tahun 2022.

Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama saingannya turun 0,2 persen menjadi 95,528 pada perdagangan 19 Januari 2022 sore.

Sementara, Euro yang merupakan komponen terbesar dalam indeks dolar, menguat 0,2 persen pada 1,1348 dolar AS, setelah mencatat penurunan harian tertajam hari sebelumnya dalam sebulan.

Mata uang tunggal Eropa didukung secara keseluruhan setelah imbal hasil obligasi 10-tahun Jerman naik di atas 0,0 persen untuk pertama kalinya sejak 2019 pada Rabu, 19 Januari 2o22 menandai titik balik potensial untuk utang kawasan euro yang selama bertahun-tahun dicirikan oleh imbal hasil negatif.

Imbal hasil 10-tahun Jerman, yang dianggap sebagai patokan untuk seluruh zona euro, naik setinggi 0,025 persen, dan terakhir sedikit berubah hari ini di -0,007 persen.

Sementara itu, euro turun ke level terendah 23-bulan versus sterling setelah data inflasi Inggris yang panas. Euro datar terhadap mata uang Inggris, terakhir di 83,29 pence. Terhadap dolar, pound naik 0,2 persen menjadi 1,3624 dolar AS.

Pound juga didukung oleh lonjakan imbal hasil Inggris, dengan imbal hasil surat utang dua tahun naik menjadi 0,958 persen, level tertinggi sejak Maret 2018.

Dolar Australia naik 0,5 persen menjadi 0,7224 dolar AS. Sementara itu, dolar AS melemah 0,2 persen terhadap mata uang Kanada menjadi 1,2492 dolar Kanada setelah tingkat inflasi tahunan Kanada naik ke level tertinggi 30 tahun di 4,8 persen pada Desember 2021 lalu. []


Baca Juga

Ternyata Ini Arti dari NT dalam Game PUBG, ML & FF

Muncul 20 Detik, Aktor di Squid Game Ini Jadi Viral

5 Fakta Menarik Squid Game, Series Korea Terbaru Netflix

Sinopsis Squid Game, Serial Brutal yang Sedang Naik Daun

Berita terkait
Ragam Faktor yang Melemahkan Nilai Rupiah Terhadap Dolar
Lantas apa saja faktor yang penyebab melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar? Yuk simak penjelasan berikut.
Rupiah Melemah, Dato Sri Tahir Tukarkan Dolar Senilai Rp 2 Triliun
Tahir menyatakan bahwa dolar yang dia tukarkan merupakan milik pribadi, bukan milik perusahaan.
Rupiah Melemah, Pejabat Jangan Beternak Dolar
Rupiah melemah, pejabat jangan beternak dolar. Itu berarti pejabat tidak memiliki kepercayaan pada rupiah.